A. Prospek Bisnis Bertanam Buncis
Bisnis Bertanam Buncis. Siapa tak kenal buncis? Sayuran yang menyerupai kacang panjang ini termasuk salah satu sayuran terfavorit. Cara konsumsi buncis yang bervariasi, seperti rebus-rebusan, sayur bening, hingga berkuah santan. Tanaman yang berasal dari Amerika ini memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Buncis menjadi sumber protein nabati serta mengandung vitamin A, B, dan C. Buncis berkhasiat mencegah konstipasi, menstimulasi sistem kekebalan tubuh secara alami, menetralkan kadar gula darah, mengatasi tukak lambung, hingga mencegah kanker usus besar.Berbagai manfaat buncis bagi kesehatan diperoleh dari buncis yang berkualitas. Tidak hanya bergantung pada faktor penyimpanan, buncis berkualitas dihasilkan dari proses budi daya yang baik dan intensif. Masyarakat perkotaan saat ini tidak akan ragu membeli sayuran dengan harga lebih mahal, asalkan berkualitas baik.
B. Persiapan Benih, Pupuk, dan Peralatan Bertanam Buncis
- Siapkan benih buncis yang baik dan bersertifikat. Ciriciri benih buncis yang baik di antaranya berasal dari pohon induk yang baik, daya tumbuh minimum 80%, berbentuk biji utuh, bernas, warna mengilat, bentuknya seragam, tidak bernoda cokelat, bebas hama penyakit, dan bersih dari kotoran.
- Siapkan pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 2.000—5.000 kg untuk memperbaiki struktur tanah, aerasi, dan drainase menjadi lebih baik.
- Siapkan pupuk urea, SP-36, dan KCl masing-masing dengan dosis 100 kg.
- Siapkan alat pertanian seperti cangkul, garu, kored, ember, dan gembor.
- Siapkan alat panen berupa keranjang panen, timbangan, pisau, dan tali rafia.
C. Persiapan Lahan yang Tepat untuk Menanam Buncis
- Pilih lahan yang memiliki drainase baik, beriklim sedang, curah hujan di atas 2.500 mm/tahun, bertipe gembur dengan pH 5,5—6. Lahan berada di ketinggian 1.000—1.500 meter dpl. Suhu ideal lahan penanaman buncis sekitar 20—25° C dengan kelembapan udara sekitar 55%.
- Sebelum disiapkan sebagai lahan penanaman buncis, bersihkan lahan dari rumput dan gulma yang mengganggu agar tidak terjadi persaingan unsur hara. Pembersihan dapat dilakukan menggunakan cangkul atau traktor apabila lahannya luas.
- Lakukan pencangkulan lahan sedalam 20—30 cm. Tanah yang berat perlu dicangkul dua kali dengan jangka waktu 2—3 minggu. Sementara itu, untuk tanah yang memiliki struktur ringan, cukup sekali melakukan pencangkulan.
- Untuk tanah yang terlalu asam (pH kurang dari 5,5), taburkan dolomit sebagai upaya pengapuran sebanyak 500 ke lahan secara merata. Pengapuran dilakukan 2—3 minggu sebelum penanaman.
- Setelah pengapuran, sebarkan pupuk kompos atau pupuk kandang dengan dosis 500—1.000 kg untuk memperbaiki struktur tanah.
- Buat bedengan dengan panjang 5 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 20 cm. Jarak antar-bedengan 40—50 cm.
D. Penanaman dan Pemeliharaan Buncis
- Buat lubang tanam sedalam 3—4 cm dengan tugal. Jarak tanam menyesuaikan dengan tipe buncis. Buatkan jarak tanam 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, atau 30 x 40 cm untuk buncis tipe merambat. Sementara itu, untuk buncis tipe tegak, jarak tanamnya 20 x 40 cm atau 30 x 60 cm.
- Lakukan pemupukan menggunakan urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 50, 75, dan 25 kg.
- Masukkan benih ke dalam lubang tanam, lalu tutup dengan tanah. Benih yang tidak tumbuh ke permukaan tanah setelah 3—5 hari perlu dilakukan penyulaman atau mengganti benih yang baru. Perlakuan penyulaman hanya dilakukan sekitar 10—25% dari jumlah total benih. Jika sudah mencapai 40—50%, ganti benih seluruhnya.
- Lakukan penyiangan lahan saat tanaman berumur 2—3 minggu dengan cara mencabut rumput liar atau membersihkannya dengan kored.
- Tinggikan bedengan atau guludan saat tanaman berumur 20—40 HST. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak akar, memperkuat pertumbuhan tanaman, dan memelihara struktur tanah
- Untuk buncis tipe merambat, pasang ajir pada hari ke-20. Ajir terbuat dari bambu berukuran dua meter yang ditancapkan di sekitar tanaman. Ajir terdiri dari tiga batang yang ujungnya diikat membentuk segitiga.
- Pangkas tanaman setelah berumur 2—5 minggu. Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi kelembapan serta menghambat risiko serangan hama dan penyakit.
- Lakukan pemupukan tanaman pada umur 45 HST menggunakan pupuk urea, SP-36, dan KCl dengan dosis masing-masing 50, 25, dan 75 kg.
- Jika buncis ditanam pada musim kemarau, lakukan penyiraman dua kali sehari, yaitu setiap pagi dan sore hari. Jika penanaman dilakukan pada musim hujan, buatkan saluran pembuangan berupa parit di antara bedengan.
- Lakukan penyiraman secara menyeluruh atau mengenai seluruh bagian tanaman. Gunakan gembor bermulut halus untuk tanaman yang masih kecil.
E. Panen dan Pascapanen Buncis
- Buncis biasanya dipanen pada umur 60 HST. Berikut beberapa ciri fisik polong buncis yang siap panen.
- Warna polong hijau agak muda atau suram.
- Tekstur permukaan kulit polong relatif kasar.
- Biji dalam polong belum menonjol.
- Jika polong dipatahkan akan menimbulkan bunyi seperti letupan.
- Polongnya belum berserat. - Panen buncis dilakukan dengan cara memetik polong dengan tangan. Hindari penggunaan pisau atau benda tajam lainnya karena berisiko menimbulkan luka pada polongnya dan kerusakan fisik lainnya.
- Panen dapat dilakukan secara bertahap sebanyak 2—3 hari sekali agar diperoleh polong yang memiliki tingkat kematangan seragam. Panen sebaiknya dihentikan pada umur lebih dari 80 HST atau setelah tujuh kali panen.
- Polong yang sudah dipanen perlu segera disortasi, yaitu dengan cara memisahkan berdasarkan kualitas. Pisahkan polong buncis yang tidak baik, seperti polong yang cacat akibat hama dan penyakit, polong tua, dan polong yang patah. Sortasi sebaiknya dilakukan di tempat yang ternaungi.
- Penyimpanan buncis sebaiknya di tempat yang memiliki kondisi suhu dan kelembapan yang terjaga. Buncis dapat disimpan 2—4 minggu dengan suhu 0—44° C dan kelembapan 85—90%.
- Untuk pengiriman jarak jauh, pengemasan biasanya menggunakan peti kayu yang ukuran dan bentuknya seragam. Alat pengemasan harus dilengkapi dengan lubang ventilasi udara.
F. Kendala dan Solusi Bertanam Buncis
Kendala
|
Solusi
|
Serangan hama lalat kacang |
|
Serangan penyakit bercak daun |
|
G. Analisis Usaha Bertanam Buncis
a. Asumsi
- Lahan yang digunakan seluas 5.000 m² dengan sistem sewa Rp350.000/bulan.
- Periode perhitungan analisis usaha dilakukan selama empat bulan.
- Buncis dibedakan menjadi dua kriteria, yaitu buncis berpolong bagus dan buncis berpolong cacat. Buncis berpolong bagus dihasilkan sebanyak 5.000 kg dan dijual dengan harga Rp3.500/kg. Sementara itu, buncis yang cacat dihasilkan sebanyak 1.250 kg dengan harga jual Rp1.000/kg.
b. Perhitungan Biaya Bertanam Buncis
— Biaya Investasi
Komponen
|
Satuan
|
Harga (Rp) | Jumlah (Rp) |
Alat pertanian |
2 set
|
200.000
|
400.000
|
Ember plastik |
5 buah
|
20.000
|
100.000
|
Timbangan |
2 buah
|
80.000
|
160.000
|
Boks panen |
5 buah
|
100.000
|
500.000
|
Gembor |
5 buah
|
75.000
|
375.000
|
Sprayer |
1 buah
|
350.000
|
350.000
|
Total Biaya Investasi |
1.885.000
|
Uraian | Masa Pakai | Harga (Rp) | Penyusutan (Rp) | Total Biaya (Rp) |
Sewa lahan 5.000 m² | 4 bulan | 350.000 | 1.400.000 | |
Penyusutan alat pertanian | 36 bulan | 400.000 | 4/36 x 400.000 | 44.444 |
Penyusutan ember plastik | 24 bulan | 100.000 | 4/24 x 100.000 | 16.667 |
Penyusutan timbangan |
36 bulan
|
160.000 |
4/36 x 160.000
|
17.778
|
Penyusutan boks panen |
36 bulan
|
500.000 |
4/36 x 500.000
|
55.556
|
Penyusutan gembor |
24 bulan
|
375.000 |
4/24 x 375.000
|
62.500
|
Penyusutan sprayer |
60 bulan
|
350.000 |
4/60 x 350.000
|
23.333
|
Total Biaya Tetap |
1.620.278
|
Uraian | Satuan | Harga (Rp) | Total Biaya (Rp) |
Benih | 9 kg |
44.000
|
396.000
|
Pupuk kandang | 2.500 kg |
300
|
750.000
|
Pupuk urea | 100 kg |
1.400
|
140.000
|
Pupuk SP-36 | 100 kg |
1.900
|
190.000
|
PupukKCl | 100 kg |
1.800
|
180.000
|
Pupuk susulan NPK mutiara | 80 kg |
8.000
|
640.000
|
Kapur pertanian | 1.000 kg |
300
|
300.000
|
Insektisida | 3 liter |
150.000
|
450.000
|
Fungisida | 4 kg |
70.000
|
280.000
|
Tali rafia | 5 rol |
5.000
|
25.000
|
Ajir |
12.500 batang
|
150
|
1.875.000
|
Tenaga kerja pengolahan lahan | 50 HKP |
20.000
|
1.000.000
|
Tenaga kerja penanaman | 10 HKW |
15.000
|
150.000
|
Tenaga kerja pemeliharaan | 50 HKP |
20.000
|
1.000.000
|
Tenaga kerja pemeliharaan | 50 HKW |
15.000
|
750.000
|
Tenaga kerja panen dan pascapanen | 40 HKW |
15.000
|
600.000
|
Total Biaya Tidak Tetap |
8.726.000
|
HKP = Hari Kerja Pria (8 jam sehari)
— Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional = Total biaya tetap + total biaya variabel
= Rp1.620.278+ Rp8.726.000
= Rp10.346.278
c. Pendapatan dan Keuntungan Bertanam Buncis
— Pendapatan per Periode
Pendapatan = Jumlah buncis terjual x harga buncis
Pendapatan dari polong bagus = 5.000 kg x Rp3.500/kg = Rp 17.500.000
Pendapatan dari polong cacat = 1.250 kg x Rp1.000/kg = Rp 1.250.000
Total Pendapatan = Rp 18.750.000
— Keuntungan per Periode
Keuntungan = Pendapatan – Total biaya operasional
= Rp18.750.000 – Rp10.346.278
= Rp8.403.722
d. Kelayakan Usaha Bertanam Buncis
— R/C Rasio
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasioanal
= Rp18.750.000 : Rp10.346.278
= 1,81
R/C lebih dari satu artinya usaha budi daya buncis layak dijalankan. R/C 1,81 artinya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp1,81.
— Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp1.885.000 : Rp8.403.722) x 1 bulan
= 0,22 bulan
Artinya, titik balik modal usaha budi daya buncis dapat dicapai kurang dari satu bulan (0,22 bulan).
EmoticonEmoticon