Bisnis Pembibitan Buah Naga Sistem Stek

A. Prospek Keuntungan Bisnis Pembibitan Buah Naga

bisnis pembibitan buah naga sistem stek
Bisnis Pembibitan Buah Naga Sistem Stek. Sejak dikenal di Indonesia pada dekade 90-an, popularitas buah naga kini kian meningkat. Tidak hanya karena bentuknya yang unik dengan warna kulit merah menyala, rasanya yang lezat, dan bertekstur renyah membuat buah naga banyak disukai pecinta buah di Indonesia. Belakangan, juga tersiar kabar bahwa buah naga memiliki berbagai khasiat yang baik untuk kesehatan. Karena berbagai keunggulan tersebut, petani tidak segan mencoba menanam buah naga dalam skala besar. Bahkan, saat ini buah naga dapat dijadikan tabulampot agar dapat ditanam di lahan sempit. Kondisi ini tentu membuka peluang usaha tersendiri bagi usaha pembibitan buah naga.
Selain bagi pemula, bisnis pembibitan buah naga juga dapat dilakukan oleh petani buah naga. Petani dapat memanfaatkan pangkasan sulur atau batang tanaman dewasa sebagai bahan setek. Hanya dari satu indukan buah naga yang memiliki 30 cabang berukuran 60 cm, petani dapat menghasilkan 120 bibit buah naga siap jual. Jika harga bibit buah naga saat ini mencapai Rp10.000, maka dari satu indukan petani dapat meraup untung sebesar Rp1,2 juta. Tentu nilai tersebut akan berlipat jika petani memiliki banyak tanaman dewasa yang sudah berbuah.

B. Persiapan Lokasi dan Perlengkapan Pembibitan Buah Naga

  1. Pilih lokasi pembibitan sesuai syarat tumbuh buah naga, di antaranya terletak di dataran menengah hingga tinggi, kondisi kering dengan curah hujan rendah (720 mm/tahun), intensitas cahaya matahari tinggi, dan suhu udara berkisar antara 26—36° C. Agar setek dapat tumbuh baik, lahan sebaiknya dilengkapi dengan naungan plastik transparan.
  2. Siapkan bahan setek berupa cabang buah naga, polibag berukuran 15 cm x 20 cm, dan media tanam berupa tanah, pasir, pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 3 : 3 : 1 :1.
  3. Siapkan alat bertanam seperti cangkul, gembor, sprayer, dan gunting tanaman.

C. Perbanyakan Bibit Buah Naga Sistem Stek

  1. Pilih cabang buah naga yang cukup tua untuk dijadikan bahan setek.
  2. Potong dengan ukuran minimum 15 cm. Bedakan ujung atas dengan dipotong mendatar dan ujung bawah dipotong meruncing. Tujuannya, untuk memudahkan proses penanaman agar tidak terbalik.
  3. Angin-anginkan setek agar getahnya mengering.
  4. Sementara itu, campurkan media tanam hingga merata dan masukkan ke dalam polibag.
  5. Tanam setek dengan posisi tegak. Usahakan agar setek tidak terbalik. Posisi yang terbalik akan menyebabkan setek tidak tumbuh.
  6. Padatkan tanah di sekitar setek. Pastikan setek tertancap kuat dan tidak mudah roboh.
  7. Siram dengan teratur sebanyak 2—3 hari sekali.
  8. Tunas akan tumbuh pada minggu kedua setelah tanam.
  9. Lakukan pemangkasan jika terdapat banyak cabang pada bibit. Sisakan 1—2 cabang saja untuk pertum-buhan selanjutnya.
  10. Lakukan penyiangan gulma agar sanitasi tetap terjaga.
  11. Jika bibit terserang hama dan penyakit, pisahkan bibit dan buang bagian yang terserang. Jika tingkat serangan cukup parah, gunakan pestisida tepat jenis dengan dosis sesuai pada label yang tertera di kemasan.
  12. Salurkan bibit setelah berumur 3—5 bulan.

D. Kendala dan Solusi Bisnis Pembibitan Buah Naga


Kendala
Solusi
Jalur sertifikasi bibit yang rumit
Ikut serta dalam asosiasi atau paguyuban buah naga, sehingga memudahkan dalamproses sertifikasi bibit.
Serangan hama seperti kutu kebul, kutu sisik, kutu batok, tungau, bekicot, dan semut
  1. Jaga sanitasi lingkungan tumbuh pembibitan buah naga.
  2. Buang dan musnahkan hama yang terlihat.
  3. Jika serangan cukup parah, gunakan pestisida tepat jenis dengan dosis yang sesuai pada kemasan.
Tingginya serangan penyakit busuk pangkal batang, busuk bakteri, dan layu fusarium - Penataan jarak antartanaman agar tidak terlalu rapat.
- Gunakan media tanam yang porous agar air tidak cepat tergenang.
- Potong dan buang bagian tanaman yang terserang.
- Jika serangan cukup parah, semprotkan pestisida tepat jenis dengan dosis yang sesuai pada kemasan.

E. Analisis Usaha Bisnis Pembibitan Buah Naga

a. Asumsi

  1. Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa seluas 1.000 m².
  2. Target produksi sebanyak 20.000 bibit dengan masa produksi selama 3 bulan.
  3. Persentase bibit siap tanam sebesar 80%.
  4. Bahan tanam berupa batang atau sulur buah naga. Kebutuhan batang buah naga untuk menghasilkan target bibit setek siap salur sebanyak 20.000 bibit sebagai berikut.
    Kebutuhan bahan setek = Target produksi x 100/persentase bibit siap salur
                                             = 20.000 x 100/80
                                             = 25.000 bahan setek
    Jika dari satu batang buah naga berukuran 60 cm dapat menghasilkan 4 bahan setek, maka jumlah batang yang harus disediakan adalah 6.250 batang.
  5. Persentase kerusakan polibag sebesar 3%.
  6. Jumlah polibag per kg sebanyak 1.000 buah.
    Kebutuhan polibag = (jumlah bibit + (jumlah bibit x persentase kerusakan)) : jumlah polibag/kg
                                    = (20.000 + (20.000 x 3%))/1.000
                                    = 21 kg
  7. Media berupa tanah, pasir, pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 3 : 3 : 1 : 1.
  8. Pembelian tanah dan pasir menggunakan mobil colt berkapasitas 7 m³.

b. Rincian Biaya

—Biaya Investasi


Komponen
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
Satuan
Total Biaya (Rp)
Sewa lahan 1.000 m2
750.000
1
Tahun
750.000
Paranet
875.000
4
Gulung
3.500.000
Bambu
7.500
50
Batang
375.000
Pembuatan sumur
2.000.000
1
Paket
2.000.000
Pemasangan instalansi listrik
250.000
1
Paket
250.000
Pompa air
750.000
1
Buah
750.000
Sprayer
350.000
2
Buah
700.000
Saung (barak)
1.000.000
1
Paket
1.000.000
Gunting setek
50.000
5
Paket
250.000
Peralatan pertanian
350.000
2
Paket
700.000
Sungkup plastik
300.000
2
paket
600.000
Total biaya investasi
10.875.000

—Biaya Tetap per Periode


Komponen
Masa Pakai (Bulan)
Harga
(Rp)
Penyusutan
Total Biaya (Rp)
Penyusutan sewa lahan
12
750.000
3/12 x Rp750.000
187.500
Penyusutan paranet
36
3.500.000
3/36 x Rp3.500.000
291.667
Penyusutan bambu
12
375.000
3/12 x Rp375.000
93.750
Penyusutan sumur
180
2.000.000
3/180 x Rp2.000.000
33.333
Penyusutan instalasi listrik
60
250.000
3/60 x Rp250.000
12.500
Penyusutan pompa air
96
750.000
3/96 x Rp750.000
23.438
Penyusutan sprayer
36
700.000
3/36 x Rp700.000
58.333
Penyusutan saung
60
1.000.000
3/60 x Rp1.000.000
50.000
Penyusutan gunting setek
36
250.000
3/36 x Rp250.000
20.833
Penyusutan peralatan pertanian
24
700.000
3/24 x Rp700.000
87.500
Penyusutan sungkup
36
600.000
3/36 x Rp600.000
50.000
Total biaya tetap
908.854

—Biaya Variabel per Periode


Komponen
Harga Satuan (Rp)
Jumlah
Satuan
Total Biaya (Rp)
Polibag
25.000
21
Kg
525.000
Pupuk kandang
10.000
40
Karung
400.000
Tanah
300.000
1
Bak colt
300.000
Arang sekam
10.000
15
Karung
150.000
Pasir
175.000
1
Bak colt
175.000
Batang buah naga
6.000
6250
Batang
37.500.000
PupukNPK
4.100
120
Kg
492.000
Pestisida
100.000
2
Kg
200.000
Pembukaan lahan
100.000
1
Paket
100.000
Biaya listrik
50.000
3
Bulan
150.000
Tenaga borongan pengisian media
50
20.000
Polibag
1.000.000
Tenaga borongan setek
500
25.000
Polibag
12.500.000
Biaya tenaga kerja tetap
600.000
3
bulan
1.800.000
Total biaya variabel
55.292.000
—Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel
                                = Rp908.854 + Rp55.292.000
                                = Rp56.200.854

c. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Pembibitan Buah Naga

—Pendapatan per Periode
Pendapatan = Jumlah bibit siap salur x Harga bibit
                   = 20.000 x Rp7.250
                   = Rp145.000.000
—Keuntungan per Periode
Keuntungan  = Pendapatan—Total biaya operasional
                   = Rp145.000.000— Rp56.200.854
                   = Rp88.799.146

d. Kelayakan Usaha Bisnis Pembibitan Buah Naga

—R/C rasio
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional
                 = Rp145.000.000 : Rp56.200.854
                 = 2,58
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,58 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,58.
—Pay back period
Pay back period (titik balik modal atau titik impas) adalah perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh.
Payback period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 3 bulan
                         = (Rp10.875.000: Rp88.799.146) x 3 bulan
                         = 0,37 bulan

Anda tertarik? Silakan dicoba untuk memulai bisnis pembibitan buah naga sistem stek. Analisa bisnis untuk usaha pertanian lainnya dapat Anda baca di bagian Agro Bisnis yang membahas prospek industri pertanian sekaligus analisis usaha dalam berbagai perhitungan modal, pengeluaran, hingga keuntungan.

1 komentar so far

Terimakasih informasinya, sangat membantu saya dalam pembuatan tugas :)


EmoticonEmoticon