Buah merupakan produk utama yang dihasilkan tanaman mangga. Produktivitas buah yang tinggi dengan kualitas baik akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi mereka yang berbisnis buah mangga. Mangga termasuk tanaman tahunan yang biasanya berbuah sekali dalam setahun. Munculnya bunga atau buah tanaman mangga dapat diatur atau dipercepat dengan memberikan perlakuan khusus terhadap tanaman mangga.
Perlakuan khusus tersebut dapat dilakukan baik untuk mangga yang ditanam di kebun maupun mangga yang ditanam di dalam pot. Perlakuan ini bertujuan untuk merangsang pembentukan bunga dan buah yang dilakukan terhadap tanaman yang telah memasuki fase produktif, sekitar umur 1,5—3 tahun. Berikut beberapa perlakuan khusus yang biasa dilakukan untuk merangsang pembentukan bunga dan buah mangga.
Sinar matahari yang cukup juga membantu daun dalam menghasilkan karbohidrat yang optimal—yang akan digunakan sebagai cadangan makanan. Pemangkasan dilakukan dengan membuang cabang yang tumbuh tegak. Cabang yang tumbuh tegak biasanya tidak mampu menghasilkan bunga dibandingkan dengan cabang yang datar.
Pemangkasan juga dilakukan dengan membuang cabang yang rusak, terkena penyakit dan lemah, serta ranting-ranting yang bersilangan dan tumbuh terlalu rapat. Pemangkasan tunas muda juga dapat merangsang pembuahan. Cara ini cocok untuk mangga yang ditanam dalam pot, tetapi kurang efektif bila dilakukan terhadap mangga yang berukuran besar karena membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak.
Kadar karbohidrat yang telah mencapai titik jenuh di bagian daun ditambah rasio nitrogen dan karbohidrat 2 : 3 dan hormon auksin yang diproduksi di bagian pucuk tanaman akan merangsang pembentukan bunga. Pelukaan di batang ini terbukti efektif mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman. Pelukaan biasanya dilakukan dengan mengupas kulit batang sampai kambiumnya hilang selebar 10—20 cm.
Pelukaan batang juga dapat dilakukan dengan mencacah atau membacok batang dengan cara memukul batang menggunakan pisau atau parang yang tajam. Pelukaan ini banyak dilakukan terhadap tanaman mangga, karena batangnya yang keras tahan terhadap luka kulit. Pencincinan (ringing) merupakan salah satu cara pelukaan batang dengan mengelupas kulit batang secara melingkar selebar 10 cm.
Pencincinan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan hanya mencacah atau membacok tanaman. Jika pengelupasan kulit tidak dilakukan dengan hati-hati dapat merusak bagian kambium tanaman yang akhirnya akan menyebabkan tanaman mati. Pencacahan atau pencincinan batang kurang disarankan, karena dapat mendatangkan penyakit di bagian batang yang dilukai.
Cabang yang mendatar membutuhkan tekanan agar unsur hara dapat mengalir, bila tidak aliran unsur hara akan terhenti. Teknik pelengkungan batang dilakukan dengan cara menarik cabang yang akan dilengkungkan ke arah tanah hingga merunduk. Ujung cabang ditahan menggunakan tali yang diikatkan ke patok yang ditancapkan di tanah agar cabang tidak kembali ke bentuk semula.
Pencekikan dilakukan dengan melilitkan batang primer atau batang sekunder menggunakan kawat. Pencekikan dengan kawat lebih baik karena lebih kencang sehingga pendistribusian hasil fotosintesis benar-benar terhambat. Batang yang dililit kawat akan semakin tercekik saat batang tanaman tumbuh membesar. Bunga akan muncul setelah dilakukan pencekikan selama 1—2 bulan. Lilitan dilepaskan setelah bakal buah mulai muncul. Pencekikan atau pelilitan ini cocok untuk merangsang pembungaan dan pembuahan mangga yang ditanam di pot.
Air cucian ikan dan binatang laut yang kayak protein juga dapat disiramkan ke tanaman. Tepung darah atau tepung tulang diberikan setelah tanaman diberi pupuk kandang dengan menambahkan humus atau organic soil treatment (OST). Tepung darah atau tepung tulang diberikan setiap tiga bulan sekali, sebanyak 2—3 genggam/tanaman. Minyak ikan dapat ditambahkan setiap dua minggu sekali dengan komposisi 10 liter air untuk 1 tutup botol minyak ikan. Minyak ikan diberikan dengan cara disiramkan ke tanaman sebanyak 2—3 gayung per tanaman.
Berikut beberapa komposisi dosis pemupukan yang digunakan untuk merangsang pembungaan.
1. Pupuk majemuk NPK diberikan sebanyak 50 gram/pot. Pupuk daun dengan dosis 1 cc/2 liter air diberikan setelah 3—4 hari pemupukan pertama.
2. Pupuk tunggal dengan komposisi ¼ bagian N, ½ bagian P2O5, dan ¼ bagian K2O diberikan sebanyak 1,5 kg dengan menaburkannya di sekeliling tanaman, lalu disiram. Zat perangsang tumbuh seperti Giberelin, Dekamon, dan Golstar diberikan tiga minggu setelah pemupukan pertama. Tanaman kembali dipupuk menggunakan SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 250 gram setelah bunga muncul dan bila sudah ada buah yang matang.
Pemberian paklobutrazol efektif untuk tanaman mangga, karena mangga termasuk tanaman terminal atau yang berbunga di ujung. Pemberian paklobutrazol untuk tanaman mangga yang sehat dapat menghambat pertumbuhan daun dan melumpuhkan titik tumbuh. Fotosintesis tetap berlangsung tetapi dengan rasio C/N yang lebih tinggi di bagian tajuk. Hal ini mengakibatkan pada saat titik tumbuh pulih, bukan daun baru yang keluar, melainkan bunga.
Paklobutrazol menghambat pertumbuhan sel meristem dan merangsang pembentukan bunga melalui dua cara. Pertama, dengan mengubah keseimbangan hormon yang menginduksi etilen untuk merangsang pembungaan. Kedua, dengan menekan laju pertumbuhan sehingga mengurangi akumulasi nitrogen. Pengaturan waktu pemberian paklobutrazol yang tepat dapat mengatur waktu panen mangga. Paklobutrazol diberikan dengan menyiramkannya di sekitar pangkal batang dengan dosis 5—10 ml yang dilarutkan dalam 10 liter air. Hal ini yang dilakukan salah seorang pengelola kebun di Majalengka untuk mengatur waktu panen mangganya.
Zat pengatur tumbuh lainnya yang dapat digunakan untuk merangsang pembuahan adalah cultar dan dekamon. Cultar berkhasiat untuk meningkatkan jumlah ranting produktif serta mempercepat dan merangsang pembentukan bunga. Sementara itu, dekamon berkhasiat untuk merangsang tumbuhnya tunas baru, mencegah bunga dan buah yang rontok, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas buah. Pemberian ZPT untuk tanaman mangga dapat menghasilkan buah berukuran besar, lebat, dan dengan rasa yang manis.
Pemberian ZPT harus dibarengi dengan pemupukan dan penyiraman yang teratur. Pemupukan dilakukan dengan memberikan fosfor dosis tinggi. Penyiraman diberikan secara rutin sebanyak 3—5 liter/hari. Penyiraman ditingkatkan menjadi 10—15 liter/hari bila telah muncul bunga. Dosis ZPT yang diberikan tidak boleh berlebihan karena dapat menghambat fungsi hormon tersebut. Waktu pemberian ZPT yang efektif adalah pada saat tanaman sudah memasuki masa produktif. Untuk mangga yang ditanam dalam pot, pemberian ZPT dilakukan setahun sekali, yakni setiap 3—4 bulan sebelum pembungaan.
Serapan unsur N yang berkurang akan merangsang per-tumbuhan bunga, karena ratio C/N meningkat. Perlakuan stres air dilakukan dengan menghentikan pemberian air selama beberapa waktu tertentu hingga bunga muncul. Perlakuan ini akan mengakibatkan tanaman layu sehingga pertumbuhan daun terhambat. Penyiraman kembali dilakukan secara rutin setelah bunga muncul dengan dibarengi pemupukan yang tepat.
Perlakuan khusus tersebut dapat dilakukan baik untuk mangga yang ditanam di kebun maupun mangga yang ditanam di dalam pot. Perlakuan ini bertujuan untuk merangsang pembentukan bunga dan buah yang dilakukan terhadap tanaman yang telah memasuki fase produktif, sekitar umur 1,5—3 tahun. Berikut beberapa perlakuan khusus yang biasa dilakukan untuk merangsang pembentukan bunga dan buah mangga.
A. Pemangkasan
Pemangkasan yang teratur terhadap tanaman mangga dapat merangsang pembentukan dan pertumbuhan buah. Pembuangan cabang dan ranting yang tidak produktif akan mengefisienkan penggunaan energi hasil fotosintesis, sehingga kandungan karbohidrat dalam tanaman yang dibutuhkan untuk pembentukan buah meningkat. Pemangkasan tanaman yang terlalu rimbun dapat membantu meratakan penyebaran sinar matahari.Sinar matahari yang cukup juga membantu daun dalam menghasilkan karbohidrat yang optimal—yang akan digunakan sebagai cadangan makanan. Pemangkasan dilakukan dengan membuang cabang yang tumbuh tegak. Cabang yang tumbuh tegak biasanya tidak mampu menghasilkan bunga dibandingkan dengan cabang yang datar.
Pemangkasan juga dilakukan dengan membuang cabang yang rusak, terkena penyakit dan lemah, serta ranting-ranting yang bersilangan dan tumbuh terlalu rapat. Pemangkasan tunas muda juga dapat merangsang pembuahan. Cara ini cocok untuk mangga yang ditanam dalam pot, tetapi kurang efektif bila dilakukan terhadap mangga yang berukuran besar karena membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak.
B. Pelukaan Batang
Pelukaan batang merupakan perlakuan fisik yang banyak dilakukan untuk merangsang pembentukan buah. Pelukaan bertujuan untuk menghambat distribusi hasil fotosintesis berupa karbohidrat dari daun ke akar, sehingga karbohidrat menumpuk di bagian daun dan cabang.Kadar karbohidrat yang telah mencapai titik jenuh di bagian daun ditambah rasio nitrogen dan karbohidrat 2 : 3 dan hormon auksin yang diproduksi di bagian pucuk tanaman akan merangsang pembentukan bunga. Pelukaan di batang ini terbukti efektif mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman. Pelukaan biasanya dilakukan dengan mengupas kulit batang sampai kambiumnya hilang selebar 10—20 cm.
Pelukaan batang juga dapat dilakukan dengan mencacah atau membacok batang dengan cara memukul batang menggunakan pisau atau parang yang tajam. Pelukaan ini banyak dilakukan terhadap tanaman mangga, karena batangnya yang keras tahan terhadap luka kulit. Pencincinan (ringing) merupakan salah satu cara pelukaan batang dengan mengelupas kulit batang secara melingkar selebar 10 cm.
Pencincinan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan hanya mencacah atau membacok tanaman. Jika pengelupasan kulit tidak dilakukan dengan hati-hati dapat merusak bagian kambium tanaman yang akhirnya akan menyebabkan tanaman mati. Pencacahan atau pencincinan batang kurang disarankan, karena dapat mendatangkan penyakit di bagian batang yang dilukai.
C. Pelengkungan Batang
Pelengkungan batang bertujuan untuk menghambat per-tumbuhan vegetatif dan mendorong pertumbuhan generatif tanaman mangga. Pelengkungan batang dilaku-kan dengan mendatarkan cabang. Hal ini dikarenakan pada kondisi cabang yang mendatar, aliran unsur hara dan air berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan cabang yang tumbuh dengan posisi menurun.Cabang yang mendatar membutuhkan tekanan agar unsur hara dapat mengalir, bila tidak aliran unsur hara akan terhenti. Teknik pelengkungan batang dilakukan dengan cara menarik cabang yang akan dilengkungkan ke arah tanah hingga merunduk. Ujung cabang ditahan menggunakan tali yang diikatkan ke patok yang ditancapkan di tanah agar cabang tidak kembali ke bentuk semula.
D. Pencekikan atau Pelilitan Batang
Pencekikan atau pelilitan batang juga merupakan kegiatan melukai batang tanaman mangga. Prinsipnya sama dengan pelukaan, yaitu untuk menghambat aliran hasil fotosintesis dari daun ke akar, sehingga karbohidrat tertahan di daun yang kemudian digunakan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Pencekikan dinilai lebih aman karena pelukaan dilakukan secara tidak langsung terhadap tanaman.Pencekikan dilakukan dengan melilitkan batang primer atau batang sekunder menggunakan kawat. Pencekikan dengan kawat lebih baik karena lebih kencang sehingga pendistribusian hasil fotosintesis benar-benar terhambat. Batang yang dililit kawat akan semakin tercekik saat batang tanaman tumbuh membesar. Bunga akan muncul setelah dilakukan pencekikan selama 1—2 bulan. Lilitan dilepaskan setelah bakal buah mulai muncul. Pencekikan atau pelilitan ini cocok untuk merangsang pembungaan dan pembuahan mangga yang ditanam di pot.
E. Pemberian Fosfor atau Protein Berkadar Tinggi
Pemupukan dengan dosis fosfor atau protein yang tinggi dapat merangsang pembentukan bunga. Prinsipnya adalah dengan mengurangi pertumbuhan vegetatif sehingga merangsang pertumbuhan generatif. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik atau pupuk anorganik. Pupuk organik yang dapat diberikan berupa minyak ikan, tepung darah, dan tepung ikan dengan kandungan protein tinggi.Air cucian ikan dan binatang laut yang kayak protein juga dapat disiramkan ke tanaman. Tepung darah atau tepung tulang diberikan setelah tanaman diberi pupuk kandang dengan menambahkan humus atau organic soil treatment (OST). Tepung darah atau tepung tulang diberikan setiap tiga bulan sekali, sebanyak 2—3 genggam/tanaman. Minyak ikan dapat ditambahkan setiap dua minggu sekali dengan komposisi 10 liter air untuk 1 tutup botol minyak ikan. Minyak ikan diberikan dengan cara disiramkan ke tanaman sebanyak 2—3 gayung per tanaman.
Berikut beberapa komposisi dosis pemupukan yang digunakan untuk merangsang pembungaan.
1. Pupuk majemuk NPK diberikan sebanyak 50 gram/pot. Pupuk daun dengan dosis 1 cc/2 liter air diberikan setelah 3—4 hari pemupukan pertama.
2. Pupuk tunggal dengan komposisi ¼ bagian N, ½ bagian P2O5, dan ¼ bagian K2O diberikan sebanyak 1,5 kg dengan menaburkannya di sekeliling tanaman, lalu disiram. Zat perangsang tumbuh seperti Giberelin, Dekamon, dan Golstar diberikan tiga minggu setelah pemupukan pertama. Tanaman kembali dipupuk menggunakan SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 250 gram setelah bunga muncul dan bila sudah ada buah yang matang.
F. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Pemberian ZPT bertujuan untuk memengaruhi pertumbuh-an jaringan tanaman dan merangsang pembungaan dan pembuahan. Komposisi sitokinin, giberelin, dan auksin akan merangsang pembentukan bunga. Giberelin merupakan zat perangsang tumbuh, yang keberadaannya harus dikurangi jika ingin memunculkan bunga. Retardan dengan bahan aktif paklobutrazol dapat menurunkan kadar giberelin dalam tubuh tanaman sehingga efektif memacu pembentukan bunga.Pemberian paklobutrazol efektif untuk tanaman mangga, karena mangga termasuk tanaman terminal atau yang berbunga di ujung. Pemberian paklobutrazol untuk tanaman mangga yang sehat dapat menghambat pertumbuhan daun dan melumpuhkan titik tumbuh. Fotosintesis tetap berlangsung tetapi dengan rasio C/N yang lebih tinggi di bagian tajuk. Hal ini mengakibatkan pada saat titik tumbuh pulih, bukan daun baru yang keluar, melainkan bunga.
Paklobutrazol menghambat pertumbuhan sel meristem dan merangsang pembentukan bunga melalui dua cara. Pertama, dengan mengubah keseimbangan hormon yang menginduksi etilen untuk merangsang pembungaan. Kedua, dengan menekan laju pertumbuhan sehingga mengurangi akumulasi nitrogen. Pengaturan waktu pemberian paklobutrazol yang tepat dapat mengatur waktu panen mangga. Paklobutrazol diberikan dengan menyiramkannya di sekitar pangkal batang dengan dosis 5—10 ml yang dilarutkan dalam 10 liter air. Hal ini yang dilakukan salah seorang pengelola kebun di Majalengka untuk mengatur waktu panen mangganya.
Zat pengatur tumbuh lainnya yang dapat digunakan untuk merangsang pembuahan adalah cultar dan dekamon. Cultar berkhasiat untuk meningkatkan jumlah ranting produktif serta mempercepat dan merangsang pembentukan bunga. Sementara itu, dekamon berkhasiat untuk merangsang tumbuhnya tunas baru, mencegah bunga dan buah yang rontok, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas buah. Pemberian ZPT untuk tanaman mangga dapat menghasilkan buah berukuran besar, lebat, dan dengan rasa yang manis.
Pemberian ZPT harus dibarengi dengan pemupukan dan penyiraman yang teratur. Pemupukan dilakukan dengan memberikan fosfor dosis tinggi. Penyiraman diberikan secara rutin sebanyak 3—5 liter/hari. Penyiraman ditingkatkan menjadi 10—15 liter/hari bila telah muncul bunga. Dosis ZPT yang diberikan tidak boleh berlebihan karena dapat menghambat fungsi hormon tersebut. Waktu pemberian ZPT yang efektif adalah pada saat tanaman sudah memasuki masa produktif. Untuk mangga yang ditanam dalam pot, pemberian ZPT dilakukan setahun sekali, yakni setiap 3—4 bulan sebelum pembungaan.
G. Stres Air atau Pengeringan
Keberadaan air yang mencukupi memang dibutuhkan untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang maksimal, tetapi pemberiannya dapat dikurangi bila bunga atau buah tidak juga muncul. Perlakuan stres air ini berperan sebagai musim kemarau bagi tanaman mangga yang memang biasanya berbunga pada awal musim kemarau. Unsur hara yang terkandung dalam tanah akan sulit diserap oleh akar tanaman terutama unsur N yang hanya bisa diserap dalam bentuk ion yang terlarut dalam air.Serapan unsur N yang berkurang akan merangsang per-tumbuhan bunga, karena ratio C/N meningkat. Perlakuan stres air dilakukan dengan menghentikan pemberian air selama beberapa waktu tertentu hingga bunga muncul. Perlakuan ini akan mengakibatkan tanaman layu sehingga pertumbuhan daun terhambat. Penyiraman kembali dilakukan secara rutin setelah bunga muncul dengan dibarengi pemupukan yang tepat.
EmoticonEmoticon