A. Prospok Bisnis Perkebunan Karet
Bisnis perkebunan karet atau berbisnis di bidang perkebunan karet memang memiliki peluang yang besar. Pasalnya, permintaan karet alam dunia semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan perkembangan bisnis otomotif, peralatan rumah tangga, alat kesehatan, mainan, dan berbagai kebutuhan lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Internasional Rubber Study Group, total konsumsi karet alam dunia pada tahun 2010 mencapai nilai 10,778 juta ton dengan total produksi hanya 10,401 juta ton. Karena itu, terjadi kekurangan pasokan karet alam sebanyak 377 ribu ton.Kurangnya pasokan karet alam dunia yang terjadi dalam tiga tahun terakhir, membuka peluang usaha untuk berkebun karet. Terlebih, Indonesia memiliki kesesuaian iklim dan lokasi untuk bertanam karet. Hingga tahun 2011, Indonesia menduduki peringkat pertama dunia sebagai negara yang memiliki lahan karet terluas dengan total luas tanam karet mencapai 3,45 juta hektare. Selain kesesuaian lahan, indikator penting yang menunjukkan tingginya peluang usaha karet adalah harga karet alam yang diperkirakan tetap tinggi antara U$4—U$4,5 per kilogram.
Kebijakan Pengembangan Agrobisnis Karet
Dalam upaya meningkatkan produktivitas karet Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan pengembangan agrobisnis karet, baik di bidang on farm maupun off farm. Kebijakan tersebut di antaranya penggunaan klon karet unggul, peningkatan intensifikasi dan pemeliharaan, percepatan peremajaan karet tua, diversifikasi usaha tani dan pola tanam, peningkatan efisiensi, pencanangan Gerakan Nasional Bokar Bersih, serta menyebarluaskan harga olahan karet terbaru dalam rangka transparasi harga.
B. Persiapan Lahan Berkebun Karet
- Pastikan lahan yang akan digunakan memenuhi persyaratan tumbuh karet, seperti ketinggian lahan 0—400 m dpl, suhu udara 25—30°C, curah hujan tinggi (2.000—2.500 mm/tahun), pH tanah 5—6, dan panjang hari minimum 5—6 jam/hari. Selain itu, usahakan lahan memiliki kontur datar untuk memudahkan pemeliharaan, penyadapan, dan pengangkutan lateks.
- Bersihkan lahan dari gulma dan semak-belukar secara manual atau menggunakan herbisida 1—2 bulan sebelum penanaman.
- Lakukan pengolahan lahan menggunakan cangkul atau traktor untuk membongkar tanah dan membersihkan perakaran ilalang.
- Buat teras dengan lebar minimum 3 m, jika lahan memiliki kontur yang tidak rata dengan kemiringan lebih dari 10°.
- Buat jalan utama, jalan antarblok, jalan kontrol, dan jalan pengangkutan lateks untuk memudahkan pemeliharaan dan penyadapan.
- Tentukan jarak tanam yang sesuai. Jika penanaman dilakukan secara monokultur, jarak tanam yang digunakan idealnya 3 x 7 m. Sementara itu, pada pola tanam tumpang sari, jarak tanam dapat disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan.
- Setelah diketahui titik tanamnya, buat lubang tanam dengan ukuan 60 x 60 x 60 cm minimum dua minggu sebelum penanaman. Caranya, cangkul tanah hingga ukuran yang diinginkan. Pisahkan tanah bagian bawah (subsoil) dengan tanah bagian atas (topsoil).
C. Persiapan Bibit Karet Klon Unggul
- Pastikan bibit karet berasal dari instansi pemerintah seperti Pusat Penelitian Karet dan perusahaan swasta yang telah memiliki sertifikasi.
- Selain menggunakan bibit siap tanam, bibit dapat dibuat sendiri dengan cara mengokulasikan batang bawah dan batang atas. Klon unggul untuk batang bawah di antaranya GT 1, AVROS 2037, RRIC 100, dan PB 260. Sementara itu, klon unggul untuk batang atas dapat dibedakan berdasarkan tujuan penanaman.
Tujuan Penanaman |
Klon
|
Penghasil lateks | BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, dan PB 260 |
Penghasil lateks-kayu | BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, dan IRR 118 |
Penghasil kayu | IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119, IRR 141, IRR 144, IRR 208, IRR 211, dan IRR 220 |
D. Penanaman Bibit Karet Secara Benar
- Pastikan waktu tanam karet dilakukan pada awal musim hujan dan berakhir sebelum musim kemarau.
- Pastikan bibit yang ditanam memenuhi kriteria. Jika bahan tanam berupa stum mata tidur, pastikan mata okulasi harus sudah membengkak. Sementara itu, jika bahan tanam berupa bibit yang sudah ditumbuhkan dalam polibag, maka bibit maksimum memiliki dua payung daun tua.
- Lakukan penanaman dengan cara memasukkan bibit tepat di bagian tengah lubang tanam. Jika bahan tanam berupa stum mata tidur, seragamkan arah tanam menghadap gawangan. Sementara itu, jika bahan tanam berupa bibit dalam polibag, pastikan arah okulasi menghadap timur.
- Timbun bibit menggunakan tanah bagian bawah (subsoil), selanjutnya dengan tanah bagian atas (topsoil). Padatkan tanah agar tidak ada rongga udara di dalam lubang tanam.
- Jika memungkinkan, tanami daerah sekitar piringan tegakan karet dengan tanaman penutup (land cover crop) berupa tanaman kacang-kacangan.
E. Pemeliharaan Tanaman Karet Sesuai Prosedur
- Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati atau rusak di kebun hingga tanaman berumur 1—2 tahun. Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Bibit sulaman yang digunakan harus memiliki umur dan ukuran yang seragam.
- Buang tunas cabang yang tumbuh di batang utama pada ketinggian 2,75—3 m di atas permukaan tanah.
- Kendalikan gulma dengan cara melakukan penyiangan secara teratur agar pertumbuhan karet tetap optimal. Penyiangan dapat dilakukan secara manual atau kimiawi. Cara manual dapat menggunakan cangkul atau parang. Sementara itu, cara kimiawi biasanya menggunakan herbisida dengan dosis sesuai yang tertera di dalam kemasan.
- Kendalikan hama dan penyakit yang menyerang dengan cara melakukan sanitasi lahan, memberantas hama secara manual, membongkar tanaman yang terserang berat atau mati, menggunakan pestisida tepat sasaran, dan menggunakan desinfektan pada pisau sadap.
- Lakukan pemupukan setiap enam bulan sekali. Aplikasi pemupukan dilakukan dengan cara menggali tanah di sekitar titik tanam dengan radius sekitar 100 cm. Berikut patokan dosis pemupukan untuk tanaman karet.
Umur tanaman |
Urea
(gram/pohon/tahun) |
SP-36
(gram/pohon/tahun) |
KCl
(gram/pohon/tahun) |
1 tahun |
250
|
150
|
100
|
2 tahun |
250
|
250
|
200
|
3 tahun |
250
|
250
|
200
|
4 tahun |
300
|
250
|
200
|
5 tahun |
300
|
250
|
200
|
6-15 tahun |
350
|
260
|
300
|
16-25 tahun |
300
|
190
|
250
|
Di atas 25 tahun |
200
|
-
|
150
|
F. Melakukan Penyadapan Karet Sesuai Jadwal
- Siapkan alat panen berupa mangkuk lateks, cincin mangkuk, tali cincin, talang lateks, pisau sadap, pisau pengeruk kulit, pisau mal, meteran, pengukur ketebalan kulit, pengukur sudut sadapan, dan mal sadap.
- Tentukan tanaman matang sadap dengan cara menghitung umur tanaman dan pengukuran lilit batang. Biasanya, tanaman siap disadap pada saat berumur 5—6 tahun dengan lilit batang sudah mencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang diukur pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi.
- Tentukan frekuensi penyadapan. Misalnya, penyadapan dengan rumus ½ s, d/2, 9m/12 artinya penyadapan dilakukan dengan panjang irisan ½ spiral (½ s), setiap dua hari sekali selama 9 bulan dalam satu tahun.
- Pastikan penyadapan dilakukan pada pukul 05.00—07.30 pagi agar getah yang dihasilkan maksimal.
- Buat irisan sadap dengan ketebalan 1,5—2 mm dan kedalamannya 1—1,5 mm dari lapisan kambium.
- Ambil lateks yang sudah terkumpul di dalam mangkuk pada pukul 08.00—10.00.
G. Mengolah Lateks Sesuai Tujuan Penjualan
Tentukan jenis bokar yang akan dibuat. Berdasarkan proses pengolahannya, bokar terdiri atas empat jenis sebagai berikut.- Lateks kebun berupa getah yang didapat dari penyadapan.
- Sheet angin berupa produk lanjutan lateks kebun yang telah disaring dan digumpalkan menggunakan asam semut.
- Slab tipis berupa bokar yang telah digumpalkan dengan asam semut dan digiling atau ditempa hingga ketebalan 30—40 mm.
- Lump segar berupa gumpalan lateks segar yang terjadi secara alamiah di dalam mangkuk penampung.
Kriteria Bokar Bermutu Tinggi
- Bebas dari kotoran seperti serpihan kayu dan dedaunan.
- Tidak ditambahkan bahan-bahan lain.
- Dibekukan dengan asam semut dengan dosis yang tepat.
- Segera digiling dalam keadaan segar.
- Tidak tercampur dengan gumpalan yang tidak segar.
- Disimpan di tempat yang terbebas dari sinar matahari langsung dan genangan air.
H. Kendala dan Solusi Bisnis Perkebunan Karet
Kendala
|
Solusi
|
Bagi pasar internasional, kualitas karet dari Indonesia masih dianggap rendah | Penyebab rendahnya kualitas karet dapat disebabkan oleh umur tanaman karet yang sudah terlampau tua. Di lain sisi, tanaman peremajaan belum berproduksi. Peningkatan kualitas karet dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu produksi, mutu kemasan, dan mutu pelayanan. Peningkatan mutu yang cukup penting dimulai dari penyadapan hingga pengolahan karet. |
I. Analisis Usaha
a. Asumsi
- Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.
- Reinvestasi dilakukan setiap lima tahun.
- Masa produksi karet selama 20 tahun dan mulai menghasilkan pada tahun ke-4.
- Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 3 x 7 m adalah 500 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% untuk bibit sulam.
- Harga lump karet diasumsikan Rp13.000 per kilogram.
b. Rincian Biaya
Biaya investasi bisnis perkebunan karet
Komponen
|
Harga |
Jumlah
|
Satuan | Tahun ke-1 |
Tahun
ke-5 |
Tahun ke-10 |
Tahun
ke-15 |
Hand sprayer | 350.000 |
2
|
Buah | 700.000 |
700.000
|
700.000 |
700.000
|
Cangkul |
50.000
|
10
|
Buah | 500.000 |
500.000
|
500.000 |
500.000
|
Garpu |
50.000
|
8
|
Buah | 400.000 |
400.000
|
400.000 |
400.000
|
Pompa air dan selang |
1.000.000
|
1
|
Buah | 1.000.000 |
1.000.000
|
1.000.000
|
1.000.000
|
Wheel barrow | 200.000 |
3
|
Buah | 600.000 |
600.000
|
600.000 |
600.000
|
Ember |
25.000
|
10
|
Buah | 250.000 |
250.000
|
250.000 |
250.000
|
Sabit |
20.000
|
5
|
Buah | 100.000 |
100.000
|
100.000 |
100.000
|
Alat dan mangkuk sadap |
1.000.000
|
1
|
Paket | 1.000.000 |
1.000.000
|
1.000.000
|
1.000.000
|
Ajir |
500
|
500
|
Buah | 250.000 |
-
|
-
|
-
|
Biaya investasi | 4.800.000 |
4.550.000
|
4.550.000
|
4.550.000
|
|||
Total biaya investasi |
18.450.000
|
—Biaya variabel bisnis perkebunan karet
Komponen
|
Harga
|
Jumlah
|
Satuan
|
Biaya Input | |||
Bibit karet |
5.000
|
550
|
Bibit
|
Pupuk kandang |
500
|
800
|
Kg
|
Urea |
3.600
|
250
|
Kg
|
SP-36 |
6.000
|
150
|
Kg
|
KCl |
7.500
|
100
|
Kg
|
Pestisida |
75.000
|
2
|
Kg
|
Herbisida |
75.000
|
2
|
Liter
|
Biaya Tenaga kerja | |||
Persiapan lahan |
35.000
|
60
|
HOK
|
Pembuatan lubang tanam |
35.000
|
30
|
HOK
|
Penanaman bibit karet |
35.000
|
25
|
HOK
|
Penyulaman |
35.000
|
5
|
HOK
|
Pemupukan |
35.000
|
25
|
HOK
|
Penyiangan gulma |
35.000
|
36
|
HOK
|
Pemberantasan HPT |
35.000
|
8
|
HOK
|
Pemangkasan |
35.000
|
24
|
HOK
|
Penyadapan |
35.000
|
180
|
HOK
|
Biaya variabel per tahun | |||
Total Biaya Variabel |
Biaya Tahun Ke- (Rp) | |||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6-20
|
2.750.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
400.000
|
400.000
|
400.000
|
400.000
|
400.000
|
6.000.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
13.500.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
900.000
|
13.500.000
|
750.000
|
750.000
|
750.000
|
750.000
|
750.000
|
11.250.000
|
150.000
|
150.000
|
150.000
|
150.000
|
150.000
|
2.250.000
|
150.000
|
150.000
|
150.000
|
150.000
|
150.000
|
2.250.000
|
2.100.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1.050.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
875.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
175.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
875.000
|
875.000
|
875.000
|
875.000
|
875.000
|
13.125.000
|
1.260.000
|
1.260.000
|
1.260.000
|
1.260.000
|
1.260.000
|
18.900.000
|
280.000
|
280.000
|
280.000
|
280.000
|
280.000
|
4.200.000
|
840.000
|
840.000
|
840.000
|
840.000
|
840.000
|
12.600.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6.300.000
|
94.500.000
|
7.455.000
|
6.505.000
|
6.505.000
|
6.505.000
|
6.505.000
|
192.075.000
|
225.550.000 |
= Rp18.450.000 + Rp225.550.000
= Rp244.000.000
b. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Perkebunan Karet
1. Pendapatan
Tahun
|
Jumlah Panen (kg)
|
Harga (Rp) |
Pendapatan
(Rp) |
Pengeluaran
(Rp) |
Keuntungan
(Rp) |
1
|
0
|
13.000 |
0
|
12.255.000
|
-12.255.000
|
2
|
0
|
13.000 |
0
|
6.505.000
|
-6.505.000
|
3
|
0
|
13.000 |
0
|
6.505.000
|
-6.505.000
|
4
|
0
|
13.000 |
0
|
6.505.000
|
-6.505.000
|
5
|
2.000
|
13.000 |
26.000.000
|
11.055.000
|
14.945.000
|
6
|
2.500
|
13.000 |
32.500.000
|
12.805.000
|
19.695.000
|
7
|
3.000
|
13.000 |
39.000.000
|
12.805.000
|
26.195.000
|
8
|
3.500
|
13.000 |
45.500.000
|
12.805.000
|
32.695.000
|
9
|
4.000
|
13.000 |
52.000.000
|
12.805.000
|
39.195.000
|
10
|
4.400
|
13.000 |
57.200.000
|
17.355.000
|
39.845.000
|
11
|
4.400
|
13.000 |
57.200.000
|
12.805.000
|
44.395.000
|
12
|
4.400
|
13.000 |
57.200.000
|
12.805.000
|
44.395.000
|
13
|
4.400
|
13.000 |
57.200.000
|
12.805.000
|
44.395.000
|
14
|
4.400
|
13.000 |
57.200.000
|
12.805.000
|
44.395.000
|
15
|
4.400
|
13.000 |
57.200.000
|
17.355.000
|
39.845.000
|
16
|
4.000
|
13.000 |
52.000.000
|
12.805.000
|
39.195.000
|
17
|
4.000
|
13.000 |
52.000.000
|
12.805.000
|
39.195.000
|
18
|
4.000
|
13.000 |
52.000.000
|
12.805.000
|
39.195.000
|
19
|
4.000
|
13.000 |
52.000.000
|
12.805.000
|
39.195.000
|
20
|
4.000
|
13.000 |
67.000.000
|
12.805.000
|
54.195.000
|
813.200.000
|
244.000.000
|
569.200.000
|
2. Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan – total biaya= Rp813.200.000 – Rp244.000.000
= Rp569.200.000
c. Kelayakan Usaha Bisnis Perkebunan Karet
1. Rasio R/C
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional= Rp813.200.000 : Rp244.000.000
= 3,33
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 3,33 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp3,33.
Bagaiman menurut Anda tentang bisnis perkebunan karet? Jika tertarik, silakan dihitung kembali dengan membandingkan tingkat implasi pada setiap tahunnya. Untuk bisnis perkebunan lainnya, dapat ditemukan, misalnya Bisnis Kayu Jati, Bisnis Kayu Sengon, Bisnis Kayu Jabon, dan lain-lain.
EmoticonEmoticon