Bisnis Budi Daya Jamur Kuping

A. Prospek Bisnis Budi Daya Jamur Kuping

bisnis budi daya jamur kuping
Bisnis Budi Daya Jamur Kuping. Peluang bisnis jamur kuping masih terbuka lebar. Pasalnya, jumlah petani jamur kuping relatif lebih sedikit dibandingkan dengan petani jamur tiram dan jamur merang. Sementara itu, kebutuhan jamur kuping tidak kalah bersaing dengan jamur konsumsi lainnya. Ironisnya, untuk memenuhi permintaan yang selalu meningkat, pemerintah melakukan impor jamur kuping kering dari berbagai negara. Jika dilihat dari segi bisnis, budi daya jamur kuping sudah layak untuk diusahakan. Selain itu, pasar jamur kuping juga sudah tersedia luas.

B. Persiapan Perlengkapan Budi Daya Jamur Kuping

  1. Siapkan kumbung dengan luas 5 x 10 meter. Usahakan kumbung memenuhi syarat tumbuh jamur kuping, seperti suhu 15—28° C, kelembapan 80—90%, intensitas cahaya matahari baik, dan sirkulasi udara baik.
  2. Buat rak untuk mengisi kumbung menggunakan bambu, kayu, atau besi. Buat rak dengan ukuran panjang 5 meter dan lebar 1 meter. Rak biasanya terdiri atas 3—5 tingkat.
  3. Siapkan baglog jamur kuping yang telah ditumbuhi miselium berwarna putih dan bebas dari kontaminasi.
  4. Siapkan alat pemeliharaan berupa tangki, sprayer, blower, termometer, higrometer, slang air, dan noozle.
  5. Siapkan alat panen berupa pisau, gunting, dan keranjang panen.

C. Penumbuhan dan Pemeliharaan Budi Daya Jamur Kuping

pemeliharaan budi daya jamur kuping
  1. Seleksi baglog dengan cara memilih baglog yang memiliki miselium berwarna putih merata di seluruh bagian. Pasalnya, baglog dengan miselium tidak merata akan menghasilkan sedikit jamur kuping.
  2. Susun baglog di atas rak yang telah disediakan. Penyusunan baglog dapat dilakukan dengan cara direbahkan atau diberdirikan. Jika baglog direbahkan, penataannya harus saling berlawanan untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan jamur. Sementara itu, baglog yang diberdirikan maksudnya baglog diletakkan di atas rak dengan posisi berdiri dan ditata rapi sesuai dengan luas rak yang digunakan. Penyusunan baglog yang baik, rapi, dan memperhatikan kapasitas kumbung akan berdampak positif terhadap pertumbuhan jamur kuping.
  3. Lakukan penyayatan dengan menggunakan pisau tajam apabila baglog diletakkan dengan cara direbahkan. Penyayatan umumnya berbentuk huruf L dengan ukuran 1 x 1 cm. Penyayatan dilakukan dua kali, yaitu ketika baglog dimasukkan ke dalam kumbung dan setelah panen pertama. Bagi baglog yang diletakkan dengan posisi berdiri, penyayatan tidak perlu dilakukan karena jamur akan keluar melalui lubang yang dibuat di bagian atas baglog.
  4. Kondisikan di dalam kumbung tetap optimal, yaitu suhu 15—28° C dan kelembapan 80—90%. Caranya, lakukan penyiraman (pengabutan) menggunakan sprayer. Jika suhu dan kelembapan relatif normal, pengabutan cukup dilakukan sekali pada pagi hari. Sementara itu, jika cuaca panas, lakukan pengabutan sebanyak dua kali pada pagi dan sore hari.
  5. Usahakan sirkulasi udara dan intensitas cahaya matahari di dalam kumbung berjalan lancar. Pasalnya, sirkulasi yang buruk akan menghambat pertumbuhan jamur. Sirkulasi udara dapat diatur dengan cara membuka jendela kumbung selama 1—2 jam setiap hari.
  6. Lakukan pengamatan rutin terhadap jamur yang tumbuh. Benjolan keras berwarna cokelat kehitaman (pin head) akan muncul setelah 3—7 hari. Lepas kertas koran yang menutupi lubang baglog jika pin head tidak dapat menembus koran.
  7. Segera pisahkan baglog yang terkontaminasi agar tidak menular ke baglog lainnya. Ciri-ciri kontaminasi di antaranya jamur tidak tumbuh, miselium tumbuh menjadi berwana kehijauan atau bahkan kehitaman, dan terlihat adanya jamur jenis lain yang tumbuh di baglog.
  8. Lakukan sanitasi baglog dengan cara membuang kotoran dan hama yang menyerang baglog.
  9. Usahakan kondisi kumbung dalam keadaan steril dan higienis. Tujuannya, untuk mencegah kontaminasi dan serangan organisme pengganggu, seperti gulma, lalat, tungau, rayap, dan cacing.

D. Panen dan Pascapanen Budi Daya Jamur Kuping

  1. Lakukan pemanenan jamur kuping dua minggu setelah pin head muncul atau saat tubuh buah mencapai ukuran yang diinginkan. Jika pemeliharaan dilakukan dengan baik, pemanenan dapat dilakukan secara terusmenerus selama lima bulan.
  2. Lakukan pemanenan pada pagi hari atau sore hari.
  3. Pilih jamur kuping yang berukuran besar dengan bobot 65 gram dan lebar tubuh buah 10—25 cm. Pemanenan dapat dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus seperti pemanenan jamur tiram. Pasalnya, jamur kuping yang berukuran masih kecil tidak akan membusuk jika dibiarkan di dalam baglog.
  4. Potong jamur kuping yang dipilih menggunakan gunting atau pisau yang tajam.
  5. Setelah panen, bersihkan baglog dan buka plastik pengemas media dengan cara menurunkan sepertiga bagiannya agar jamur lebih banyak tumbuh.
  6. Kumpulkan hasil panen jamur kuping di keranjang panen.
  7. Gunting bagian akar jamur untuk membuang sisa kotoran yang melekat.
  8. Untuk jamur kuping basah, cuci jamur terlebih dahulu, lalu tiriskan. Sementara itu, untuk jamur kuping kering, pengeringan dapat dilakukan secara alami (dikeringanginkan).
  9. Kemas jamur kuping basah dan kering dengan menggunakan kantong plastik, styrofoam, atau kemasan lain agar lebih menarik.

E. Kendala dan Solusi Budi Daya Jamur Kuping

Kendala
Solusi
Tingginya tingkat kontaminasi dan serangan hama dan penyakit Lakukan manajemen pemeliharaan dengan baik dan usahakan semua pekerjaan dilakukan dengan steril dan higienis.
Kerusakan saat panen dan pascapanen
  1. Pastikan pasar yang akan dituju.
  2. Pisahkan jamur yang kondisinya kurang baik agar tidak menular ke jamur lainnya.
  3. Kemas jamur dengan baik, agar selama perjalanan sirkulasi udara tetap lancar.

F. Analisis Usaha Budi Daya Jamur Kuping

a. Asumsi

  1. Lahan diasumsikan milik sendiri. Kumbung yang digunakan berukuran 5 x 10 meter.
  2. Bibit baglog dibeli sebanyak 5.000 baglog seharga Rp1.800/baglog.
  3. Produktivitas jamur kuping diasumsikan 0,4 kg/baglog dengan daya hidup 90%. Artinya, dari 5.000 bibit baglog diperoleh jumlah panen jamur kuping sebanyak = 0,4 kg/baglog/periode x 5.000 baglog x 90% = 1.800 kg.
  4. Periode panen diasumsikan selama tiga bulan.
  5. Hasil panen dijual dalam bentuk segar dengan asumsi harga jual Rp10.000/kg.

b. Perhitungan Biaya Budi Daya Jamur Kuping

— Biaya Investasi

Komponen
Satuan
Harga (Rp) Jumlah (Rp)
Kumbung
50 m²
200.000
10.000.000
Sapu
1 buah
15.000
15.000
Sprayer
1 buah
300.000
300.000
Termometer dan higrometer
1 buah
250.000
250.000
Alat panen
1 set
50.000
50.000
Total Biaya Investasi
10.615.000

— Biaya Tetap

Uraian
Masa Pakai
Harga (Rp)
Penyusutan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Penyusutan kumbung 60 bulan
10.000.000
3/60 x 10.000.000
500.000
Penyusutan sapu 24 bulan
15.000
3/24 x 15.000
1.875
Penyusutan sprayer 60 bulan
300.000
3/60 x 300.000
15.000
Penyusutan termometer dan higrometer 60 bulan
250.000
3/60 x 250.000
12.500
Penyusutan alat panen 36 bulan
50.000
3/36 x 50.000
4.167
Total Biaya Tetap
533.542

— Biaya Variabel

Uraian
Satuan
Harga (Rp)
Total Biaya (Rp)
Baglog jamur kuping
5.000 baglog
2.000
10.000.000
Biaya tenaga kerja 3 bulan
500.000
1.500.000
Biaya listrik dan air 3 bulan
75.000
225.000
Total Biaya Tidak Tetap
11.725.000
— Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional   = Total biaya tetap + total biaya variabel
                                      = Rp533.542+ Rp11.725.000
                                      = Rp12.258.542

c. Pendapatan dan Keuntungan

— Pendapatan per Periode
Pendapatan                    = Jumlah produksi x harga jamur tiram
                                      = 1.800 kg x Rp10.000/kg
                                      = Rp18.000.000
— Keuntungan per Periode
Keuntungan                    = Pendapatan – Total biaya operasional
                                      = Rp18.000.000 – Rp12.258.542
                                      = Rp5.741.458

d. Kelayakan Usaha

— R/C Rasio
Rasio R/C                       = Pendapatan : Total biaya operasioanal
                                      = Rp18.000.000 : Rp12.258.542
                                      = 1,47
R/C lebih dari satu artinya usaha budi daya jamur kuping layak dijalankan. R/C 1,47 artinya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp1,47.
— Pay Back Period
Pay back period             = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
                                      = (Rp10.615.000 : Rp5.741.458) x 1 bulan
                                      = 1,84 bulan
Artinya, titik balik modal usaha budi daya jamur kuping dapat dicapai pada 1,84 bulan.

2 komentar

Dengan suhu kisaran 15-28 derajat Celcius apakah itu berarti jamur kuping tidak/sulit dibudidayakan di daerah Jakarta?jika memungkinkan maka dimana saya bisa mendapatkan bibit jamur kuping?

Bisa hubungi di no 081261925161


EmoticonEmoticon