A. Prospek Agrobisnis Mentimun
Mentimun merupakan salah satu jenis hortikultura yang memiliki banyak kegunaan dan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Selain dijadikan sayuran dan bahan baku asinan, buah yang memiliki kandungan air tinggi ini juga digunakan sebagai penyegar serta bahan baku industri farmasi dan kosmetika. Karena itu, mentimun memiliki prospek yang cukup besar untuk dibudidayakan.
Pasar ekspor mentimun segar dan produk asinan mentimun pun telah berkembang. Beberapa negara yang potensial untuk dijadikan sasaran ekspor di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Hongkong, Taiwan, Pakistan, Prancis, Inggris, Belanda, Arab Saudi, dan Brunei Darussalam. Asinan mentimun dapat diekspor dalam bentuk setengah jadi atau sudah dikemas.
Pasar ekspor mentimun segar dan produk asinan mentimun pun telah berkembang. Beberapa negara yang potensial untuk dijadikan sasaran ekspor di antaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Hongkong, Taiwan, Pakistan, Prancis, Inggris, Belanda, Arab Saudi, dan Brunei Darussalam. Asinan mentimun dapat diekspor dalam bentuk setengah jadi atau sudah dikemas.
B. Persiapan Perlengkapan
- Siapkan benih mentimun bersertifikat sebanyak 500 gram untuk luas lahan 5.000 m².
- Siapkan pupuk kandang sebanyak 5 ton dan kapur pertanian 1 ton untuk luas lahan 5.000 m².
- Siapkan pupuk urea 150 kg, SP-36 100 kg, KCl 100 kg, dan ZA 50 kg untuk luas lahan 5.000 m². Sementara itu, untuk pupuk susulan, siapkan pupuk NPK sebanyak 90 kg.
- Siapkan alat pertanian seperti cangkul, garu, kored, ember, dan gembor.
- Siapkan alat panen berupa keranjang panen, timbangan, pisau, dan tali rafia.
C. Penyemaian Benih
- Lakukan penyemaian benih mentimun dua minggu sebelum penanaman di lahan.
- Rendam benih dalam air hangat selama 6 jam untuk memecah dormansi benih. Setelah itu, tiriskan benih dan bungkus menggunakan kain lembap. Diamkan selama 12 jam dalam kondisi lingkungan yang hangat.
- Sambil menunggu benih siap semai, siapkan media tanah yang subur, lalu campurkan tanah tersebut dengan pupuk kandang dengan perbandingan antara tanah dan pupuk kandang sebanyak 2 : 1.
- Masukkan media semai tersebut ke dalam polibag, tray, gelas plastik, atau kantong plastik berlubang.
- Tanam benih ke dalam media semai. Caranya, tancapkan benih ke media dengan sudut kemiringan 45o dengan bagian ujung benih yang lancip menghadap ke bawah.
- Siram permukaan media yang telah ditanami benih menggunakan hand sprayer.
- Tutup permukaan media menggunakan daun pisang, karung, atau plastik hitam selama dua hari untuk menjaga kelembapan hingga benih berkecambah.
- Setelah penutup dibuka, siram media secara rutin agar bibit tumbuh dengan optimal.
- Segera cabut dan pisahkan bibit yang mengalami penyakit rebah semai (dumping off) agar tidak menular ke bibit lain. Jika serangan cukup parah, lakukan penyemprotan menggunakan Benlate atau Delsene dengan dosis setengah dari yang dianjurkan di dalam kemasan.
- Panen bibit siap tanam setelah berumur 12 hari. Cirinya, bibit sudah memiliki dua helai daun.
- Pilih bibit yang sehat dan tumbuh normal untuk dipindahkan ke lahan.
D. Persiapan Lahan
- Pilih lahan dengan tipe tanah yang baik untuk budi daya seperti lempung—lempung berpasir, gembur, subur, dan mengandung banyak bahan organik. Hindari penggunaan lahan bekas budi daya mentimun, melon, semangka, dan waluh yang sudah terserang hama dan penyakit.
- Pilih lahan dengan ketinggian 100—900 meter dpl.
- Bersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya.
- Apabila pH tanah kurang dari 5,5, taburkan kapur pertanian dengan dosis minimum 1 ton untuk 5.000 m².
- Cangkul atau bajak lahan yang bertujuan untuk menggemburkan dan membalikkan tanah.
- Buat bedengan dengan tinggi 15—20 cm, lebar 110 cm, dan panjang sesuai kondisi lahan. Pisahkan setiap bedengan dengan membuat saluran selokan berukuran 50 cm.
- Taburkan pupuk kandang secukupnya di atas bedengan. Aduk hingga rata.
- Campurkan pupuk urea, SP-36, dan KCl sesuai dosisnya. Taburkan pupuk di sisi kiri dan kanan bedengan sebelum tanam.
- Cangkul selokan yang berada di sisi kiri dan kanan bedengan sehingga tinggi bedengan menjadi 30—40 cm. Setelah itu, ratakan tanah di bedengan menggunakan cangkul atau bambu yang ditarik secara melintang.
- Buat lubang tanam dengan cara menugal menggunakan batang kayu berdiameter 6—10 cm. Jarak tanam antar baris yang digunakan sebesar 60—70 cm. Sementara itu, untuk jarak dalam baris sekitar 50—60 cm. Artinya, jumlah populasi tanaman sebanyak 16.000—17.000 bibit.
- Lakukan pengairan dengan sistem penggenangan selokan (leb) untuk melembapkan tanah sebelum proses penanaman.
- Untuk menghindari genangan air pada musim hujan, pastikan drainase terjaga dengan baik dan buat bedengan lebih tinggi dari sebelumnya. Sementara itu, pastikan irigasi sempurna untuk mengairi lahan pada musim kemarau.
E. Penanaman dan Pemeliharaan
- Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
- Buka polibag secara perlahan agar media tanam tidak rusak atau pecah. Jika pecah, bibit mentimun berisiko menjadi stres.
- Masukkan bibit ke dalam lubang tanam. Usahakan tidak ada rongga antara ujung perakaran dengan permukaan tanah di dalam lubang tanam. Padatkan tanah di sekitar bibit. Bagian daun sebaiknya tidak menyentuh tanah untuk meminimalisasi serangan hama dan penyakit.
- Siram bibit secara teratur agar bibit cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.
- Lakukan pengamatan saat tanaman berumur 7 HST (hari setelah tanam). Jika ada bibit yang mati, segera lakukan penyulaman bibit.
- Pasang ajir pada saat tanaman berumur 3—7 HST untuk memudahkan proses rambat tanaman. Pasalnya, tanaman yang merambat di permukaan tanah akan mudah terserang hama dan penyakit sehingga keadaaan fisik buahnya pun tidak mulus dan belang.
- Siapkan ajir dengan panjang 2,25—2,5 meter. Tancapkan ajir dengan posisi miring ke dalam. Kedua ajir yang saling berhadapan akan membentuk huruf “x” jika digabungkan. Di titik persilangan, sebaiknya diberi tambahan bambu yang ditempatkan membujur sesuai dengan panjang bedengan. Setelah itu, ikat menggunakan tali rafia tepat di titik persilangan ajir agar lebih kokoh.
- Agar tanaman dapat merambat di ajir, ikat tanaman menggunakan tali rafia.
- Lakukan pewiwilan pucuk di cabang yang kurang produktif.
- Pada umur 15—20 HST, tambahkan pupuk susulan berupa pupuk kocoran NPK dengan dosis 5 g/liter air dan volume untuk masing-masing tanaman sebanyak 200 ml larutan.
- Jika pertumbuhan tanaman kurang sempurna, tambahkan pupuk daun mikro dan pupuk urea dengan dosis 100 kg untuk satu hektare.
F. Panen dan Pascapanen
- Lakukan panen pertama pada saat tanaman berumur 32—35 HST. Selanjutnya, karena perkembangan buah mentimun relatif cepat, lakukan pemanenan buah setiap hari.
- Panen buah mentimun biasanya menyesuaikan dengan kriteria ukuran yang diinginkan pasar. Ada dua kriteria mentimun sayur yang banyak diminati konsumen, mentimun acar dan mentimun besar.
- Mentimun acar berbentuk lurus, segar, kulit mulus, dan memiliki panjang buah 10—15 cm.
- Mentimun besar berbentuk lurus, segar, kulit mulus, dan panjang buah 15—20 cm. - Kumpulkan mentimun hasil panen di tempat terlindungi dari sinar matahari.
- Lakukan sortasi berdasarkan ukuran buah. Caranya, pisahkan mentimun acar dan mentimun besar. Selain itu, pisahkan buah dengan kriteria di luar kedua grade tersebut, seperti bengkok, kulit tidak mulus, tetapi performa buah segar.
- Susun masing-masing buah yang telah dipisahkan ke dalam boks plastik atau karung. Usahakan susunan buah teratur agar buah tidak mengalami kerusakan saat distribusi.
G. Kendala dan Solusi
Kendala
|
Solusi
|
Kurangnya ketersediaan air
|
Sebelum menanam, pastikan lahan memiliki sumber air yang cukup. Jika terpaksa, buat saluran irigasi baru untuk mengalirkan air ke lahan. |
Kerusakan saat panen dan pascapanen |
|
H. Analisis Usaha
a. Asumsi
- Lahan yang digunakan seluas 5.000 m² dengan sistem sewa Rp350.000/bulan.
- Periode perhitungan analisis usaha dilakukan setiap empat bulan.
- Panen mentimum dibagi menjadi tiga grade, yaitu mentimun besar, mentimun acar, dan mentimun di luar grade. Hasil panen mentimun setiap grade sebanyak 7.500 kg mentimun besar dijual dengan harga Rp1.600/kg, 10.000 kg mentium acar dijual dengan harga Rp900/kg, dan 2.500 kg mentimun diluar grade dijual dengan harga Rp500/kg.
b. Perhitungan Biaya
— Biaya Investasi
— Biaya Tetap
— Biaya Variabel
Keterangan : HKW = Hari Kerja Wanita (6 jam sehari)
HKP = Hari Kerja Pria (8 jam sehari)
— Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional = Total biaya tetap + total biaya variabel
= Rp1.565.208+ Rp10.070.000
= Rp11.635.208
Komponen
|
Satuan
|
Harga(Rp) | Jumlah (Rp) |
Alat pertanian |
2 set
|
200.000
|
400.000
|
Ember plastik |
5 buah
|
20.000
|
100.000
|
Timbangan |
2 buah
|
80.000
|
160.000
|
Boks panen |
5 buah
|
100.000
|
500.000
|
Gembor |
5 buah
|
75.000
|
375.000
|
Sprayer |
1 buah
|
350.000
|
350.000
|
Total Biaya Investasi |
1.885.000
|
— Biaya Tetap
Uraian
|
Masa Pakai
|
Harga (Rp)
|
Penyusutan
(Rp)
|
Total Biaya (Rp)
|
Sewa lahan 5.000 m2 |
4 bulan
|
350.000
|
1.400.000
|
|
Penyusutan alat pertanian
|
48 bulan
|
400.000
|
4/48 x 400.000
|
33.333
|
Penyusutan ember plastik
|
32 bulan
|
100.000
|
4/32 x 100.000
|
12.500
|
Penyusutan timbangan |
48 bulan
|
160.000
|
4/48 x 100.000
|
13.333
|
Penyusutan boks panen |
48 bulan
|
500.000
|
4/48 x 70.000
|
41.667
|
Penyusutan gembor |
32 bulan
|
375.000
|
4/32 x 150.000
|
46.875
|
Penyusutan sprayer |
80 bulan
|
350.000
|
4/80 x 350.000
|
17.500
|
Total Biaya Tetap |
1.565.208
|
— Biaya Variabel
Uraian
|
Satuan
|
Harga(Rp)
|
Total Biaya (Rp)
|
Benih | 500 g |
1.300
|
650.000
|
Pupuk kandang | 2.500 kg |
300
|
750.000
|
Pupuk urea | 150 kg |
1.400
|
210.000
|
Pupuk SP-36 | 100 kg |
1.900
|
190.000
|
PupukZA | 50 kg |
1.200
|
60.000
|
PupukKCl | 100 kg |
1.800
|
180.000
|
Pupuk susulan NPK mutiara | 80 kg |
8.000
|
640.000
|
Kapur pertanian | 1.000 kg |
300
|
300.000
|
Insektisida | 3 liter |
150.000
|
450.000
|
Fungisida | 4 liter |
70.000
|
280.000
|
Tali rafia | 5 rol |
5.000
|
25.000
|
Ajir |
10.000 batang
|
150
|
1.500.000
|
Tenaga kerja persemaian | 25 HKW |
15.000
|
375.000
|
Tenaga kerja pengolahan lahan | 60 HKP |
20.000
|
1.200.000
|
Tenaga kerja penanaman | 20 HKW |
15.000
|
300.000
|
Tenaga kerja pemeliharaan | 55 HKP |
20.000
|
1.100.000
|
Tenaga kerja pemeliharaan | 60 HKW |
15.000
|
900.000
|
Tenaga kerja panen dan pascapanen | 64 HKW |
15.000
|
960.000
|
Total Biaya Tidak Tetap |
10.070.000
|
Keterangan : HKW = Hari Kerja Wanita (6 jam sehari)
HKP = Hari Kerja Pria (8 jam sehari)
— Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional = Total biaya tetap + total biaya variabel
= Rp1.565.208+ Rp10.070.000
= Rp11.635.208
c. Pendapatan dan Keuntungan
— Pendapatan per Periode
Pendapatan = Jumlah mentimun terjual x harga mentimun
Pendapatan mentimun besar = 7.500 kg x Rp1.600/kg = Rp12.000.000
Pendapatan mentimun acar = 10.000 kg x Rp900/kg = Rp9.000.000
Pendapatan mentimun di luar grade = 2.500 kg x Rp500/kg = Rp1.250.000
Total Pendapatan = Rp22.250.000
— Keuntungan per Periode
Keuntungan = Pendapatan – Total biaya operasional
= Rp22.250.000 – Rp11.635.208
= Rp10.614.792
Pendapatan = Jumlah mentimun terjual x harga mentimun
Pendapatan mentimun besar = 7.500 kg x Rp1.600/kg = Rp12.000.000
Pendapatan mentimun acar = 10.000 kg x Rp900/kg = Rp9.000.000
Pendapatan mentimun di luar grade = 2.500 kg x Rp500/kg = Rp1.250.000
Total Pendapatan = Rp22.250.000
— Keuntungan per Periode
Keuntungan = Pendapatan – Total biaya operasional
= Rp22.250.000 – Rp11.635.208
= Rp10.614.792
d. Kelayakan Usaha
— R/C Rasio
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasioanal
= Rp22.250.000 : Rp11.635.208
= 1,91
R/C lebih dari satu artinya usaha budi daya mentimun layak dijalankan. R/C 1,91 artinya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp1,91.
— Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp1.885.000 : Rp10.614.792) x 1 bulan
= 0,18 bulan
Artinya, titik balik modal usaha budi daya mentimum dapat dicapai kurang dari satu bulan (0,18 bulan).
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasioanal
= Rp22.250.000 : Rp11.635.208
= 1,91
R/C lebih dari satu artinya usaha budi daya mentimun layak dijalankan. R/C 1,91 artinya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp1,91.
— Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp1.885.000 : Rp10.614.792) x 1 bulan
= 0,18 bulan
Artinya, titik balik modal usaha budi daya mentimum dapat dicapai kurang dari satu bulan (0,18 bulan).
1 komentar so far
Biaya tenaga kerjanya terlalu murah boss, ditempatku 100.000,-
EmoticonEmoticon