A. Persiapan Lahan
Lapisan cadas yang berada di bawah lapisan tanah yang relatif tipis sebaiknya dihancurkan. Pada saat pengolahan, tanah dibalik untuk mematikan bibit hama dan penyakit di dalam tanah. Lahan dibagi menjadi beberapa blok yang dipisahkan oleh jalan yang berfungsi saat perawatan, pengangkutan hasil panen, dan pengawasan kebun.
Kebun yang akan ditanami mangga ditata menurut pola bujur sangkar agar tersedia alur yang cukup luas untuk dilalui peralatan mekanis saat perawatan dan pemanenan buah. Jika kebun yang akan ditanami termasuk daerah yang sulit sumber air, buat penampung air hujan di bagian kebun yang letaknya paling tinggi agar air dapat dialirkan ke tempat lainnya. Untuk memudahkan pengairan, buat parit-parit irigasi dan drainase selebar 1—2 m dengan kedalaman 1 m. Untuk lahan yang bertopografi agak miring, lebar parit cukup 1 meter.
Jarak tanam yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanah, kesuburan tanah, jenis tanaman, dan asal bibit. Jarak tanam berpengaruh terhadap serapan unsur hara oleh tanaman, penerimaan sinar matahari, keadaan iklim mikro di sekitar tanaman, dan jumlah tanaman yang akan ditanam. Jarak tanam yang terlalu sempit mengakibatkan tajuk tanaman saling bersentuhan.
Tajuk tanaman yang saling berhimpitan akan menyebabkan penerimaan sinar matahari yang tidak merata, sehingga berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Hal ini akhirnya akan memengaruhi pertumbuhan tanaman dan produksi buah. Penjarangan tajuk tanaman mangga biasanya dilakukan pada usia 7 atau 10 tahun. Penanaman bibit dilakukan secara selang-seling di baris untuk memaksimal-kan ruang terbuka untuk pembentukan tajuk. Jarak tanam yang sesuai untuk pertanaman mangga yang menggunakan bibit okulasi adalah 6 x 6 m.
Kondisi kebun yang bertopografi miring dapat disiasati dengan pembuatan teras-teras atau tanggul. Pembuatan teras atau tanggul ini berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi dan sabagai penangkal angin. Untuk areal perkebunan yang luas, pembuatan teras atau tanggul dapat menggunakan peralatan besar. Keadaan tersebut membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembukaan lahan areal yang datar.
B. Penanaman Bibit
Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada awal dan pertengahan musim hujan agar kebutuhan air mencukupi untuk memenuhi kebutuhan bibit, terutama pada saat awal penanaman. Lubang tanam dibuat berdasarkan jenis tanah yang akan digunakan. Jika mangga ditanam di tanah cadas, ukuran lubang tanam diperlebar menjadi 1 x 1 x 1 meter. Namun, jika ditanam di tanah hitam (gembur), ukuran lubang tanam cukup 70 x 70 x 70 cm. Berikut ini langkah pembuatan lubang tanam.
1. Hitung dan atur jarak lubang tanam. Gunakan patok kayu sebagai penanda posisi lubang tanam.
2. Saat pembuatan lubang tanam, pisahkan tanah bagian atas dan tanah bagian bawah. Lubang tanam lalu dibiarkan terbuka selama 1—2 minggu untuk mematikan bibit hama dan penyakit.
3. Setelah itu, masukkan tanah bagian atas ke dalam lubang tanam sampai terisi seperempat volume lubang.
4. Campur sisa tanah galian dengan pupuk kandang sebanyak 10 kg dan ditambahkan NPK sebanyak 100 gram.
5. Masukkan tanah galian ke dalam lubang tanam hingga menggunduk.
Jika bibit mangga didatangkan dari tempat yang jauh, sebaiknya diberikan masa istirahat minimum satu minggu untuk mengembalikan kesegaran bibit agar kuat pada saat ditanam. Proses pengangkutan mengakibatkan bibit menjadi agak layu dan lemah. Pemberian masa istirahat dilakukan dengan menempatkan bibit di lokasi yang ternaungi atau teduh. Bibit kemudian disiram secara teratur 1—2 kali/hari, yakni pada pagi dan sore hari.
Bibit mangga sebaiknya ditanam pada pagi atau sore hari agar bibit tidak layu pada saat dipindahkan. Bibit yang baru dipindahkan memiliki akar yang belum sempurna, sehingga air yang diserap tidak seimbang dengan air yang hilang akibat transpirasi. Akibatnya, tanaman akan mudah layu. Berikut ini tahapan penanaman bibit mangga di kebun.
1. Gali kembali lubang tanam yang sudah tertutup tanah tepat di tengah-tengah. Sesuaikan ukuran lubang tersebut dengan media bibit.
2. Taburi lubang tanam dengan Furadan 3G untuk memberantas hama dan penyakit dalam tanah.
3. Lepaskan bibit dari polibag secara hati-hati dengan cara membasahi media semai. Kerat bagian bawah dan samping polibag, lalu lepaskan kantong polibagnya.
4. Sebelum bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam, sebaiknya perhatikan keadaan perakaran bibit mangga. Akar yang terlalu panjang dapat dipotong menggunakan gunting yang tajam.
5. Masukkan bibit beserta tanah yang menempel ke dalam lubang tanam sedalam leher akar, lalu timbun dan padatkan tanah agar tanaman tidak goyang.
6. Siram bibit yang sudah ditanam hingga cukup basah, lalu tutup tanah dengan rumput kering untuk menjaga kelembapan tanah.
7. Pasang ajir untuk menopang agar tidak mudah rebah tertiup angin. Bibit yang telah ditanam diberi naungan dari daun kelapa atau alang-alang.
C. Pemeliharaan
a. Pemupukan
Tanaman mangga membutuhkan asupan unsur hara yang cukup tinggi. Serapan unsur hara oleh akar dari dalam tanah belum tentu dapat memenuhi kebutuhan tanaman untuk tumbuh optimal. Dibutuhkan asupan unsur hara lain, yaitu melalui pemupukan. Pemupukan yang dilakukan harus tepat jenis, dosis, dan cara aplikasinya. Jenis, dosis, dan cara pemupukan tanaman mangga tergantung pada fase pertumbuhannya. Berikut ini pemupukan mangga berdasarkan fase pertumbuhannya.
1. Umur 3—4 Bulan
Umur 3—4 bulan merupakan awal fase vegetatif tanaman mangga. Pemupukan pada fase ini bertujuan untuk memacu pertumbuhan bagian vegetatif seperti batang, cabang, ranting, daun, dan perakaran. Pupuk yang diberikan berupa urea atau amonium sulfat dengan dosis 100—150 gram/pohon. Pemberiannya dengan cara ditaburkan di parit yang dibuat melingkari tanaman dan sejajar tajuk. Setelah pupuk ditabur, parit ditimbun dengan tanah dan disiram.
2. Umur Satu Tahun
Pupuk yang diberikan berupa pupuk kandang dengan dosis 15 kg/pohon. Pupuk kandang sebaiknya diberikan setiap 6 bulan sekali, yakni pada awal dan akhir musim hujan. Caranya, benamkan pupuk di dalam parit yang dibuat melingkari batang pohon. Setelah pupuk dimasukkan, aduk tanah menggunakan cangkul agar pupuk tercampur dengan tanah bagian bawah, lalu tutup kembali parit tersebut.
3. Menjelang Berbunga
Pada fase ini, tanaman membutuhkan pupuk yang memiliki komposisi fosfor dan kalium yang lebih tinggi. Tujuannya untuk merangsang pembentukan bunga. Pupuk yang diberikan berupa NPK 15-15-15 dengan dosis 1—2 kg/pohon ditambah dengan NPK 8-24-24 atau NPK 1-30-40 dengan dosis 100—200 gram/pohon atau NPK 8-16-24 dengan dosis 100—150 gram/pohon.
4. Saat Pembentukan Buah
Pada fase ini, tanaman mangga membutuhkan pemupukan dengan komposisi kalium yang lebih tinggi ditambah pupuk mikro untuk menghasilkan buah yang berkualitas. Pupuk yang diberikan berupa NPK 15-15-15 dengan dosis 1—2 kg/pohon setelah buah terbentuk. Penyemprotan pupuk daun juga dilakukan bersamaan dengan pemupukan NPK 16-21-27 sebanyak 100—150 gram/20 liter air. Pemupukan melalui daun memungkinkan semua unsur hara yang disemprotkan dapat diserap tanaman.
Pupuk mikro yang diberikan berupa boron dengan dosis 300 ppm (3 ml/l air) untuk mencegah buah yang rontok dan terbelah serta meningkatkan kemanisan buah. Mutu buah dapat ditingkatkan dengan menambahkan pupuk tulang atau pupuk mikro lainnya seperti zinc.
5. Setelah Panen
Pupuk yang diberikan berupa pupuk kandang dengan dosis 20 kg/pohon dan NPK 15-15-15 dengan dosis 1—2 kg/pohon. Pemupukan ini bertujuan untuk merangsang munculnya daun muda setelah panen. Pemupukan harus disertai dengan pengairan untuk memudahkan penyerapan oleh akar. Setelah 10—15 hari, berikan pupuk daun, seperti Nutraphos N dengan dosis 100 gram/20 liter air atau pupuk majemuk NPK 10-0-46 dengan dosis 400—500 gram/20 liter air.
Untuk merangsang pembungaan pada saat daun telah terbentuk, dapat ditambahkan NPK 9-24-24 sebanyak 1 kg/pohon. Setelah 30 hari, semprotkan pupuk daun berkadar 0-52-34 dengan dosis 100—150 gram/20 liter air. Selang 7—10 hari, semprotkan pupuk kalium dengan dosis 400—500 gram/20 liter air. Untuk mempercepat pembungaan, maka proses pemberian air dihentikan.
b. Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan membersihkan gulma atau tanaman lainnya di lingkungan kebun yang mengganggu pertumbuhan tanaman mangga. Keberadaan gulma dan tanaman lainnya dapat menganggu proses pertumbuhan tanaman mangga. Penyiangan dapat dilakukan secara manual, mekanis, ataupun kimia. Secara manual, penyiangan dilakukan menggunakan alat ringan seperti kored, cangkul, dan sabit.
Penyiangan secara mekanis dilakukan menggunakan peralatan mesin. Sementara itu, penyiangan secara kimia biasanya dilakukan di lahan yang luas menggunakan herbisida, seperti Gramoxone, Basta 200 AS, dan Esteron 45 P. Bersamaan dengan penyiangan, sebaiknya dilakukan penggemburan tanah di sekitar tajuk tanaman. Penyiangan di lahan mangga meliputi pekerjaan sebagai berikut.
1. Membuang dan membakar kotoran, daun-daun, dan ranting bekas pangkasan yang dapat mengundang penyakit.
2. Memangkas daun dan ranting yang sakit atau yang terkena serangan hama penyakit untuk menghindari penyebaran penyakit ke bagian lainnya.
3. Memangkas daun dan ranting parasit, yakni daun dan ranting yang tidak terkena matahari langsung.
4. Membakar buah-buahan yang busuk dan rontok.
5. Jangan menebas habis rerumputan di luar tajuk untuk mencegah erosi permukaan yang membawa lapisan tanah beserta unsur haranya saat musim hujan.
c. Pengairan
Tanaman mangga membutuhkan air yang cukup terutama saat pertumbuhan awal serta menjelang pembentukan bunga dan buah. Pemberian air yang tidak mencukupi dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti efisiensi pemupukan menjadi rendah karena akar jauh di dalam tanah, pertumbuhan tunas tidak serempak sehingga menyulitkan perawatan, dan produktivitas tanaman menjadi rendah.
Sebaliknya, pengairan yang berlebihan pun dapat berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, seperti menurunkan kemampuan akar menyerap unsur hara, menghambat peredaran udara dalam tanah, dan mengakibatkan kebusukan akar. Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pembuatan sumur atau lubang resapan di dekat pohon buah akan memudahkan tanaman untuk menyerap air hujan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengairan mangga.
1. Saat musim kemarau, tanaman yang masih muda membutuhkan air sebanyak 70—80 liter/pohon/minggu.
2. Kebutuhan air berkurang menjadi 40—60 liter/pohon/minggu pada masa produktif. Pengairan dihentikan apabila menjelang pembentukan bunga.
3. Pada saat pembentukan bunga dan buah, tanaman membutuhkan pengairan normal, bahkan dikurangi sedikit setelah buah terbentuk. Tujuannya untuk mengurangi kerontokan bunga atau buah.
4. Kebutuhan air meningkat pada saat pembesaran buah yang berlangsung selama 3—4 minggu sebelum panen. Untuk menghasilkan mutu buah yang diinginkan, pengairan dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
5. Setelah panen, pohon membutuhkan banyak air untuk memulihkan kondisinya ke keadaan normal. Pengairan sebaiknya diikuti dengan pemupukan menggunakan pupuk berkadar N tinggi.
Pengairan tanaman mangga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Pengairan secara manual menggunakan gembor atau ember sebanyak 5—10 liter/pohon.
2. Air dialirkan melalui parit-parit di setiap sisi alur tanaman menuju ke setiap tanaman.
3. Pengairan menggunakan semprotan bertekanan tinggi.
4. Pengairan curah atau sprinkler irigation, yaitu membuat hujan buatan dengan memercikkan air.
5. Pengairan dengan cara dileb, yaitu areal pertanaman digenangi air sampai basah.
d. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau terkena penyakit dan tanaman yang pertumbuhannya terhambat dengan tanaman baru. Penyulaman biasanya dilakukan satu minggu setelah penanaman pertama. Tujuannya mengoptimalkan lahan yang digunakan agar dapat berproduksi secara maksimal.
Tanaman pengganti yang digunakan harus memiliki umur yang sama dengan tanaman yang digantikan, sehingga menghasilkan pertumbuhan yang seragam. Karena itu, dalam penghitungan bibit untuk penanaman harus ditambah 2—5% untuk bibit penyulaman. Teknik penanaman bibit penyulaman sama dengan teknik penanaman yang pertama. Sebaiknya, aplikasikan pestisida terlebih dahulu di lubang tanam sebelum bibit sulaman ditanam.
e. Pemangkasan
Batang, cabang, ranting, dan tunas air yang rusak atau terserang penyakit harus segera dipangkas. Hal ini bertujuan untuk memelihara tanaman dan membentuk fisik tanaman. Pemangkasan yang dilakukan saat masa pembungaan dan pembuahan bertujuan untuk memaksimalkan hasil fotosintesis (C/N ratio tinggi). Pada saat pembungaan dan pembuahan, tanaman mangga membutuhkan C (karbohidrat) yang lebih banyak, sehingga dengan pemangkasan diharapkan suplai C di bagian bunga dan buah terpenuhi.
Pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman mangga dibedakan menjadi dua jenis, yakni pemangksan bentuk dan pemangksan pemeliharaan.
1. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan ini bertujuan untuk membentuk pohon sesuai dengan yang diinginkan. Pemangkasan ini biasa
dilakukan di bagian batang, cabang, dan ranting pohon untuk menghasilkan tinggi tertentu dengan percabangan yang terbatas. Pemangkasan bentuk dimaksudkan untuk membentuk tipe tanaman terbuka tengah dengan susunan batang utama dan cabang mengikuti pola 1-3-9-27 dengan tinggi tiga meter.
Pemangkasan bentuk dilakukan pertama kali pada saat tanaman masih muda (dengan tinggi sekitar 80—100 cm). Pemangkasan dilakukan dengan menyisakan tiga cabang primer di batang utama serta letak antarcabang membentuk sudut yang seimbang dan terletak pada ketinggian yang berbeda.
Dari cabang primer yang tersisa dipelihara masing-masing tiga cabang sekunder. Demikian seterusnya, sampai terben-tuk kanopi pohon setengah kubah dari percabangan yang kompak dan daun yang merata. Jika bidang pemangkasan hanya tumbuh tunas dengan satu cabang, pemangksan batang utama harus diulangi. Pemangkasan selanjutnya dilakukan 3—6 bulan setelah pemangkasan pertama atau jika cabang yang dipelihara telah mencapai satu meter.
2. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan ini bertujuan untuk membuang cabang dan ranting yang rusak, tunas air, daun yang mengering dan terkena penyakit, serta untuk mengatur pertumbuhan cabang. Pemangkasan ini dilakukan pada tanaman usia produktif untuk merangsang pembungaan secara maksimal. Sebaiknya, pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada awal musim hujan.
Pemangkasan dilakukan dengan membuang cabang, tunas liar, ranting, dan tunas yang sakit untuk memaksimalkan penerimaan sinar matahari di bagian mahkota daun. Pangkas dahan dan ranting yang rapat, bersilangan, tersembunyi, dan terserang penyakit. Pangkas tajuk bagian atas dengan cara mundur satu ruas dari ujung ranting.
Untuk menghasilkan buah yang lebat dan memudahkan dalam proses pemanenan, tinggi tanaman dipertahankan hanya sampai enam meter. Pangkas dahan dan ranting yang pertumbuhannya ke arah dalam tajuk. Pemangkasan cukup dilakukan menggunakan tangan di bagian tunas yang belum berkayu. Alat lain yang dapat digunakan antara lain gunting pangkas atau pisau yang tajam agar kulit kayu cabang tidak terkelupas dan tidak pecah.
GAMBAR
f. Penjarangan Buah
Penjarangan buah dilakukan untuk menghasilkan buah yang berkualitas baik. Buah yang terlalu banyak dikhawatirkan akan menyebabkan tandan mudah patah, terutama saat buah mulai tumbuh besar. Buah yang tersisa akan memperoleh asupan nutrisi yang cukup dan ruang gerak yang lebih luas, sehingga dapat tumbuh optimal. Tanaman mangga yang berbuah terlalu lebat dapat mengakibatkan buah yang muncul sedikit pada musim berikutnya. Karena itu, produktivitas buah yang tinggi dapat dipertahankan melalui kegiatan penjarangan buah.
Penjarangan buah dilakukan dengan memperhatikan jumlah rangkaian tandan buah yang terdapat dalam satu cabang, butir bakal buah dalam satu tandan, dan ukuran cabang yang berbuah. Penjarangan biasanya dilakukan saat buah masih berukuran kecil. Petik buah yang pertumbuhannya kurang baik (abnormal, sakit, dan berukuran kecil). Sisakan 2—5 buah dalam satu tandan. Pilih buah yang pertumbuhannya baik, bebas dari hama dan penyakit, serta memiliki bentuk dan warna yang menarik. Gunakan gunting pangkas untuk menjarangkan buah.
g. Pembungkusan Buah
Pembungkusan buah dimaksudkan untuk mencegah serangan hama, seperti penggerak buah dan lalat buah. Buah yang dibungkus juga akan memiliki ukuran yang lebih besar dan penampilan yang menarik. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah penjarangan buah. Buah sebaiknya disemprot dengan insektisida sebelum dibungkus untuk membasmi telur serangga yang menempel.
Pembungkus yang digunakan harus mampu menahan sinar matahari, menjaga kelembapan buah, dan tahan lama. Pembungkus yang biasa digunakan berupa kertas koran, kertas semen, atau plastik.
Pembungkusan buah banyak dilakukan di Thailand, terutama untuk membentuk warna buah mangga mahachanok. Pembentukan warna ini disebabkan perbedaan besarnya intensitas sinar matahari yang diterima bagian kulit mangga. Bagian yang terkena sinar matahari akan mengubah kandungan glukosa menjadi antosianin, zat yang dibutuhkan untuk pembentukan pigmen merah jambu sampai violet. Pembungkusan buah dilakukan dengan menyelubungi seluruh bagian buah. Bagian atas dan bawah pembungkus ditutup dengan cara distreples, diikat, ataupun dilem.
EmoticonEmoticon