tag:blogger.com,1999:blog-89915720162340892352024-02-21T10:08:13.315+07:00Panduan & Cara BertanamCara bertanam yang baik dan tepat agar cepat berbuah dan panen melimpahBelajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.comBlogger70125tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-81181564122003621002016-04-27T14:17:00.003+07:002020-08-22T00:58:27.815+07:00Cara Merawat Aquarium dan Aquascape<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h3>
A. Perawatan Aquarium Berkala</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc3D3DiiMnF94vuFUF7bamPOCGVF071R22-KuzOhpF2511NL_oMn__wvXlVgwlogUMppVCe5L_6U9PJmiHw_qnQ03e1K9TKPyTKFwJe5-bxM24-ozZiYFcaa49WaJoBZJZPZv2-wVvzWbw/s1600/merawat-aquascape.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc3D3DiiMnF94vuFUF7bamPOCGVF071R22-KuzOhpF2511NL_oMn__wvXlVgwlogUMppVCe5L_6U9PJmiHw_qnQ03e1K9TKPyTKFwJe5-bxM24-ozZiYFcaa49WaJoBZJZPZv2-wVvzWbw/s1600/merawat-aquascape.png" title="cara merawat aquarium dan aquascape" /></a></div>
Aquarium atau Aquascape yang sudah ditata rapi memerlukan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/perawatan%20tanaman?&max-results=7">perawatan berkala</a> agar penampilannya tetap prima dan menarik. Dua bulan pertama merupakan masa saat aquascape memerlukan perawatan lebih intensif karena ekosistem aquscape masih belum stabil. Berikut jadwal yang harus dilakukan untuk dua bulan pertama.<br />
<h4>
<span style="color: #0b5394;">
Perawatan Aquascape Minggu ke-1</span></h4>
Pada minggu pertama, ikan belum boleh dimasukkan ke dalam akuarium. Selain kondisi air belum stabil, kehadiran ikan pada awal pemeliharaan juga dapat mengganggu <a href="https://panduanbertanam.blogspot.com/search/label/tanaman%20hias?&max-results=7">perakaran tanaman</a> yang kondisinya belum kuat. Bahkan, kotoran ikan juga dapat membuat akuarium cepat berlumut.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI27eYCu8uL5b8TMCH4fd2SazmgXq-Q3j_9dOqjH03k6tLnn6vzTlL-0XzLhBBX5Z__89nOjpaT01KgxRgmbe_iPAsoTITYlk-e1JqfH77GI63sayiqTyDexLCKHsymjy13dOzx9HHCC_u/s1600/merawat-aquascape-1.png" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="membersihkan aquarium dan aquascape" border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI27eYCu8uL5b8TMCH4fd2SazmgXq-Q3j_9dOqjH03k6tLnn6vzTlL-0XzLhBBX5Z__89nOjpaT01KgxRgmbe_iPAsoTITYlk-e1JqfH77GI63sayiqTyDexLCKHsymjy13dOzx9HHCC_u/s320/merawat-aquascape-1.png" title="membersihkan aquarium dan aquascape" width="320" /></a></div>
<b>Kebersihan Air</b><br />
Penggantian air idealnya 50% setiap hari selama seminggu agar kadar NH4 tidak naik dan akuarium tidak berlumut.<br />
<b>Suhu Air</b><br />
Idealnya, suhu air dijaga pada kisaran 24° C dengan suhu maksimum 26° C.<br />
<b>Lampu</b><br />
Nyalakan lampu selama 5 jam setiap hari. Timer bisa diatur sesuai dengan waktu luang Anda ‘menikmati’ akuarium tersebut.<br />
<br />
<h4>
<span style="color: #0b5394;">Perawatan Aquascape Minggu ke-2</span></h4>
Pada minggu kedua, ikan-ikan kecil pemakan lumut boleh dimasukkan, tetapi jangan diberi makan selama satu minggu.Tujuannya, agar ikan memakan lumut yang tersisa di daun saat merasa lapar sehingga akuarium tetap bersih.<br />
<b>Kebersihan Air</b><br />
Air akuarium diganti setengahnya, dua kali seminggu.<br />
<b>Suhu</b><br />
Pastikan chiller atau kipas angin berfungsi dengan baik agar suhu tetap berkisar pada 25—27° C.<br />
<b>Lampu</b><br />
Durasi menyalakan lampu bisa dinaikkan hingga 6 jam per harinya.<br />
<h4>
<span style="color: #0b5394;">Perawatan Aquascape Minggu ke-3</span></h4>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwjCre5KDeZmzzDTi7r4Gp3oZmkXdhw5p6OMBSUZI41B8OowfmjyE8AhLHycpRnoYBK1LoZcT3rcOw_wfz-NB3bu5pQmQ-xcZjECLtNOSF3AEpglFBj08sik5xuW5WrfHsze56-h_nm0bE/s1600/merawat-aquascape-2.png" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="cara merawat aquarium dan aquascape" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwjCre5KDeZmzzDTi7r4Gp3oZmkXdhw5p6OMBSUZI41B8OowfmjyE8AhLHycpRnoYBK1LoZcT3rcOw_wfz-NB3bu5pQmQ-xcZjECLtNOSF3AEpglFBj08sik5xuW5WrfHsze56-h_nm0bE/s1600/merawat-aquascape-2.png" title="cara merawat aquarium dan aquascape" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Pemberian pakan.</b> <br />
Pastikan pakan habis dalam waktu lima menit <br />
agar kualitas air akuarium tidak cepat rusak</td></tr>
</tbody></table>
Ikan boleh ditambah sesuai kapasitas akuarium dan bisa mulai diberi pakan. Pakan harus habis dalam tempo lima menit. Kelebihan pakan harus dibuang dengan cara disedot menggunakan slang agar akuarium tidak berlumut.<br />
<br />
<b>Kebersihan Air</b><br />
Air akuarium diganti setengahnya seminggu sekali.<br />
<br />
<b>Suhu Air</b><br />
Suhu air tetap dijaga 26o C.<br />
<b>Lampu</b><br />
Durasi menyalakan lampu bisa dinaikkan hingga 7 jam per hari.<br />
<h4>
<span style="color: #0b5394;">Perawatan Aquascape Minggu ke-4 hingga Minggu ke-6</span></h4>
Jika ada tanaman air yang membusuk atau tidak sehat, segera ganti dengan tanaman air yang baru. Sementara itu, penggantian air dilakukan setiap dua minggu sekali.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYNiXV07C-ykFdWdHlc9_IYkg4q_bR5KJqsNH8bUBYUTPQjk0j9dkOfZINaRfWaLAPhiUQI7I37VKbRoPJI_lkSsdiHEczhIuFl7U7UTv56xLEHiCWHUe91JO6QaslejAPDKF4McwPvgE/s1600/merawat-aquascape-3.png" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="membersihkan aquarium dan aquascape" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYNiXV07C-ykFdWdHlc9_IYkg4q_bR5KJqsNH8bUBYUTPQjk0j9dkOfZINaRfWaLAPhiUQI7I37VKbRoPJI_lkSsdiHEczhIuFl7U7UTv56xLEHiCWHUe91JO6QaslejAPDKF4McwPvgE/s1600/merawat-aquascape-3.png" title="membersihkan aquarium dan aquascape" /></a></div>
<br />
<h4>
<span style="color: #0b5394;">Perawatan Aquascape Minggu ke-7 hingga Minggu ke-8</span></h4>
Karbon aktif dan media filter seperti arang, mulai dikeluarkan dari filter. Ikan pun boleh ditambah sesuai dengan kapasitas akuarium. Pohon-pohon yang tumbuh terlalu panjang bisa dipangkas.<br />
<br />
<b>Kebersihan Air</b><br />
Ganti 30% air setiap dua minggu sekali.<br />
<b>Lampu</b><br />
Durasi lampu bisa ditambahkan menjadi 12 jam per hari agar tanaman tumbuh maksimal.<br />
<h4>
<span style="color: #0b5394;">Perawatan Aquascape Lebih dari 8 minggu</span></h4>
Perawatan berkala dilakukan setiap dua minggu sekali dengan mengganti 50% air akuarium, mencuci filter, membersihkan kaca, dan memangkas pohon yang layu atau terlalu tinggi.<br />
<br />
<h3>
B. Pemberantasan Lumut dan Keong</h3>
<h4>
Lumut pada Tanaman Air</h4>
Lumut bisa menjadi pengganggu bagi hobiis yang ingin menikmati <a href="https://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/aneka-desain-aquascape-terbaik.html">keindahan aquascape</a>. Salah satu sumber penyebaran lumut berasal dari <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/tanaman%20hias?&max-results=7">tanaman </a>yang baru dimasukkan ke dalam aquascape. Karena itu, sebelum dimasukkan ke dalam akuarium, tanaman baru tersebut perlu dipastikan bebas lumut. Jika terdapat lumut pada tanaman tersebut, lakukan langkah berikut ini.<br />
<ol>
<li>Campur 100 cc larutan pemutih baju dengan 2.000 cc air bersih.</li>
<li>Celup pohon yang berlumut ke dalam larutan tersebut selama 30 detik.</li>
<li>Bilas pohon tersebut dengan air bersih sampai bau larutan hilang.</li>
<li>Tanam pohon tersebut di akuarium.</li>
</ol>
Jangan kaget jika keesokan harinya Anda akan menemukan selaput putih di tepi daun pohon tersebut. Selaput putih tersebut menandakan lumut sudah mati.<br />
<br />
<h4>
Lumut pada Akuarium</h4>
Selain pada tanaman, akuarium juga bisa terserang lumut. Untuk mengatasinya, sebaiknya ganti air akuarium 2 kali seminggu dan gunakan lampu UV pembunuh lumut <i>(algae killer lamp)</i>. Air yang berlumut akan dipompa melalui lampu dan dikembalikan lagi ke dalam akuarium.<br />
<br />
<b>Tabel 1. Jumlah watt yang diperlukan sesuai dengan volume air akuarium</b><br />
<table align="center" border="1" style="width: 50%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;"><b>Kekuatan Lampu (watt)</b></td>
<td style="text-align: center;"><b>Volume Air (liter)</b></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;">13</td>
<td style="text-align: center;">100</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;">18</td>
<td style="text-align: center;">400</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;">36</td>
<td style="text-align: center;">1.500</td>
</tr>
</tbody></table>
<br />
<h4>
Mengatasi Berbagai Jenis Lumut di Akuarium</h4>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_gTFzNdBiGB4bBaL1gPOyCv6XU36Z9EhL5iejo1BWb1004S10n6B5t38yIij_sddxizLTYRW90RbO_iC54cl7rpnMRqIxvCR-33Z6n8bRLcA4UdV9kqKdYhtaS5yvBOwd3klLToy37ySW/s1600/merawat-aquascape-4.png" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="mengatasi lumut di akuarium" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_gTFzNdBiGB4bBaL1gPOyCv6XU36Z9EhL5iejo1BWb1004S10n6B5t38yIij_sddxizLTYRW90RbO_iC54cl7rpnMRqIxvCR-33Z6n8bRLcA4UdV9kqKdYhtaS5yvBOwd3klLToy37ySW/s1600/merawat-aquascape-4.png" title="mengatasi lumut di akuarium" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Mencuci media filter. </b><br />
Dilakukan untuk mengatasi lumut <br />
dan menambah kekuatan arus air di dalam akuarium</td></tr>
</tbody></table>
Lumut rambut <i>(hair algae)</i> diatasi menggunakan ikan ‘Sae’. Selain itu, gunting bagian daun yang terserang lumut ini dan ganti 50% air akuarium setiap seminggu sekali.<br />
Lumut jenggot <i>(beard algae)</i> dapat diatasi dengan memanfaatkan larutan pemutih, mencuci media filter, dan mengurangi kadar fosfat di dalam air.<br />
Lumut biru <i>(blue algae)</i> memiliki bentuk seperti lendir berwarna biru kusam. Untuk mengatasinya, atasi dengan mencuci media filter dan menambah kekuatan arus di dalam akuarium sehingga air bergerak lebih cepat.<br />
<br />
<h4>
Memberantas Keong</h4>
Selain keong hias, ada pula keong yang bersifat merugikan. Keong berbentuk kerucut tersebut harus dibasmi dari akuarium karena suka memakan dedaunan. Keong tersebut dapat dibasmi dengan obat pengusir keong yang dapat dibeli di toko akuarium. Dosisnya disesuaikan dengan anjuran pakai yang tertera pada label kemasan.<br />
Selain membelinya, aquascaper juga bisa membuat obat keong tersebut. Caranya, larutkan 2 sendok terusi (copper sulfat-dapat dibeli di toko kimia) ke dalam 600 ml air bersih. Tuangkan larutan tersebut ke dalam akuarium dengan perbandingan 10 ml air terusi untuk 100 liter air akuarium. Jika ada hama keong yang keluar atau mengapung, segera buang. Jika ada udang atau ikan yang mengapung, segera pindahkan ke akuarium lain. Diamkan selama dua jam, lalu ganti 90% air akuarium tersebut dengan air yang telah diendapkan minimum satu hari. Larutkan juga ‘water conditioner’ seperti Aquasafe dengan dosis sesuai aturan pemakaian. Fungsi 'water conditioner' adalah untuk membuang racun terusi yang masih tersisa. Setelah itu, nyalakan kembali seluruh peralatan aquascape, serta masukkan kembali udang dan ikan ke dalam akuarium.<br />
<br />
<h3>
D. Pemeliharaan Ikan</h3>
<h4>
Pemberian Pakan</h4>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHSKinfytrSWUgLu7Oho_eQDlB2lGLCJZCc65K0MdcYD60w6f35M2sbFvpinR8YvavQkDqkBp_Ow22Iy3XVnHUAzKOKSQp5G553CL2fFAzLvjOBnpvNCMUB8sDeVebd5z0syvX5b3mfDYE/s1600/merawat-aquascape-5.png" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="pemeliharaan ikan aquarium dan aquascape" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHSKinfytrSWUgLu7Oho_eQDlB2lGLCJZCc65K0MdcYD60w6f35M2sbFvpinR8YvavQkDqkBp_Ow22Iy3XVnHUAzKOKSQp5G553CL2fFAzLvjOBnpvNCMUB8sDeVebd5z0syvX5b3mfDYE/s1600/merawat-aquascape-5.png" title="pemeliharaan ikan aquarium dan aquascape" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Pakan ikan.</b> Gunakan pakan yang mengapung <br />
di dalam air akuarium</td></tr>
</tbody></table>
Ikan di dalam <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/aneka-desain-aquascape-terbaik.html">aquascape</a> bisa diberi makan dua kali sehari. Atur pemberian makan sehingga pakan bisa dihabiskan ikan dalam waktu 5 menit. Pilih pakan yang melayang di tengah air. Hindari pakan yang mengapung dan pakan tenggelam. Pakan yang mengapung di permukaan air akan mudah masuk ke dalam filter, sedangkan pakan yang tenggelam akan menyelip di antara pepohonan sehingga sulit diraih ikan.<br />
<br />
<h4>
Mengobati Ikan</h4>
Mengobati ikan yang sakit di aquascape tidak diperkenankan menggunakan Metyline Blue dan garam karena akan membuat tanaman air lumer dan mati. Untuk mengatasinya, gunakan Ciprofloxacyn <i>(broad spectrum antibiotic)</i>. Antibiotik ini dijual bebas di apotek. Satu tablet (250 mg) Ciprofloxacyn bisa digunakan untuk 100 liter air akuarium. Tablet tersebut dilarutkan dalam ½ gelas air panas. Aquascaper bisa juga membeli obat ikan lainnya. Namun, pastikan pada label kemasannya tertera aman untuk tanaman <i>(safe for aquatic plant)</i>.<br />
<br />
<h3>
E. Kontraktor Akuarium</h3>
Jika hanya ingin menikmati aquascape dan tidak mau direpotkan dengan urusan perawatannya, Anda dapat menghubungi <i>“maintenance contractor”</i>, yakni seorang kontraktor yang menyewakan jasa untuk merawat aquascape. Kontraktor ini bisa Anda temui di toko akuarium yang relatif besar, baik di Jabodetabek, maupun kota besar lainnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB4FRKuXYOxXrJhLmt63mgUQm3nHV32pdVi-yx96XOGR5MB7MLLR9YrTUtinlXR5FpigUI0vK1XaNK-9dNywEcg129-6GuBKWVVQ5cfVuKOimQKv-0pv60uBnKTaZQZRxeHSQBy1qY7oXL/s1600/merawat-aquascape-6.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="perawatan aquarium dan aquascape" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB4FRKuXYOxXrJhLmt63mgUQm3nHV32pdVi-yx96XOGR5MB7MLLR9YrTUtinlXR5FpigUI0vK1XaNK-9dNywEcg129-6GuBKWVVQ5cfVuKOimQKv-0pv60uBnKTaZQZRxeHSQBy1qY7oXL/s1600/merawat-aquascape-6.png" title="perawatan aquarium dan aquascape" /></a></div>
<br />
<br /></div>
<script type="application/ld+json">
{
"@context": "https://schema.org",
"@type": "NewsArticle",
"mainEntityOfPage": {
"@type": "WebPage",
"@id": "https://panduanbertanam.blogspot.com/"
},
"headline": "Article headline",
"image": [
"https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc3D3DiiMnF94vuFUF7bamPOCGVF071R22-KuzOhpF2511NL_oMn__wvXlVgwlogUMppVCe5L_6U9PJmiHw_qnQ03e1K9TKPyTKFwJe5-bxM24-ozZiYFcaa49WaJoBZJZPZv2-wVvzWbw/s1600/merawat-aquascape.png"
],
"datePublished": "2019-02-05T08:00:00+08:00",
"dateModified": "2020-08-05T09:20:00+08:00",
"author": {
"@type": "Person",
"name": "Mr. Farm"
},
"publisher": {
"@type": "Organization",
"name": "Panduan Bertanam",
"logo": {
"@type": "ImageObject",
"url": "https://google.com/logo.jpg"
}
}
}
</script>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0Indonesia-0.789275 113.92132700000002-31.668126 72.61273300000002 30.089576 155.22992100000002tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-22786672384347317362016-04-27T12:52:00.002+07:002016-07-09T03:40:20.240+07:00Aneka Desain Aquascape Terbaik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Gc1x64MF6uI1g6aZ37DWhHvW8OW-8mtWX7PbZKEXXLmmwJEaAKaP0G_Ynpptnwr3chWFFUjfk0eqxoFqxT7v2E7xxBVKnP6jUbscHikTOHOCy12X-fH7FbvLc7UGehSMV5XiAoEpvz9k/s1600/aneka-desain-aquascape.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="aneka desain aquascape terbaik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Gc1x64MF6uI1g6aZ37DWhHvW8OW-8mtWX7PbZKEXXLmmwJEaAKaP0G_Ynpptnwr3chWFFUjfk0eqxoFqxT7v2E7xxBVKnP6jUbscHikTOHOCy12X-fH7FbvLc7UGehSMV5XiAoEpvz9k/s1600/aneka-desain-aquascape.png" title="aneka desain aquascape terbaik" /></a></div>
Desain Aquascape saat ini banyak model atau <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/aneka-desain-aquascape-terbaik.html">desain aquascape</a> yang dipraktikkan di Indonesia. Namun, di dalam bab ini hanya dipaparkan mengenai empat kelompok jenis desain aquascape, yakni gaya jepang (asia atau tropis), gaya eropa, gaya biotop, dan gaya exotic international aquarium.<br />
<h3>
A. Aquascape Gaya Jepang (Asia atau Tropis)</h3>
Gaya jepang dipopulerkan oleh Takashi Amano pada tahun 1988 melalui buku pertamanya yang berjudul Nature Aquarium. Gaya jepang ini kental dengan konsep komposisi batu iwagumi dan kayu yang dihadirkan di tengah tanaman kecil. Sementara itu, tanaman besar seperti Echinodorus, Crinum, atau Aponogeton jarang digunakan. Kalaupun ada, tanaman besar hanya digunakan sebagai background atau khusus diterapkan pada akuarium berukuran sangat besar (volume air melebihi 1.000 liter).<br />
<blockquote class="tr_bq">
Ciri khas gaya Jepang terletak pada penataannya yang sangat memperhatikan tata letak dan sangat rapi.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglfa6tCiDxhgitfEjGOwoAoez0hGpPFwO_5Y21l6R-QOt6oR-1taaG_L0TPXeyqGjBThd_sI6lAGt7PTXzne3nFTtGqn82LXtDtZwkR1WXUmEsK3pfeh1RcLEv8mC13pxp17GWsCzTqP12/s1600/aquascape-gaya-jepang.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="desain aquascape gaya Jepang" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglfa6tCiDxhgitfEjGOwoAoez0hGpPFwO_5Y21l6R-QOt6oR-1taaG_L0TPXeyqGjBThd_sI6lAGt7PTXzne3nFTtGqn82LXtDtZwkR1WXUmEsK3pfeh1RcLEv8mC13pxp17GWsCzTqP12/s1600/aquascape-gaya-jepang.png" title="desain aquascape gaya Jepang" /></a></div>
</blockquote>
<h3>
B. Aquascape Gaya Eropa (Dutch Style)</h3>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAZbZS1pg4ESv7cd-gS_-4w5vTT02q7sfh2likERnnc2Ablrg4TKaosNImmq1qjyNKWD_kMXtzu_RppWKY0_yUpITW3OIJn1KxUtVkKHxpKs3MQxzDN4se7F8RGYcavFlqqI9ky0z3BBH3/s1600/aquascape-gaya-eropa.png" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="desain aquascape gaya eropa" border="0" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAZbZS1pg4ESv7cd-gS_-4w5vTT02q7sfh2likERnnc2Ablrg4TKaosNImmq1qjyNKWD_kMXtzu_RppWKY0_yUpITW3OIJn1KxUtVkKHxpKs3MQxzDN4se7F8RGYcavFlqqI9ky0z3BBH3/s320/aquascape-gaya-eropa.png" title="desain aquascape gaya eropa" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Desain Aquascape Gaya Eropa</td></tr>
</tbody></table>
Desain gaya eropa sangat populer, terutama di Jerman dan Belanda, karena hobiis di sana senang memelihara tanaman air di dalam akuarium. Pada awal perkembangan gaya ini, hobiis belum memakai peralatan CO² sehingga tanaman yang digunakan harus mampu hidup dalam kondisi yang tidak optimal, seperti tanaman Echinodorus dan Fern. Gaya jerman ini dipopulerkan oleh Oliver Knott.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Ciri khas gaya eropa terletak pada penggunaan tanaman yang memiliki daya tahan tinggi dan penataannya yang dibuat mirip dengan hutan belantara.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</blockquote>
<h3>
C. Aquascape Biotop</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaWv65OonBQZGWBLWUlo4Y6V2tLDkdLM4jpoQOTV-yGMvEWWHKAUa7DdCQQKUMA3MlCWRWcS2EB3z7N1_36BrJ0HtOruGc6FbIwPzC0WAv-9vRTCELsyWPgUyB2viHJrgKjqp-lNGoZ6cD/s1600/aquascape-gaya-biotop.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="desain aquascape gaya biotop" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaWv65OonBQZGWBLWUlo4Y6V2tLDkdLM4jpoQOTV-yGMvEWWHKAUa7DdCQQKUMA3MlCWRWcS2EB3z7N1_36BrJ0HtOruGc6FbIwPzC0WAv-9vRTCELsyWPgUyB2viHJrgKjqp-lNGoZ6cD/s1600/aquascape-gaya-biotop.png" title="desain aquascape gaya biotop" /></a></div>
Desain biotop dipopulerkan oleh penemu ikan terbanyak di dunia, yakni Heiko Bleher-Scientist of the Year 2009. Beliau berkelililing dunia setiap tahun untuk mengamati kondisi perairan, baik tanah, flora, maupun biota di sekitar sungai atau danau lokasi ikan yang akan digunakan sebagai penghias aquascape. Dari hasil pengamatannya tersebut, beliau membuat miniatur perairan di dalam akuarium. Akuarium biotop ini tampak sangat alami dan banyak jenisnya, seperti biotop amazonia, biotop lake tanganyika, biotop india, biotop papua, dan biotop kalimantan.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Aquascape gaya biotop hanya berisi ikan dan tanaman yang berasal dari habitat ikan tersebut ditemukan serta menggunakan pasir, batu dan kayu yang mendekati habitat aslinya.</blockquote>
<h3>
D. Aquascape International Exotic Aquarium</h3>
Desain ini memberi kebebasan kepada hobiis untuk berkreasi menyatukan ikan dan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/tanaman%20hias?&max-results=7">tanaman yang eksotik</a> dari berbagai belahan dunia. Dalam membuat desain ini, diperhatikan jenis tanaman yang akan digunakan agar bisa tumbuh menggunakan substrat tanah dan mutu air yang sama. Begitu pula dengan jenis ikan. Pilih jenis ikan yang bisa hidup dalam parameter air yang sama.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Ciri khas gaya international exotic aquarium terletak pada banyaknya jenis tanaman dan ikan dari berbagai negara yang dipadukan di dalam satu akuarium.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ4EzsncAYQoSHafLMXlyqhWsTyjjMQPl92C581veTqjFtcNQmy8qoTca65jKW6GJF_wrHjlJTlkVoTtWEjAR7jbtlTXMfFkxqBVTiY4LEqCgXCujZMffzP0fERrbHDyxSYdisCrVlFbvI/s1600/international-exotic-aquarium.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="desain aquascape international exotic aquarium" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ4EzsncAYQoSHafLMXlyqhWsTyjjMQPl92C581veTqjFtcNQmy8qoTca65jKW6GJF_wrHjlJTlkVoTtWEjAR7jbtlTXMfFkxqBVTiY4LEqCgXCujZMffzP0fERrbHDyxSYdisCrVlFbvI/s1600/international-exotic-aquarium.png" title="desain aquascape international exotic aquarium" /></a></div>
</blockquote>
</div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-27709059071740388402016-04-27T12:38:00.001+07:002016-07-09T03:29:14.853+07:00Membuka Usaha Pembuatan Komposter dan Pupuk Cair<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8MSkLBBZEX2UwdYO9bWF0xSoJu276MojuFD0bkQAfvaBDkpBwSjtoCALs60RNjHxRWes3aCbXZJne_Eta-REXAR6LEMQiVev-lGCpIsY3-96035VTMUxbWMbV_LjfnhFBwnj_qVwWZ6VL/s1600/keunggulan-pupuk-organik.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="membuka usaha pembuatan komposter dan pupuk cair" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8MSkLBBZEX2UwdYO9bWF0xSoJu276MojuFD0bkQAfvaBDkpBwSjtoCALs60RNjHxRWes3aCbXZJne_Eta-REXAR6LEMQiVev-lGCpIsY3-96035VTMUxbWMbV_LjfnhFBwnj_qVwWZ6VL/s1600/keunggulan-pupuk-organik.png" title="membuka usaha pembuatan komposter dan pupuk cair" /></a>
<br />
<h1 align="center">
</h1>
<h2>
A. Usaha Pembuatan Komposter</h2>
<h3>
a. Asumsi Usaha Pembuatan Komposter</h3>
<ul>
<li>Biaya investasi meliputi pembelian <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/cara-membuat-komposter-pupuk-organik.html">peralatan</a> yang digunakan untuk membuat komposter, seperti gunting, bor, mata bor, dan meteran.</li>
<li>Seluruh input yang digunakan untuk membuat komposter dianggap sebagai biaya produksi. Estimasi penyusutan peralatan diasumsikan Rp10.000/hari.</li>
<li>Biaya produksi dihitung selama satu hari. Dalam satu hari diestimasikan membuat komposter sebanyak 2 buah.</li>
<li>Asumsi harga jual komposter ukuran 20 liter Rp150.000 per buah. Namun, penjual umumnya menawarkan produk komposter dalam satu paket yang terdiri dari komposter 20 liter, bioktivator 1 liter, dan sprayer ukuran 2 liter dengan harga Rp200.000.</li>
</ul>
<h3>
b. Biaya Investasi Usaha <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/cara-membuat-komposter-pupuk-organik.html">Pembuatan Komposter</a></h3>
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="133"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
<b>Biaya Satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="108"><div>
<b>Jumlah biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="133">Gunting</td>
<td valign="bottom" width="76">1 buah</td>
<td valign="bottom" width="107"><div align="right">
5.000</div>
</td>
<td valign="bottom" width="108"><div align="right">
5.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="133">Bor</td>
<td valign="bottom" width="76">1 buah</td>
<td valign="bottom" width="107"><div align="right">
250.000</div>
</td>
<td valign="bottom" width="108"><div align="right">
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="133">Meteran</td>
<td valign="bottom" width="76">1 buah</td>
<td valign="bottom" width="107"><div align="right">
25.000</div>
</td>
<td valign="bottom" width="108"><div align="right">
25.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="133">Mata bor</td>
<td valign="bottom" width="76">1 buah</td>
<td valign="bottom" width="107"><div align="right">
5.000</div>
</td>
<td valign="bottom" width="108"><div align="right">
5.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="bottom" width="316"><b>Total Biaya Investasi</b></td>
<td valign="bottom" width="108"><div align="right">
<b>285.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h3>
c. Biaya Produksi Usaha Pembuatan Komposter</h3>
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="201"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
<b>Biaya Satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="94"><div>
<b>Jumlah Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="201"><div>
Tong plastik bekas ukuran 20 liter</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66">2 buah</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
30.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="94"><div>
60.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="201">Pipa paralon ukuran 1 inchi</td>
<td style="text-align: center;" width="66">1 batang</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="94"><div>
25.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="201">Kasa plastik</td>
<td style="text-align: center;" width="66">1 meter</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="94"><div>
10.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="201">Keran plastik</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">2 buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
5.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="94"><div>
10.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="201">Lem paralon</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">1 buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
5.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="94"><div>
5.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="201">Sambungan T ukuran 1 inchi</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">4 buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
5.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="94"><div>
20.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="201">Penyusutan peralatan</td>
<td style="text-align: center;" width="66">-</td>
<td style="text-align: center;" width="92">-</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="94"><div>
10.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="bottom" width="359"><b>Total Biaya Produksi untuk Dua Buah Komposter</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="94"><div>
<b>140.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h3>
d. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Pembuatan Komposter</h3>
<b>Pendapatan 1 hari</b> = Jumlah produksi x harga jual komposter<br />
= 2 buah x Rp150.000/buah = Rp300.000<br />
<b>Keuntungan 1 hari </b>= Pendapatan - Biaya Produksi<br />
= Rp300.000 - Rp140.000 = Rp160.000<br />
Jika diasumsikan hari kerja dalam satu bulan sebanyak 24 hari, keuntungan yang diperoleh selama satu bulan mencapai Rp3.840.000<br />
<h3>
e. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Komposter</h3>
1. Return of Investment (ROI)<br />
ROI = <u>Total Pendapatan </u> x 100%<br />
Total Biaya Investasi<br />
ROI = <u>Rp300.000</u> x 100%<br />
Rp285.000<br />
ROI = 105,26%<br />
Artinya, usaha ini menghasilkan pendapatan 105,26% dari total biaya investasi yang dikeluarkan.<br />
<h2>
B. Usaha Pembuatan Pupuk Cair</h2>
<h3>
a. Asumsi Usaha Pembuatan Pupuk Cair</h3>
<ul>
<li>Biaya investasi meliputi pembelian peralatan yang digunakan untuk membuat kompos cair, yaitu satu paket komposter, gunting atau pisau, wadah, dan alat pengaduk. Penyusutan seluruh peralatan diestimasikan Rp20.000/bulan.</li>
<li>Komposter dibeli dalam satu paket yang terdiri dari komposter 20 liter, bioktivator 1 liter, dan sprayer ukuran 2 liter dengan harga Rp200.000.</li>
<li>Bioaktivator yang digunakan untuk membuat pupuk cair setiap bulan sebanyak 10—20 ml. Biaya penggunaannya per bulan sudah dimasukkan ke dalam perhitungan penyusutan peralatan.</li>
<li>Bahan baku pupuk cair diasumsikan membutuhkan 5 kg sampah yang diperoleh secara gratis dari limbah rumah tangga atau limbah pasar. Namun, ongkos memilah sampah organik dan ongkos pemotongan atau perajangan dimasukkan ke dalam biaya produksi.</li>
<li>Biaya produksi, pendapatan, dan keuntungan dihitung dalam satu bulan.</li>
<li>Dalam satu bulan diasumsikan membuat pupuk cair sebanyak dua liter. Namun kenyataan di lapangan, produksi lindi pada bulan berikutnya umumnya meningkat.</li>
<li>Harga jual pupuk cair Rp20.000 per liter.</li>
</ul>
<h3>
b. Biaya Investasi Usaha Pembuatan Pupuk Cair</h3>
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="148"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
<b>Biaya Satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
<b>Jumlah biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="148">Komposter,bioaktivator, dan sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="73">1 paket</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="101"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="148">Gunting atau Pisau</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="73">1 buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
5.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
5.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="148">Wadah</td>
<td style="text-align: center;" width="73">1 buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
10.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="148">Alat pengaduk</td>
<td style="text-align: center;" width="73">1 buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
10.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="bottom" width="318"><b>Total Biaya Investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
<b>225.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h3>
c. Biaya Produksi Usaha Pembuatan Pupuk Cair</h3>
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="148"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="67"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="96"><div>
<b>Biaya Satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="103"><div>
<b>Jumlah Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="148">Ongkos pemisahan 5 kg sampah organik</td>
<td style="text-align: center;" width="67"><div>
1 paket</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="103"><div>
3.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="148">Ongkos perajangan 5 kg sampah</td>
<td style="text-align: center;" width="67"><div>
1 paket</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
1.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="103"><div>
1.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="148">Air</td>
<td style="text-align: center;" width="67"><div>
1 liter</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="96"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="103"><div>
2.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="148">Penyusutan peralatan</td>
<td style="text-align: center;" width="67"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="103"><div>
20.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" width="310"><b>Jumlah</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="103"><div>
<b>26.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h3>
d. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Pembuatan Pupuk Cair</h3>
<b>Pendapatan </b> = Jumlah produksi x harga jual pupuk cair<br />
= 2 liter x Rp20.000/liter = Rp40.000<br />
<b>Keuntungan </b> = Pendapatan - Biaya Produksi<br />
= Rp40.000 - Rp26.000 = Rp14.000<br />
Perhitungan ini berlaku untuk pengolahan sampah di rumah sendiri. Jika dilakukan program secara bersama dalam satu RT atau RW, pupuk cair yang dihasilkan bisa lebih banyak. Otomatis, jika kapasitas produksi banyak, keuntungan pun semakin bertambah.<br />
<h3>
e. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Pupuk Cair</h3>
Return of Investment (ROI)<br />
<b>ROI </b> = <u>Total Pendapatan</u> x 100%<br />
Total Biaya Investasi<br />
<b>ROI </b> = <u>Rp40.000</u> x 100%<br />
Rp225.000<br />
<b>ROI</b> = 17,78%<br />
Artinya, usaha ini menghasilkan pendapatan 17,78% dari total biaya investasi yang dikeluarkan.
</div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-76083530400161934562016-04-27T12:34:00.002+07:002016-04-27T20:12:35.310+07:00Keunggulan dan Manfaat Pupuk Organik Cair<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYvPRgE0GKl4B_ARTlnt2EdRGsmiEheCpUOmeqcDnQeIgiaYTIy4nnolaRX37S5V_CrOsrE7kFHdddIUQcl3iWkL1abA3XGdE26nyc4empuy8A9S6c_DghYq57GSlouvLAUcH-0uMoT_4U/s1600/keunggulan-pupuk-organik-2.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="keunggulan dan manfaat pupuk organik cair" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYvPRgE0GKl4B_ARTlnt2EdRGsmiEheCpUOmeqcDnQeIgiaYTIy4nnolaRX37S5V_CrOsrE7kFHdddIUQcl3iWkL1abA3XGdE26nyc4empuy8A9S6c_DghYq57GSlouvLAUcH-0uMoT_4U/s1600/keunggulan-pupuk-organik-2.png" title="keunggulan dan manfaat pupuk organik cair" /></a></div>
<h1 align="center">
</h1>
Kelebihan penggunaan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/apa-itu-pupuk-organik-dan-kegunaannya.html">pupuk organik</a> di antaranya menyehatkan lingkungan, memperbaiki struktur tanah, menekan biaya produksi, dan meningkatkan produktivitas tanaman. Berikut ini kami jelaskan secaran lengkap manfaat dan keunggulan pupuk organik.<br />
<h2>
A. Menyehatkan Lingkungan</h2>
Sebagai materi akhir atau sisa suatu proses, sampah biasa- nya diatasi dengan mengangkutnya dari tempat sampah di permukiman dan membuangnya ke tempat pembuangan sampah akhir atau membakarnya. Padahal, jika dilihat dari jumlah penduduk yang terus meningkat, perubahan tingkat pola konsumsi, pola penyediaan kebutuhan hidup, serta iklim dan musim, cara seperti itu kurang mampu mengatasi masalah sampah. Pasalnya, sampah yang dihasilkan setiap hari terus meningkat dan berisiko menimbulkan banyak masalah.<br />
Satu-satunya cara menangani sampah yang efektif dan efisien adalah dengan mendaur ulang. Sampah non- organik bisa didaur ulang menjadi biji plastik. Sementara itu, sampah organik bisa diolah lagi menjadi kompos atau pupuk organik. Daur ulang sampah organik menjadi pupuk tidak hanya dapat menyuburkan tanaman, tetapi juga turut menyehatkan lingkungan. Selain itu, penggunaan pupuk organik juga tidak meninggalkan residu pada tanaman sehingga aman untuk dikonsumsi.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaghfQgo22Dg5OsqHlz2N4KCP9p-OemJf1lcwPVFwhxKHOkv5S7YipiZZrRSfu9CcUAdUrAVoO2thchkvRZsoKvfnNUc06x7u_lHQgQvYpgsby9VQrbQikyPbzS29ICGJExT9l4ZLzXlBx/s1600/keunggulan-pupuk-organik-1.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="manfaat pupuk organik bagi lingkungan" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaghfQgo22Dg5OsqHlz2N4KCP9p-OemJf1lcwPVFwhxKHOkv5S7YipiZZrRSfu9CcUAdUrAVoO2thchkvRZsoKvfnNUc06x7u_lHQgQvYpgsby9VQrbQikyPbzS29ICGJExT9l4ZLzXlBx/s1600/keunggulan-pupuk-organik-1.png" title="manfaat pupuk organik bagi lingkungan" /></a></div>
<h2>
B. Revitalisasi Produktivitas Tanah</h2>
Pada dasarnya, penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus hingga pada tahap tertentu ternyata dapat berakibat buruk bagi kondisi hara tanah. Pupuk anorganik akan terakumulasi di dalam tanah dan menyebabkan kekahatan (kekurangan) hara. Tanah yang sering diberi pupuk anorganik lama-kelamaan dapat menjadi keras sehingga menjadi sulit untuk diolah dan mengganggu pertumbuhan tanaman.<br />
Karena itu, pemanfaatan pupuk organik untuk tanah sangat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas tanah, dan mengurangi ketergantungan lahan pada pupuk anorganik. Selain itu, pupuk organik juga berperan sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme tanah. Efek positifnya, dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas mikroorganisme tanah sehingga tanah menjadi gembur dan mudah menyerap air.<br />
<blockquote>
<h3>
Pupuk Organik</h3>
</blockquote>
<blockquote>
Pupuk organik membantu proses pertumbuhan dengan prinsip kerja holistik yaitu membantu kebutuhan fisik, kimia, dan biologi tanah.</blockquote>
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 80%;">
<tbody>
<tr>
<td width="77"><b>Fisik</b></td>
<td valign="bottom" width="798"><ol>
<li>Menggemburkan tanah</li>
<li>Memperbaiki aerasi dan drainase</li>
<li>Meningkatkan pengikatan antar-partikel</li>
<li>Meningkatkan kapasitas mengikat</li>
<li>Mencegah erosi dan longsor</li>
<li>Merevitalisasi daya olah tanah</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td><b>Kimia</b></td>
<td><ol>
<li>Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)</li>
<li>Meningkatkan ketersediaan unsur hara</li>
<li>Meningkatkan proses pelapukan bahan mineral</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td><b>Biologi</b></td>
<td>Menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga perkem- bangannya lebih cepat.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
C. Menekan Biaya</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjS2hblhGUE_nyzvnMM5iqZEi8NwHkkkSL7XZlKjC-bRi4WEk2O7-jDwG7VAGVQTM3owV9TGtywVurnAtZ3f4aH-ncTpY_kGErvS_VxpQa8SIOsg73tPenWa3qbBp0Mb5atDEiQJaS-yuv/s1600/keunggulan-pupuk-organik-3.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="biaya produksi pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjS2hblhGUE_nyzvnMM5iqZEi8NwHkkkSL7XZlKjC-bRi4WEk2O7-jDwG7VAGVQTM3owV9TGtywVurnAtZ3f4aH-ncTpY_kGErvS_VxpQa8SIOsg73tPenWa3qbBp0Mb5atDEiQJaS-yuv/s1600/keunggulan-pupuk-organik-3.png" title="biaya produksi pupuk organik" /></a></div>
Tidak dapat dipungkiri, para petani umumnya lebih sering menggunakan pupuk anorganik dibandingkan dengan pupuk organik. Menurut mereka, penggunaan pupuk anorganik lebih praktis dari pupuk organik. Selain itu, hasilnya juga lebih cepat dilihat.<br />
Pada akhirnya, petani menjadi ketergantungan dengan pupuk anorganik. Padahal harga dan ketersediaannya di pasaran cenderung berfluktuatif. Pada saat ketersediaan pupuk anorganik sulit ditemukan di pasar, harganya pun menjadi mahal. Namun, para petani terpaksa tetap membelinya karena sudah terbiasa dengan pupuk tersebut. Kondisi seperti ini akan sangat memberatkan beban petani.<br />
Karena itu, diperlukan sosialisasi yang berkesinambungan untuk memperkenalkan petani tentang keunggulan dan keuntungan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk anorganik. Selain itu, harga pupuk organik di pasaran biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga pupuk anorganik. Karena itu, penggunaan pupuk organik dapat menekan biaya operasional dan juga meningkatkan hasil panennya.<br />
<h2>
D. Meningkatkan Kualitas Produk</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUWC77PF9ODYXI3v0DSEL3RmNDETK3QVhISvbw-_-jPlEhRKiKrAjx6KK4CKVNp8QMhukj_kpro0aBVTe1d3M4gSkzvbdhcVQIjKmJG-y4QPbOC9p_Vtql9cNOyYfxn6TJPhF6xQryUGSQ/s1600/keunggulan-pupuk-organik-4.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="manfaat pupuk organik untuk tanaman" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUWC77PF9ODYXI3v0DSEL3RmNDETK3QVhISvbw-_-jPlEhRKiKrAjx6KK4CKVNp8QMhukj_kpro0aBVTe1d3M4gSkzvbdhcVQIjKmJG-y4QPbOC9p_Vtql9cNOyYfxn6TJPhF6xQryUGSQ/s1600/keunggulan-pupuk-organik-4.png" title="manfaat pupuk organik untuk tanaman" /></a></div>
Pada dasarnya, tanaman yang diberikan pupuk organik bisa lebih berkualitas. <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/sayuran?&max-results=7">Tanaman sayuran</a> yang dipupuk dengan pupuk organik akan lebih segar dan enak, serta daya simpannya lebih lama. Misalnya, wortel organik bisa disimpan selama 3—4 minggu, sedangkan wortel non- organik hanya tahan disimpan 1—2 minggu. Kubis organik bisa tahan disimpan sampai satu minggu, sedangkan kubis non-organik hanya bertahan kurang dari seminggu. Selain tahan lebih lama, kubis organik juga memiliki bobot yang<br />
lebih berat dibandingkan dengan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-dan-cara-bertanam-kubis.html">kubis non-organik</a>, yakni sekitar 2 kg/buah. Sementara itu, selada organik bisa tahan disimpan selama tujuh hari, sedangkan selada anorganik hanya tahan disimpan dua hari.<br />
Tanaman buah pun kualitasnya menjadi lebih baik dengan pupuk organik. Tanaman salak yang dipupuk menggunakan pupuk organik dapat menghasilkan buah yang rasanya lebih manis. Selain itu, daya fruitset atau persentase bunga yang menjadi buah jauh lebih banyak. Begitu pula makanan yang diolah dari bahan organik pun daya simpannya lebih tahan lama. Nasi yang diolah dari beras organik bisa tahan selama 24 jam tanpa dimasukkan ke dalam alat pemanas elektrik <i>(rice cooker)</i>, sedangkan nasi dari beras anorganik hanya tahan disimpan selama 12 jam. Secara umum keunggulan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk anorganik dapat dilihat pada tabel berikut.<br />
<b>Tabel berbagai keunggulan pupuk organik dan anorganik</b><br />
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Jenis Pupuk</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Keunggulannya</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;">Pupuk Organik</td>
<td><ol>
<li>Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, tetapi jumlahnya sedikit.</li>
<li>Dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gembur.</li>
<li>Memiliki daya simpan air <i>(water holding capasity)</i> yang tinggi.</li>
<li>Beberapa tanaman yang dipupuk dengan pupuk organik lebih tahan terhadap serangan penyakit.</li>
<li>Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan.</li>
<li>Memiliki residual effect yang positif, sehingga tanaman yang ditanam pada musim berikutnya tetap bagus pertumbuhan dan produktivitasnya.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;">Pupuk Anorganik</td>
<td><ol>
<li>Hanya mengandung satu atau beberapa unsur hara, tetapi dalam jumlah banyak.</li>
<li>Tidak dapat memperbaiki struktur tanah, justru penggunaannyadalamjangkawaktu lama menyebabkan fisik tanah menjadi keras.</li>
<li>Dapat membuat tanaman rentan terhadap penyakit.</li>
<li>Pupuk anorganik mudah menguap dan tercuci. Karena itu, pengaplikasian yang tidak tepat akan sia-sia karena unsur hara yang ada hilang akibat menguap atau tercuci air.</li>
</ol>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-11868604796435020392016-04-27T12:22:00.001+07:002016-07-09T03:37:21.157+07:00Cara Membuat Pupuk Organik Cair<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZYqTbHJOydrWI81wEyUrRQPwsp_CvPQywbsCZq3REkA3bRHFDVBRpst-Er6tGXCemN8gW0u2RfdUP70Dt81dEHEDBHfo1pUDLuo4X1lO5rbsykcVhUNuycOrJNM5ofS6zOag8kN31SghF/s1600/membuka-usaha-komposter.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="cara membuat pupuk organik cair" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZYqTbHJOydrWI81wEyUrRQPwsp_CvPQywbsCZq3REkA3bRHFDVBRpst-Er6tGXCemN8gW0u2RfdUP70Dt81dEHEDBHfo1pUDLuo4X1lO5rbsykcVhUNuycOrJNM5ofS6zOag8kN31SghF/s200/membuka-usaha-komposter.png" title="cara membuat pupuk organik cair" width="200" /></a></div>
Proses pembuatan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/apa-itu-pupuk-organik-dan-kegunaannya.html">pupuk organik</a> cair sangat mudah, praktis, dan dapat diaplikasikan untuk seluruh lapisan masyarakat.<br />
<h2>
A. Cara Membuat Pupuk Organik Cair</h2>
<ol>
<li>Pilih sampah organik seperti sisa makanan, sisa sayuran, kulit buah, sisa ikan, dan daging. Pisahkan dari sampah non-organik seperti sampah plastik, kardus, kertas, bekas minyak, oli, beling, dan air sabun.</li>
<li>Rajang atau potong-potong untuk sampah yang ber- ukuran besar seperti batang tanaman, daun, atau kulit buah yang keras agar pembusukannya berlangsung sempurna.</li>
<li>Siapkan cairan bioaktivator Propuri. Bioaktivator ini berfungsi untuk membantu mempercepat proses pembusukan. Berikut penyiapan larutan bioaktivator Propuri.<br />
- Siapkan sprayer volume satu liter.<br />
- Isi sprayer dengan air. Sebaiknya gunakan air sumur karena tidak mengandung kaporit. Namun, jika ingin memakai air PAM, air tersebut harus diendapkan terlebih dahulu selama satu malam. Tujuannya agar kandungan kaporitnya menguap. Pasalnya, kaporit di dalam air bisa mematikan mikroba yang ada di dalam Propuri.<br />
- Tuangkan Propuri ke dalam sprayer dengan per- bandingan 1 liter air dicampur sebanyak 1—2 tutup botol propuri.<br />
- Kocok sampai merata. Setelah itu, cairan siap untuk digunakan.</li>
<li>Setelah sampah terkumpul dan dirajang, semprotkan larutan biokativator Propuri hingga merata ke seluruh sampah. Tuangkan ke dalam komposter dan tutup rapat.</li>
<li>Pada awal pemakaian, komposter baru dapat menghasilkan lindi atau pupuk cair setelah dua minggu. Selanjutnya, pemanenan lindi dapat dilakukan setiap 2—3 hari sekali.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhckuEInk6-2WJ9bZbOnCoVStlGgFQx__ticDkdVpqmJDt4euisreBSLony7WJKlRgL4iRXxgQiuqA6x_jjAxrfuUBy83_pLYCzv10fDdwcuzzBydORWr68tdl0dc-6dtz5ev_GzSHRxRtQ/s1600/membuat-pupuk-organik-cair-2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tahapan cara membuat pupuk organik cair" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhckuEInk6-2WJ9bZbOnCoVStlGgFQx__ticDkdVpqmJDt4euisreBSLony7WJKlRgL4iRXxgQiuqA6x_jjAxrfuUBy83_pLYCzv10fDdwcuzzBydORWr68tdl0dc-6dtz5ev_GzSHRxRtQ/s1600/membuat-pupuk-organik-cair-2.png" title="tahapan cara membuat pupuk organik cair" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwfB5BCkLP1yYg3WTCSZTvGrQu95R6SdCecwuU53J4g-dEqmb1H7Jap5q-YbeShRI2N3rwVA1-KL-mHtMqkz64MpxwQQNcp7jP_CbnYkbzq48XWuJvZ9fl9sXhKAUFtoOALkzz4gnWgDdf/s1600/membuat-pupuk-organik-cair-3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tahapan cara membuat pupuk organik cair" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwfB5BCkLP1yYg3WTCSZTvGrQu95R6SdCecwuU53J4g-dEqmb1H7Jap5q-YbeShRI2N3rwVA1-KL-mHtMqkz64MpxwQQNcp7jP_CbnYkbzq48XWuJvZ9fl9sXhKAUFtoOALkzz4gnWgDdf/s1600/membuat-pupuk-organik-cair-3.png" title="tahapan cara membuat pupuk organik cair" /></a></div>
</li>
</ol>
Proses pembuatan pupuk cair <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/cara-membuat-komposter-pupuk-organik.html">menggunakan komposter</a> ini sebenarnya cukup praktis, tetapi ada beberapa tip yang harus diperhatikan demi kenyamanan dan keamanan selama penggunaan komposter.<br />
<h3 style="text-align: center;">
Tip Pengomposan</h3>
<blockquote class="tr_bq">
Pada saat awal pengomposan, lindi baru bisa dipanen setelah dua minggu. Untuk mempercepat pemanenan lakukan penambahan campuran air beras, gula merah, dan Propuri ke dalam sampah. Ramuan tersebut dapat membantu pemanenan menjadi lebih awal satu minggu.<br />
Pengambilan lindi sebaiknya hanya sebatas keran saja. Sementara itu, lindi yang tertampung di bawah keran sebaiknya tidak perlu diambil. Pasalnya, terkandung cukup banyak mikroba yang sangat membantu pembusukan sampah di dalam komposter.<br />
Jika pengomposan awal sudah dilakukan, selanjutnya sampah baru sudah dapat dimasukkan setiap hari. Setiap memasukkan sampah baru harus dipastikan bioaktivatornya sudah tercampur merata. Untuk mengatasi sampah dalam jumlah banyak, gunakan mesin pencacah untuk memudahkan pengompos.</blockquote>
<h2>
B. Kendala dan Solusi dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair</h2>
<h3>
a. Lindi Beraroma Tidak Sedap</h3>
Bau lindi sebenarnya tidak terlalu menyengat, asalkan bahan baku sampah yang digunakan hanya dedaunan. Namun, adanya bahan organik berupa nasi, ikan, dan udang dapat menyebabkan hasil pupuk cair atau lindi memiliki aroma yang tidak sedap. Berdasarkan pengalaman, hasil lindi seperti ini sangat baik untuk pemupukan tanaman buah dengan tujuan merangsang buah dan memaniskan buah.<br />
Bau lindi yang tidak sedap tersebut dapat dikurangi dengan menambahkan cairan kapur sirih atau asap cair. Aplikasinya dilakukan di tempat penampungan lindi (setelah panen lindi), bukan di dalam komposter. Dosisnya sekitar 2—3 tutup botol bekas air mineral untuk satu liter lindi. Larutan kapur sirih dibuat dengan mencampurkan satu sendok makan kapur sirih dengan satu liter air, lalu kocok atau aduk.<br />
Sementara itu, asap cair diperoleh dengan cara membakar sekam. Proses penyulingan hasil bakaran tersebut menghasilkan asap cair yang siap digunakan. Dosis asap cair yang digunakan sebanyak 2—3 tutup botol air mineral yang dimasukkan ke dalam tempat penampungan panen lindi.<br />
<h3>
b. Adanya Belatung di Dalam Komposter</h3>
Sebelum bahan organik atau sampah dimasukkan ke dalam komposter, biasanya lalat sudah menghinggapi sampah tersebut dan bertelur hingga akhirnya menetas di dalam komposter. Adanya belatung sebenarnya dapat membantu mengurai limbah organik di dalam komposter. Namun, ada masyarakat yang tidak menyukai kondisi tersebut.<br />
Untuk menanggulangi adanya belatung bisa dengan menutup pipa kiri dan pipa kanan yang terdapat di sisi luar komposter menggunakan satu lembar plastik, lalu ikat dengan karet gelang. Jangan membuka tutup bagian atas selama 24 jam. Setelah itu, biasanya terjadi kenaikan suhu di dalam komposter sehingga belatungnya mati.<br />
Jika cara di atas dirasa masih kurang efektif, lakukan penyiraman air panas ke dalam komposter secukupnya hingga belatung mati. Setelah didiamkan dan suhu di dalam komposter kembali normal, semprotkan bioaktivator kembalikedalamkompostersecukupnyauntukmerangsang bakteri hidup kembali.<br />
<h3>
c. Lebih dari Satu Bulan Tidak Mengeluarkan Cairan Lindi</h3>
Kendala ini mungkin disebabkan oleh kondisi ujung keran yang mampet atau tersumbat. Cara mengatasinya dengan membuka bagian keran yang berwarna merah atau biru, lalu putar ke kiri. Jika keran sudah terlepas, tetapi tidak keluar juga cairannya, lakukan penyodokan atau pendorongan di bagian keran menggunakan dua batang sapu lidi. Jika cara tersebut masih belum ampuh, kemungkinan besar sampah organik yang dimasukkan berupa daun yang telah kering.<br />
Karena itu, jika di rumah terdapat sampah organik berupa daun kering, sebaiknya jangan digunakan untuk membuat pupuk cair. Pasalnya, daun kering memiliki kadar air yang sangat kecil. Solusinya, dedaunan kering cocok digunakan sebagai bahan baku kompos padat. Caranya, kumpulkan daun kering, lalu semprot dengan bioaktivator Propuri yang sudah diencerkan hingga mengenai seluruh permukaan daun. Setelah itu, masukkan ke dalam karung plastik dan ikat. Biarkan di tempat yang aman serta terlindung dari hujan dan matahari. Setelah satu bulan, hasilnya dapat digunakan sebagai media tanam.<br />
<h2>
C. Cara Mengaplikasikan Pupuk Organik Cair</h2>
Pupuk cair atau lindi yang baru dipanen sebaiknya jangan langsung digunakan. Tambahkan kembali bioaktivator Propuri dengan takaran satu tutup botol untuk 1—2 liter lindi, lalu diamkan selama 2—3 hari agar bakteri yang berada di dalamnya bisa berkembang dengan cepat. Setelah itu, lindi baru bisa diaplikasikan ke tanaman. Lindi yang sudah ditambahkan Propuri dapat disimpan 1—2 bulan. Selama penyimpanan lindi, botol sebaiknya jangan ditutup. Biarkan terjadi sirkulasi udara. Jika langsung ditutup, lindi dapat menghasilkan gas<br />
Berikut cara pengaplikasian lindi ke tanaman.<br />
<ol>
<li>Campurkan lindi ke dalam air dengan perbandingan 1 :5. Artinya, satu tutup botol lindi dicampur dengan lima botol air. Ukuran botol air sebaiknya disamakan dengan ukuran botol penampung lindi. Jadi, jika larutan lindi ditampung dalam botol berukuran 1.500 ml, air pun ditakar menggunakan botol berukuran 1.500 ml.</li>
<li>Siramkan lindi ke <a href="http://panduanbertanam.blogspot.com/search/label/tanaman%20buah?&max-results=7">tanaman</a>, baik sayuran, tanaman buah, dan tanaman hias. Penyiraman dengan pupuk cair ini dapat dilakukan seminggu sekali.</li>
<li>Larutan ini dapat disimpan apabila dalam satu kali pemakaian masih tersisa. Namun, dari pengalaman penulis, larutan pupuk cair ini biasanya habis dalam satu kali pemakaian. Sebagai gambarannya, campuran 10 liter lindi dengan 50 liter air cukup untuk satu kali pemakaian di kebun sayuran berukuran 10 x 10 meter.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiarU-pVVPb4okAh-_aVXyhfasPGALZqdGKpoRxpbSKcGMnLdLRHqvsfElzWIap0TdDheOv9cDWfGq70Oafe2vXu2qQlGOlqaQ-xKqkY0AXcUwo_FLsvi4rUyJX1OHmqbOku2taf4mRFR96/s1600/aplikasi--pupuk-organik-cair-.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="cara mengaplikasikan pupuk organik cair" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiarU-pVVPb4okAh-_aVXyhfasPGALZqdGKpoRxpbSKcGMnLdLRHqvsfElzWIap0TdDheOv9cDWfGq70Oafe2vXu2qQlGOlqaQ-xKqkY0AXcUwo_FLsvi4rUyJX1OHmqbOku2taf4mRFR96/s1600/aplikasi--pupuk-organik-cair-.png" title="cara mengaplikasikan pupuk organik cair" /></a></div>
</li>
</ol>
</div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-47275500504729014272016-04-27T12:14:00.000+07:002016-04-27T12:17:34.669+07:00 Cara Membuat Komposter Pupuk Organik<h1 align="center">
</h1>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUKwyCtsR8chv0-f-jIVxCU-auqzm7vqRJrlo74P0Ti2jwO90KnDT5N7eDc8Tb2Zsh6qL1pQ-XVyY2a10mmBpLr2QDqc2BcDpiyNrVdnT0xHY5FSDFq8gMvluVUgSblYog82sPzy8ePX4j/s1600/membuat-komposter-3.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="cara membuat komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUKwyCtsR8chv0-f-jIVxCU-auqzm7vqRJrlo74P0Ti2jwO90KnDT5N7eDc8Tb2Zsh6qL1pQ-XVyY2a10mmBpLr2QDqc2BcDpiyNrVdnT0xHY5FSDFq8gMvluVUgSblYog82sPzy8ePX4j/s1600/membuat-komposter-3.png" title="cara membuat komposter pupuk organik" /></a></div>
Tingginya tumpukan sampah di berbagai tempat dapat disebabkan belum adanya pengelolaan dan pemisahan sampah dari masyarakat. Tidak banyak warga yang menggunakan tempat sampah yang berbeda fungsi untuk memisahkan berbagai jenis sampah. Misalnya, menggunakan tong sampah biru untuk sampah basah (organik) dan tong sampah oranye untuk sampah kering (non-organik).<br />
Masyarakat sebenarnya dapat berperan serta mengurangi efek negatif sampah dengan memisahkan sampah organik dan non-organik yang dimulai dari dalam rumah. Pengolahan sampah sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan sesuatu yang lebih bermanfaat. Sampah kering dapat didaur ulang menjadi berbagai macam kerajinan. Sementara itu, sampah basah dapat dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk cair memiliki berbagai manfaat. Selain untuk pupuk, pupuk cair juga bisa menjadi aktivator untuk pembuatan kompos.<br />
<h2>
A. Apa itu Komposter?</h2>
Komposter merupakan suatu alat yang digunakan untuk membuat pupuk cair. Komposter dapat berupa tong sampah plastik atau kotak semen yang biasanya diletakkan di dalam atau di luar ruangan. Secara sederhana, komposter dapat dibuat sendiri menggunakan tong plastik bekas yang dimodifikasi.<br />
Ukuran komposter dapat disesuaikan dengan skala limbah. Untuk skala limbah keluarga kecil dapat menggunakan komposter berukuran 20—200 liter. Sementara itu, untuk skala besar seperti limbah rumah makan atau rumah sakit dapat menggunakan komposter berukuran 200 liter.<br />
Komposter memiliki instalasi untuk sirkulasi udara di dalamnya sehingga dapat membantu proses pengomposan aerob dan mempercepat proses penguraian sampah. Selain itu, komposter juga mampu menjaga kelembapan dan suhu sehingga bakteri dan jasad renik dapat bekerja mengurai bahan organik secara optimal. Komposter juga memungkinkan aliran lindi terpisah dari material padat sehingga memudahkan untuk mendapatkan pupuk cair.<br />
Bersama dengan aktivator kompos seperti organik dekomposer, EM, dan Green Phoskko, sampah sisa rumah tangga dapat diubah menjadi kompos hanya dalam waktu 10—12 hari. Khusus untuk pembuatan pupuk cair dari limbah organik rumah tangga ini perlu digunakan bio- aktivator, seperti Propuri. Fungsi Propuri memang sama dengan aktivator lainnya, tetapi sedikit lebih praktis dalam penggunaannya. Untuk memperoleh Propuri, Anda bisa menghubung penulis. Berikut langkah-langkah membuat komposter skala rumah tangga dengan ukuran 20 liter.<br />
<h2>
B. Alat dan Bahan Membuat Komposter</h2>
<h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
a. Alat</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
- Gergaji - Bor<br />
- Meteran - Cutter<br />
- Pensil - Gunting<br />
- Lem paralon<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyvtDCy36p0nOarcaFFuqx_0XJyrgrVS8xEtR8Q2keObHWBXlESVytSa0sy3V1kLFIDt-0a8k1s0cIWG7PEGTn6m3kS2o3dkCbF4f4gnJOnDDmoxBIG8l4-g7Y8hl4sOYr7YV5BZS1enUT/s1600/persiapan-alat-komposter-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="alat membuat komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyvtDCy36p0nOarcaFFuqx_0XJyrgrVS8xEtR8Q2keObHWBXlESVytSa0sy3V1kLFIDt-0a8k1s0cIWG7PEGTn6m3kS2o3dkCbF4f4gnJOnDDmoxBIG8l4-g7Y8hl4sOYr7YV5BZS1enUT/s1600/persiapan-alat-komposter-1.png" title="alat membuat komposter pupuk organik" /></a></div>
<h3>
b. Bahan</h3>
— 1 buah tong plastik ukuran 20 liter<br />
— 2 buah pipa paralon dengan panjang 14 cm dan diameter 1 inch<br />
— 2 buah pipa paralon dengan panjang 10 cm dan diameter 1 inch<br />
— 1 buah pipa paralon dengan panjang 9 cm dan diameter 1 inch<br />
— 2 buah pipa paralon dengan panjang 1 cm dan diameter 1 inch<br />
— 2 buah sambungan pipa berbentuk T<br />
— 1 buah keran plastik<br />
— Kasa plastik secukupnya<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkuVSZNLqedJZe5pBFz-yymts-YfnbWVt5h2Lf8sGHJrs8JoRjfYwuzaWcNXvG4dxLxNb944jhq0e9yb4d1XY5c4YVfZaKE3Cvo_fbpAV9tVd40YR-jBOdhP1AmNhQR7e4ueB1zhC58E_F/s1600/persiapan-alat-komposter-2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bahan membuat komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkuVSZNLqedJZe5pBFz-yymts-YfnbWVt5h2Lf8sGHJrs8JoRjfYwuzaWcNXvG4dxLxNb944jhq0e9yb4d1XY5c4YVfZaKE3Cvo_fbpAV9tVd40YR-jBOdhP1AmNhQR7e4ueB1zhC58E_F/s1600/persiapan-alat-komposter-2.png" title="bahan membuat komposter pupuk organik" /></a></div>
<h2>
C. Cara Membuat Komposter Pupuk Organik</h2>
<h3>
a. Persiapan Pembuatan</h3>
<ul>
<li>Buat dua lubang di sisi kanan dan kiri tong menggunakan bor. Untuk tong berukuran 20 liter, lubang berada di ketinggian 28 cm dari alas tong. Diameter lubang harus sama dengan diameter pipa paralon. Kedua lubang ini berfungsi sebagai lubang udara.</li>
<li>Buat satu lubang lagi di antara kedua lubang tong yang telah dibuat, posisi lubang ketiga ini harus lebih rendah dari lubang sebelumnya atau sekitar 10 cm dari alas tong.</li>
<li>Untuk pipa, potong-potong pipa berdiameter 1 inch sesuai ukuran yang diinginkan. Buat lubang-lubang kecil di badan pipa paralon 14 cm dan pipa paralon 10 cm. Bungkus badan pipa yang berlubang tersebut dengan kasa plastik, hingga tertutup rapi.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMJIQDyARENHc6sjIeqAImt8VMXerdAjWy-vdHQfpXv6w2OMve4sMuUexYDrm2IGSw954xkawONpXYwhqhRV8aloik_QNkmRGdykJkzuuDM9sCElP4T2NDd8eoXslamkqr7LJA5HexrNGf/s1600/persiapan-alat-komposter-3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="persiapan pembuatan komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMJIQDyARENHc6sjIeqAImt8VMXerdAjWy-vdHQfpXv6w2OMve4sMuUexYDrm2IGSw954xkawONpXYwhqhRV8aloik_QNkmRGdykJkzuuDM9sCElP4T2NDd8eoXslamkqr7LJA5HexrNGf/s1600/persiapan-alat-komposter-3.png" title="persiapan pembuatan komposter pupuk organik" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOSDiorXcOcjuNivNgSg9z1lFq0unxGqsKk_anPXquyLxFMTriZrnW6SyKAJjsu0H6FFTLgfpSw794k6Sde60p1SiSnzrEmF-nZXRV4nWlujcSuNsx5e5XtOyJgwqNUGQ-Wr6xuVIKOGOO/s1600/persiapan-alat-komposter-4.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bor tangki pembuatan komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOSDiorXcOcjuNivNgSg9z1lFq0unxGqsKk_anPXquyLxFMTriZrnW6SyKAJjsu0H6FFTLgfpSw794k6Sde60p1SiSnzrEmF-nZXRV4nWlujcSuNsx5e5XtOyJgwqNUGQ-Wr6xuVIKOGOO/s1600/persiapan-alat-komposter-4.png" title="bor tangki pembuatan komposter pupuk organik" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVPnX9x240Fcs6BNDUjWzvIahICLE3fPUk8ZUJIjmfNnsK4NUyIsudVh_xXi0KAIL1mObJDpQTYFUpNpN4NFniWpYG8MNrvRbo2WvHunQwcJmglRmQeM_Xk9_Fyqm0oJokpUn2i3b2TKXn/s1600/persiapan-alat-komposter-5.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="melubangi tangki pembuatan komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVPnX9x240Fcs6BNDUjWzvIahICLE3fPUk8ZUJIjmfNnsK4NUyIsudVh_xXi0KAIL1mObJDpQTYFUpNpN4NFniWpYG8MNrvRbo2WvHunQwcJmglRmQeM_Xk9_Fyqm0oJokpUn2i3b2TKXn/s1600/persiapan-alat-komposter-5.png" title="melubangi tangki pembuatan komposter pupuk organik" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</li>
</ul>
<h3>
b. Instalasi Komposter</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<ul>
<li>Pasang keran plastik ke dalam lubang yang paling bawah (terletak di ketinggian 10 cm dari alas tong). Selalu gunakan seal yang telah tersedia agar tidak terjadi kebocoran. Kencangkan ulir keran plastik.</li>
<li>Untuk pipa, sambungkan pipa 9 cm dan kedua pipa 10 cm ke dalam sambungan T. Instalasi ini tidak perlu diberi perekat atau lem untuk memudahkan pelepasan apabila sewaktu-waktu terjadi kebocoran.</li>
<li>Tempatkan instalasi tersebut ke dalam komposter dengan salah satu pipa 10 cm mengarah ke lubang yang telah dipasangi keran plastik. Jadi, pipa 9 cm mengarah ke bawah dan pipa 10 cm lainnya mengarah ke atas.</li>
<li>Rangkai instalasi udara dengan menempatkan kedua pipa 14 cm ke dalam lubang bagian atas (terletak di ketinggian 28 cm dari alas tong).</li>
<li>Pasangkan sambungan T untuk setiap ujung pipa yang bertemu (antara kedua pipa 14 cm dan pipa 10 cm).</li>
<li>Tutup kedua ujung pipa yang mencuat keluar sekitar 3 cm menggunakan kasa plastik. Potong kasa plastik membentuk lingkaran dengan diameter sekitar 1 cm lebih panjang dari diameter pipa.</li>
<li>Terakhir, tempelkan kasa lalu beri lem perekat di sekitar ujung pipa. Atur hingga tertutup rapi dengan penutup pipa. Gunting bagian kasa yang paling luar.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU0DlF4p8zMH8DCvSRYmnKqT4Zr3RWJ5Qx9Tlt01RlS4LqJCP0Z_CxGgJ8XjvKukc44ZqdIVRzO5mEQ8CF00UamNYulogyJ8-3RkU6kv7B7k8tV4D-IOXTygi5NGIbj__9mJM-EtyZk03r/s1600/persiapan-alat-komposter-6.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="instalasi pembuatan komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU0DlF4p8zMH8DCvSRYmnKqT4Zr3RWJ5Qx9Tlt01RlS4LqJCP0Z_CxGgJ8XjvKukc44ZqdIVRzO5mEQ8CF00UamNYulogyJ8-3RkU6kv7B7k8tV4D-IOXTygi5NGIbj__9mJM-EtyZk03r/s1600/persiapan-alat-komposter-6.png" title="instalasi pembuatan komposter pupuk organik" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMSc1FWF-RH5E7s3bDPeE7kG9y89KnySxqzbbHAr5m4XZf0y2SA7S0bwWjYlm3PiVvBKWCy8BglT9egfFPkLzAiHK-h7KWujGvhkh2KlBGOMwyQHpQziEDGP4T_UEGBa4yxo8Kx-WV5cMO/s1600/persiapan-alat-komposter-7.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="instalasi pembuatan komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMSc1FWF-RH5E7s3bDPeE7kG9y89KnySxqzbbHAr5m4XZf0y2SA7S0bwWjYlm3PiVvBKWCy8BglT9egfFPkLzAiHK-h7KWujGvhkh2KlBGOMwyQHpQziEDGP4T_UEGBa4yxo8Kx-WV5cMO/s1600/persiapan-alat-komposter-7.png" title="instalasi pembuatan komposter pupuk organik" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqZtC-4zpbZHTGEPO5rrsD-XsTfB_LbKFhqdKmzQoIl0hfeANF2uUYgZeTZeWmEnit5zvWs0mTPHd_XCEIlS59R3SJPqbtn5OeA-Q7jHdymeug3Yp_3CFO0ArwiOhx9_Yo7thJrEZGrCX3/s1600/persiapan-alat-komposter-8.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="instalasi tangki pembuatan komposter pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqZtC-4zpbZHTGEPO5rrsD-XsTfB_LbKFhqdKmzQoIl0hfeANF2uUYgZeTZeWmEnit5zvWs0mTPHd_XCEIlS59R3SJPqbtn5OeA-Q7jHdymeug3Yp_3CFO0ArwiOhx9_Yo7thJrEZGrCX3/s1600/persiapan-alat-komposter-8.png" title="instalasi tangki pembuatan komposter pupuk organik" /></a></div>
<h4 class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</h4>
<h4 style="text-align: center;">
Penting! </h4>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
Komposter skala rumah tangga ini dirancang dengan bentuk yang praktis untuk diletakkan di dalam ruangan. Namun, bau tidak sedap dari gas metan yang dihasilkan selama proses pembusukan bisa mengganggu kenyamanan lingkungan di dalam ruangan atau rumah.Karena itu, satu lubang udara komposter sebaiknya disambungkan lagi dengan pipa paralon yang dipasang menuju arah luar ruangan sehingga bau tidak sedap tadi bisa langsung "terlepas" ke udara bebas.</div>
</blockquote>
<br />
<br />
</li>
</ul>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-60029582292806625892016-04-27T11:52:00.002+07:002016-04-28T10:01:09.235+07:00Apa Saja Kandungan Pupuk Organik yang Menyuburkan?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7bUA57QIfzaytQzCFQqx85sDAZDKlrGspNIGp6miZjudMWr5FaKJYXz0V-53oSJLOYXbJcU98kE4wVhLpopntdv8XfCARVfppzpZ5GmRmpz0XfPRKUhSd5erQPCy3Q90IX5An1T7bhyGO/s1600/kandungan-pupuk-organik-1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img alt="kandungan pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7bUA57QIfzaytQzCFQqx85sDAZDKlrGspNIGp6miZjudMWr5FaKJYXz0V-53oSJLOYXbJcU98kE4wVhLpopntdv8XfCARVfppzpZ5GmRmpz0XfPRKUhSd5erQPCy3Q90IX5An1T7bhyGO/s1600/kandungan-pupuk-organik-1.png" title="kandungan pupuk organik" /></a></div>
Kesuburan tanah secara alami bergantung pada unsur-unsur kimia yang tersedia di alam. Unsur-unsur kimia alami yang terangkai menjadi bahan organik merupakan bahan penting dalam membantu menciptakan kesuburan tanah. <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/keunggulan-dan-manfaat-pupuk-organik.html">Bahan organik tanah memiliki banyak kegunaan</a>, di antaranya mempertahankan struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan dan mendistribusikan air dan udara di dalam tanah, serta memberikan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman dan organisme di dalam tanah. Kandungan bahan organik tanah sangat dipengaruhi oleh tekstur iklim dan pengairan lingkungan.<br />
Bahan organik yang ditransformasi menjadi pupuk sangat berperan untuk perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Pengaruhnya bagi sifat fisik tanah ditunjukkan dengan kemampuannya dalam merangsang granulasi, menurunkan plastisitas dan kohesi, serta meningkatkan kemampuan menahan air. Pada sifat kimia tanah, peran bahan organik adalah mem- bantu menyediakan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, belerang, dan kation. Walaupun bisa membantu, pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan mikronya relatif rendah sehingga dalam aplikasinya diperlukan dalam jumlah banyak. Mari kita bahas apa saja kandungan pupuk organik yang menyuburkan.<br />
<h2>
A. Unsur Hara Makro daalam Pupuk Organik</h2>
<h3>
a. Nitrogen</h3>
Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara di dalam tanah yang sangat berperan bagi pertumbuhan tanaman. Transformasi nitrogen sangat kompleks. Lebih dari 98% unsur N di dalam tanah tidak tersedia untuk tanaman akibat terakumulasi di dalam bahan organik atau terjerat dalam mineral liat. Karena itu, penggunaan bahan organik yang sudah ditransformasi menjadi pupuk dapat membantu menyediakan N bagi <a href="http://panduanbertanam.blogspot.com/search/label/tanaman%20buah?&max-results=7">tanaman</a>.<br />
Suplai unsur N melalui pemupukan sangat diperlukan karena N merupakan unsur yang paling banyak hilang dari lahan setelah dipanen. Pasalnya, tanaman yang kekurangan N akan terus mengecil, bahkan secara cepat berubah menjadi kuning karena N yang tersedia tidak cukup untuk membentuk protein dan klorofil. Selain itu, kekurangan klorofil akan menyebabkan berkurangnya kemampuan tanaman untuk memproduksi karbohidrat. Sementara itu, kekurangan protein dapat mempengaruhi pertumbuhan sel vegetatif. Padahal, protein berperan penting sebagai katalisator dan pengatur metabolisme.<br />
<h3>
b. Fosfor</h3>
Selain unsur N, bahan organik juga membantu menyediakan unsur fosfor atau P. Unsur P merupakan zat yang penting, tetapi biasanya selalu dalam keadaan kurang di dalam tanah. Unsur P sangat penting sebagai sumber energi. Karena itu, kekurangan unsur P dapat menghambat pertumbuhan maupun reaksi metabolisme tanaman<br />
Sementara itu, kandungan fosfor pada tanaman membantu dalam pertumbuhan bunga, buah dan biji, serta mempercepat pematangan buah. Jika tanaman kekurangan unsur ini biasanya menyebabkan mengecilnya daun dan batang, perubahan warna daun menjadi hijau tua keabu-abuan, mengilat, dan terlihat pigmen merah di daun bagian bawah. Selain itu, pembentukan bunga terhambat dan produksi buah atau bijinya kecil. Kondisi tersebut lama- kelamaan menyebabkan tanaman mati.<br />
<h3>
c. Kalsium</h3>
Penyerapan air sangat dibantu oleh kalsium. Kalsium juga berperan dalam mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Kalsium bisa digunakan untuk menetralkan kondisi senyawa dan kondisi tanah yang merugikan. Kekurangan unsur ini dapat menghambat pertumbuhan pucuk, ranting, dan batang tanaman. Bahkan, jika kekurangannya parah, ujung akar dan akar rambut akan mati sehingga pada akhirnya tanaman mati.<br />
<h3>
d. Kalium</h3>
Kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Selain itu, unsur ini juga berperan penting dalam pembentukan antibodi tanaman untuk melawan penyakit. Ciri fisik tanaman yang kekurangan kalium yaitu daun tampak keriting dan mengilap. Lama-kelamaan, daun akan menguning di bagian pucuk dan pinggirnya. Bagian antara jari-jari daun juga menguning. Sementara itu, jari- jarinya tetap hijau. Ciri fisik lain kekurangan unsur ini adalah tangkai daun menjadi lemah sehingga mudah terkulai dan kulit biji keriput.<br />
<h3>
e. Belerang</h3>
Belerang merupakan unsur penting kedua setelah nitrogen dalam pembentukan asam amino. Unsur ini juga membantu proses pertumbuhan lainnya, seperti pembentukan bintil akar, pertumbuhan tunas, dan pembentukan hijau daun (klorofil). Tanaman yang kekurangan unsur ini yaitu daun mudanya mengilap agak keputihan, selanjutnya akan berubah menjadi kuning hijau. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Bahkan, tanaman akan kerdil, kurus, dan batangnya pendek.<br />
<h2>
B. Unsur Hara Mikro dalam Pupuk Organik</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgON8sgLQ0va4WKWQV7d4Ht6OXM8Wny5DLabS7EP5KHK4CCoJg24TXG3Jgx1pT0pX6Lhhs9jftCZqkvIIqF2Q5C0-RIMz6ShHcPCLc8OQDAzMX3nMh1h2m_O07gVqXyDr060JCzC1i8ynWh/s1600/kandungan-pupuk-organik-2.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="unsur hara pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgON8sgLQ0va4WKWQV7d4Ht6OXM8Wny5DLabS7EP5KHK4CCoJg24TXG3Jgx1pT0pX6Lhhs9jftCZqkvIIqF2Q5C0-RIMz6ShHcPCLc8OQDAzMX3nMh1h2m_O07gVqXyDr060JCzC1i8ynWh/s1600/kandungan-pupuk-organik-2.png" title="unsur hara pupuk organik" /></a></div>
Unsur hara mikro merupakan unsur-unsur kimia alam yang juga berperan dalam proses pertumbuhan tanaman. Unsur ini memang hanya diperlukan tanaman dalam jumlah yang sedikit, tetapi kekurangan unsur ini tidak bisa digantikan oleh unsur lainnya.<br />
Unsur hara mikro di antaranya klor (Cl). Klor bermanfaat untuk membantu meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Selain itu, terdapat unsur besi atau ferum yang berperan dalam proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan dan pembentukan zat hijau daun (klorofil). Unsur mikro lain yang diperlukan tanaman di antaranya mangan, boron, kobal, iodium, seng, selenium, molibdenum, flour, dan tembaga. Kadar dari kandungan unsur hara pupuk organik pun telah diberikan standar oleh bank dunia.<br />
<h4>
Tabel 1. Standar kualitas pupuk organik menurut bank dunia, internasional, PT Pusri, dan pasar</h4>
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" rowspan="2" style="text-align: center;" width="151"><div>
<b>Parameter Kualitas</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="97"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td colspan="4" style="text-align: center;" width="251"><div>
<b>Standar Kualitas</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="50"><b>Bank</b><br />
<b>Dunia</b></td>
<td style="text-align: center;" width="91"><b>Internasional</b></td>
<td style="text-align: center;" width="45"><div>
<b>PT</b><br />
<b>Pusri</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
<b>Pasar</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" width="85">Kadar air</td>
<td style="text-align: center;" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">< 45</td>
<td style="text-align: center;" width="91">< 25</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="66">< 20</td>
</tr>
<tr>
<td width="66">Kualitas</td>
<td style="text-align: center;" width="85">Kadar humus</td>
<td style="text-align: center;" width="97">Dimensionless</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">< 40</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="45"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="66"></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66">Fisik</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85">pH</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">Dimensionless</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91">± 7,5</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">± 7,5</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" width="85">Bau</td>
<td style="text-align: center;" width="97">Dimensionless</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">Bau tanah</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
Bau tanah</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85">Nitrogen</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">-</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="45">> 2,12</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">> 2.30</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" width="85">Fosfor</td>
<td style="text-align: center;" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">> 6,00</td>
<td style="text-align: center;" width="45">> 1,30</td>
<td style="text-align: center;" width="66">> 1,60</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85">Kalsium</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">-</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="45">> 0,97</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">> 1,00</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="66">Kadar</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85">Kalium</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">-</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="45">> 2,00</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">> 2,40</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="66">Unsur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85">Magnesium</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">-</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="45">> 3,19</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">> 3,25</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="66">Hara</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85">Belerang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">-</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="45">> 0,01</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">> 0,02</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" width="85">Molibdenum</td>
<td style="text-align: center;" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">-</td>
<td style="text-align: center;" width="45">> 0,05</td>
<td style="text-align: center;" width="66">> 0,10</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" width="85">Boron</td>
<td style="text-align: center;" width="97">% berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="91">-</td>
<td style="text-align: center;" width="45">> 0.09</td>
<td style="text-align: center;" width="66">> 0,10</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" width="85">C/N ratio</td>
<td style="text-align: center;" width="97">Dimensionless</td>
<td style="text-align: center;" width="50">< 20</td>
<td style="text-align: center;" width="91">< 20</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="66">-</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" rowspan="2" style="text-align: center;" width="151"><div>
<b>Parameter Kualitas</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="97"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td colspan="4" style="text-align: center;" width="251"><div>
<b>Standar Kualitas</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="50"><b>Bank</b><br />
<b>Dunia</b></td>
<td style="text-align: center;" width="90"><b>Internasional</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="45"><div>
<b>PT Pusri</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
<b>Pasar</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td rowspan="8" width="66">Kadar<br />
Logam<br />
Berat</td>
<td style="text-align: center;" width="84">Arsenic</td>
<td style="text-align: center;" width="97">mg/kg berat kering</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="50"></td>
<td style="text-align: center;" width="90">-</td>
<td style="text-align: center;" width="45"><div>
< 10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65">< 10</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="84">Cadmium</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">mg/kg berat kering</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="50"></td>
<td style="text-align: center;" width="90">< 3</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="65">< 3</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="84">Chromium</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">mg/kg berat kering</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="50"></td>
<td style="text-align: center;" width="90">< 45</td>
<td style="text-align: center;" width="45"><div>
< 45</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65">< 45</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="84">Tembaga</td>
<td style="text-align: center;" width="97">mg/kg berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">< 150</td>
<td style="text-align: center;" width="90">< 150</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="65">< 150</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="84">Merkuri</td>
<td style="text-align: center;" width="97">mg/kg berat kering</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="50"></td>
<td style="text-align: center;" width="90">< 1</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="65">< 1</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="84">Nikel</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">mg/kg berat kering</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="50"></td>
<td style="text-align: center;" width="90">-</td>
<td style="text-align: center;" width="45"><div>
< 50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><50</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="84">Timbal</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">mg/kg berat kering</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="50"></td>
<td style="text-align: center;" width="90">< 150</td>
<td style="text-align: center;" width="45">< 150</td>
<td style="text-align: center;" width="65">< 150</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="84">Seng</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97">mg/kg berat kering</td>
<td style="text-align: center;" width="50">< 400</td>
<td style="text-align: center;" width="90">< 400</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="65">< 400</td>
</tr>
<tr>
<td rowspan="2" width="66">Kualitas<br />
Biologi</td>
<td style="text-align: center;" width="84">Koliform</td>
<td style="text-align: center;" width="97">MPN/g</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="90">< 1.000</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="65">-</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="84">Salmonella sp.</td>
<td style="text-align: center;" width="97">MPN/g</td>
<td style="text-align: center;" width="50">-</td>
<td style="text-align: center;" width="90">< 3</td>
<td style="text-align: center;" width="45">-</td>
<td style="text-align: center;" width="65">-</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Tabel 2. Standar kualitas pupuk organik menurut Kementerian Pertanian</h4>
<table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44"><b>No.</b></td>
<td style="text-align: center;" width="171"><div>
<b>Parameter</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><b>Satuan</b></td>
<td colspan="2" style="text-align: center;" width="189"><div>
<b>Kandungan</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44"><div>
1.</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="171">C-organik</td>
<td style="text-align: center;" width="63">%</td>
<td style="text-align: center;" width="93">Padat</td>
<td style="text-align: center;" width="96">Cair</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44"><div>
2.</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="171">C/N rasio</td>
<td style="text-align: center;" width="63">%</td>
<td style="text-align: center;" width="93">Minimum 15</td>
<td style="text-align: center;" width="96">12-25</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44"><div>
3.</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="171">Bahan ikutan (kerikil, beling, pasir)</td>
<td style="text-align: center;" width="63">%</td>
<td style="text-align: center;" width="93">Maksimum 2</td>
<td style="text-align: center;" width="96">-</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44">4.</td>
<td style="text-align: center;" width="171">Kadar air</td>
<td style="text-align: center;" width="63">ppm</td>
<td style="text-align: center;" width="93">Minimum 20</td>
<td style="text-align: center;" width="96">Maksimum 35</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44"><div>
5.</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="171">Kadar logam berat<br />
Pb<br />
Cd<br />
Hg<br />
As</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
ppm<br />
ppm<br />
ppm<br />
ppm</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93">< 100 < 20 < 2 < 20</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="96">< 100 < 20 < 2 < 20</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="44">6.</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="171">pH</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="63"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93">4-8</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="96">4-8</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44"><div>
7.</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="171">Kadar total (N+P2O5+K2O)</td>
<td style="text-align: center;" width="63">%</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="93">Dicantumkan</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="96">Dicantumkan</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44">8.</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="171">Mikroba Patogen (E.coli, Salmonella sp.)</td>
<td style="text-align: center;" width="63">sel/ml</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="93">Dicantumkan</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="96">Dicantumkan</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="44"><div>
9.</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="171">Kadar unsur mikro (Zn, Cu,Fe, Co, Mn)</td>
<td style="text-align: center;" width="63">ppm</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="93">Dicantumkan</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="96">Dicantumkan</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-78303657983481563252016-04-27T11:44:00.002+07:002016-04-28T10:05:30.780+07:00Apa Itu Pupuk Organik dan Kegunaannya?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Pengertian Pupuk Organik</h2>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSinjkgbAXCKbf-tX6y3oX6MqBTUoG8meRuRal9BOdz4yzvnCT7khdfWtSDfyvamu4p2zpqMWr6UyzCEGLV-64k6McGsQ8rL6gL_HCDIW9ZEQpL61hSQn-F8iWIhRrb9NsO-p8Ti67RvR4/s1600/Pupuk-Organik-Kegunaannya-1.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="apa itu pupuk organik" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSinjkgbAXCKbf-tX6y3oX6MqBTUoG8meRuRal9BOdz4yzvnCT7khdfWtSDfyvamu4p2zpqMWr6UyzCEGLV-64k6McGsQ8rL6gL_HCDIW9ZEQpL61hSQn-F8iWIhRrb9NsO-p8Ti67RvR4/s1600/Pupuk-Organik-Kegunaannya-1.png" title="apa itu pupuk organik" /></a></div>
Apa Itu Pupuk Organik dan Kegunaannya? Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya didasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan kandungan unsur haranya. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua, yakni pupuk cair dan padat. Pupuk cair adalah larutan yang berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah mampu memberikan hara sesuai kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberiannya dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. Apa saja jenis pupuk organik dan kegunaannya?<br />
Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan<br />
mineral dan telah diubah melalui proses produksi di pabrik sehingga menjadi senyawa kimia yang mudah diserap tanaman.<br />
Sementara itu, <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/apa-saja-kandungan-pupuk-organik-yang.html">pupuk organik</a> adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau mahluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini akan mengalami pembusukan oleh<br />
mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/apa-saja-kandungan-pupuk-organik-yang.html">kandungan unsur haranya</a> lebih dari satu unsur<br />
dan mengandung unsur mikro. Jika dilihat dari bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua, yakni pupuk organik padat dan cair.<br />
<h3>
a. Pupuk Organik Padat</h3>
Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang berbentuk padat. Dari bahan asalnya, pupuk organik padat dibedakan lagi menjadi pupuk kandang, humus, kompos, dan pupuk hijau.<br />
<h4>
1. Pupuk Kandang</h4>
Pupuk kandang adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari kotoran ternak, baik kotoran padat maupun campuran sisa makanan dan air kencing ternak. Hampir semua kotoran hewan dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk kandang. Kotoran hewan seperti kambing, domba, sapi, dan ayam merupakan kotoran yang paling sering digunakan untuk dijadikan pupuk kandang.<br />
Pupuk kandang tidak hanya membantu pertumbuhan, tetapi juga dapat membantu menetralkan racun logam berat di dalam tanah. Selain itu, pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, membantu penyerapan hara, dan mempertahankan suhu tanah. Pupuk kandang yang telah siap digunakan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya sudah tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum bisa digunakan. Para petani biasanya menggunakan pupuk kandang dengan cara disebar dan dibenamkan. Namun, penggunaan yang paling baik adalah dengan cara dibenamkan. Pasalnya, penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah dapat dikurangi.<br />
<h4>
2. Pupuk Hijau</h4>
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang masih segar, lalu dibenamkan ke dalam tanah. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk pupuk hijau adalah daun, tangkai, dan batang yang masih muda. Umumnya, semua jenis tanaman bisa dijadikan sebagai pupuk hijau. Namun, jenis tanaman<br />
yang paling bagus untuk pupuk hijau adalah jenis tanaman yang akarnya bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen (legum). Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan bahan organik tanah dan unsur hara, khususnya nitrogen.<br />
<h4>
3. Kompos</h4>
Kompos berasal dari sisa bahan organik, baik dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami dekomposisi atau fermentasi. Pada dasarnya, pupuk kandang dan pupuk hijau merupakan bagian dari kompos. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, pelepah pisang, gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Sementara itu, bahan dari hewan ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas.<br />
<h4>
4. Humus</h4>
Humus merupakan hasil dekomposisi tumbuhan berupa daun, akar, cabang, ranting, dan bahan secara alami. Proses dekomposisi ini dipengaruhi oleh cuaca di atas permukaan tanah dan dibantu oleh mikroorganisme tanah. Antara humus dengan pupuk hijau sebenarnya memiliki kemiripan. Perbedaannya hanya terletak pada prosesnya. Humus terbentuk secara alami dan sebagian besar terjadi di hutan. Sementara itu, pupuk hijau terbentuk dengan bantuan “campur tangan” manusia.<br />
<h3>
b. Pupuk Organik Cair</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYGtYlaPI2zCU7C9On-2fZySIzeRHaa9MziKGHUkah29appNMqw1v-4uAMxDl2DqrYpe7ACVDmAS0ZJz6_9AQMywiLPdaBniHvx1atPcGt9DGn-TPj7czVfaOb1uGRAmEpUJ3MBIk4G1Qm/s1600/Pupuk-Organik-Kegunaannya-2.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="pupuk organik cair" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYGtYlaPI2zCU7C9On-2fZySIzeRHaa9MziKGHUkah29appNMqw1v-4uAMxDl2DqrYpe7ACVDmAS0ZJz6_9AQMywiLPdaBniHvx1atPcGt9DGn-TPj7czVfaOb1uGRAmEpUJ3MBIk4G1Qm/s1600/Pupuk-Organik-Kegunaannya-2.png" title="pupuk organik cair" /></a></div>
<a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/cara-membuat-pupuk-organik-cair.html">Pupuk organik cair</a> adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan juga mampu menyediakan hara secara cepat.<br />
Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman.<br />
<h2>
B. Klasifikasi Pupuk Organik Cair</h2>
<h3>
a. Pupuk Kandang Cair</h3>
Seperti halnya pupuk yang padat, pupuk kandang cair juga bisa berasal dari kotoran hewan. Namun, pupuk kandang cair berasal dari urine ternak. Berikut kandungan hara makro yang terdapat dalam beberapa jenis kotoran padat dan cair ternak.<br />
Tabel 3. Kandungan hara makro kotoran padat dan cair beberapa<br />
jenis ternak<br />
<br />
Dari tabel 3 dapat diketahui perbandingan kandungan makro antara kotoran hewan yang berbentuk padat atau cair. Pada kotoran padat ternyata kandungan nitrogen dan kaliumnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah persentase di dalam kotoran cair.<br />
Sebenarnya, pupuk kandang cair dapat digunakan bersamaan dengan kotoran padat atau pupuk hijau. Pemberian pupuk kandang cair paling baik diberikan pada tanaman yang sedang dalam masa vegetatif dan masa perkembangbiakan. Pasalnya, tanaman sedang banyak membutuhkan nutrisi pada masa perkembangbiakan.<br />
Selain itu, penggunaan pupuk kandang cair sebaiknya tidak dilakukan sebelum tanaman ditanam. Alasannya, pupuk kandang cair mudah hilang menguap dan tercuci air<br />
hujan.<br />
<h3>
b. Biogas</h3>
Gabungan dari fermentasi bahan organik cair dengan bahan organik padat dikenal dengan istilah biogas. Bahan baku pembuatannya berasal dari manusia, hewan, dan<br />
tumbuhan. Pada dasarnya penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda, yaitu gas metana yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Selain itu, limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan sebagai residu bisa digunakan sebagai pupuk. Menurut sebuah penelitian, penggunaan limbah biogas secara rutin mampu meningkatkan produksi padi secara berkesinambungan. Lain halnya dengan pupuk kimia sintetis yang dapat menurunkan produksi apabila digunakan secara terus-menerus.<br />
Biogas sendiri sudah bisa dipastikan takaran pemakaiannya. Berdasarkan perhitungan ekonomi dari pemakaian biogas membuktikan penggunaan 30 kg dapat membantu menghasilkan produksi padi sebanyak 4.4 ton per hektare.<br />
<h3>
c. Pupuk Cair Limbah Organik</h3>
Pada dasarnya, limbah cair dari bahan organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung unsur hara, khususnya NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah.<br />
Dari sebuah penelitian di Cina menunjukkan penggunaan limbah cair organik mampu meningkatkan produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan bahan organik lainnya. Rata-rata hasil tanaman yang menggunakan pupuk limbah cair organik meningkat 11% dibandingkan dengan pupuk organik lain. Bahkan di Cina, penggunaan pupuk kimia sintetik untuk pupuk dasar mulai “tergeser” dengan keunggulan pupuk cair organik.<br />
Sebelum melakukan penanaman, petani di Cina mencampurkan limbah organik cair dengan tanah di areal persawahan dengan dosis 23 ton/hektare setiap tiga hari. Sementara itu, penggunaan pupuk kimia hanya sebagai pupuk lanjutan yang pengaplikasiannya dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Perbandingan ini mampu memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan hasil.<br />
<h3>
d. Pupuk Cair Limbah Manusia</h3>
Pupuk cair dari kotoran manusia sebenarnya merupakan campuran antara kotoran manusia dan cairan yang keluar bersamaan dengan kotoran manusia. Kotoran manusia merupakan komponen utama dari limbah cair organik rumah tangga. Kandungan haranya berbeda-beda tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsinya. Di negara Asia Timur seperti Cina, Taiwan, Korea, dan Jepang, pemanfaatan kotoran manusia sebagai pupuk organik telah lama dikembangkan secara tradisional. Bahkan di Cina, telah ada cara khusus untuk mengumpulkan kotoran manusia. Untuk memanfaatkan kotoran manusia menjadi pupuk dilakukan dengan teknik pengolahan yang sederhana tanpa melalui biogas.<br />
Caranya, kotoran manusia yang akan dibuat kompos dikumpulkan serta dicampur dengan jerami dan sampah organik lainnya. Setelah itu, bahan-bahan tersebut ditimbun beberapa minggu agar terjadi fermentasi. Komposisi kotoran manusia tersusun atas air (66—80%), senyawa organik ( 88—97%), nitrogen (5—7%), fosfor (3—5,4%), kalium (1—2,5%), karbon (40—55%), kalsium (4—5%), dan C/N rasio (5—10).<br />
<h3>
e. Effective Microorganism (EM)</h3>
Banyak ahli yang berpendapat bahwa Effective Microorganism (EM) bukan digolongkan ke dalam pupuk, EM merupakan bahan yang membantu mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik, serta menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Karena itu, penggunaan EM bermanfaat untuk membuat tanaman menjadi lebih subur, sehat, dan relatif tahan terhadap serangan hama penyakit. Berikut beberapa manfaat EM bagi tanaman dan tanah.<br />
<ol>
<li>Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman di dalam tanah.</li>
<li>Membantu meningkatkan kapasitas fotosintetis tanaman.</li>
<li>Membantu penyerapan dan penyaluran unsur hara dari akar ke daun.</li>
<li>Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai pupuk.</li>
<li>Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.</li>
</ol>
Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya secara genetika bersifat asli, bukan rekayasa. Umumnya, EM dapat dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat. Ada pun cara pembuatan EM sebagai berikut.<br />
<h4>
Bahan Membuat Pupuk Organik EM</h4>
<ul>
<li>2 liter susu sapi atau susu kambing murni</li>
<li>½ kg terasi (terbuat dari kepala atau kulit udang atau kepala ikan)</li>
<li>1 kg gula pasir</li>
<li>1 kg bekatul</li>
<li>1 buah nanas</li>
<li>10 liter air bersih</li>
<li>Usus ayam atau usus kambing secukupnya Alat</li>
<li>Panci</li>
<li>Kompor</li>
<li>Blender atau parutan untuk menghaluskan nanas.</li>
</ul>
<h4>
Cara Pembuatan Pupuk Organik EM</h4>
<ul>
<li>Haluskan buah nanas dengan blender. Setelah itu, campurkan terasi, bekatul, gula pasir, dan air bersih di dalam panci. Masak hingga mendidih, lalu dinginkan.</li>
<li>Tambahkan susu, usus ayam, kambing, atau sapi. Aduk hingga tercampur merata.</li>
<li>Tutup rapat-rapat campuran tersebut selama 12 jam atau satu hari. Bila sudah siap jadi akan menjadi kental atau lengket.</li>
<li>Jangan gunakan susu yang telah basi karena kemampuan bakteri di dalamnya sudah berkurang. Nanas bermanfaat untuk menghilangkan bau dari hasil proses bakteri.</li>
<li>Ciri-ciri keberhasilan pembuatan EM apabila muncul gelembung-gelembung di permukaan bahan.</li>
</ul>
Demikian penjelasan mengenai Apa Itu Pupuk Organik dan Kegunaannya. Silakan baca juga artikel lainnya <a href="http://Cara Membuat Pupuk Organik Cair ">Cara Membuat Pupuk Organik Cair.</a><br />
<ul>
</ul>
</div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-43832039344101886902016-04-25T21:43:00.000+07:002016-04-28T10:12:49.532+07:00Bisnis Pembibitan Buah Naga Sistem Stek<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Keuntungan Bisnis Pembibitan Buah Naga</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGSZ5XwrgdF3crdQYrJSLi-lVf5A3gK0yxU6tiTRET2HCm4-uKCUt8hrhgG0t58l1owyhvfoRK9N7eZtkb74gm3Pu3nWK15VAcEcrYSpybktZjvC6J5_28f9AEPrtBlFl023F-vfvIDE0/s1600/bisnis-buah-naga-stek.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis pembibitan buah naga sistem stek" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGSZ5XwrgdF3crdQYrJSLi-lVf5A3gK0yxU6tiTRET2HCm4-uKCUt8hrhgG0t58l1owyhvfoRK9N7eZtkb74gm3Pu3nWK15VAcEcrYSpybktZjvC6J5_28f9AEPrtBlFl023F-vfvIDE0/s1600/bisnis-buah-naga-stek.jpg" title="bisnis pembibitan buah naga sistem stek" /></a></div>
<a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-buah-naga-sistem-stek.html">Bisnis Pembibitan Buah Naga Sistem Stek</a>. Sejak dikenal di Indonesia pada dekade 90-an, popularitas buah naga kini kian meningkat. Tidak hanya karena bentuknya yang unik dengan warna kulit merah menyala, rasanya yang lezat, dan bertekstur renyah membuat buah naga banyak disukai pecinta buah di Indonesia. Belakangan, juga tersiar kabar bahwa buah naga memiliki berbagai khasiat yang baik untuk kesehatan. Karena berbagai keunggulan tersebut, petani tidak segan mencoba menanam buah naga dalam skala besar. Bahkan, saat ini buah naga dapat dijadikan<a href="http://panduanbertanam.blogspot.com/search/label/tabulampot?&max-results=7"> tabulampot</a> agar dapat ditanam di lahan sempit. Kondisi ini tentu membuka peluang usaha tersendiri bagi usaha pembibitan buah naga.<br />
Selain bagi pemula, bisnis pembibitan buah naga juga dapat dilakukan oleh petani buah naga. Petani dapat memanfaatkan pangkasan sulur atau batang tanaman dewasa sebagai bahan setek. Hanya dari satu indukan buah naga yang memiliki 30 cabang berukuran 60 cm, petani dapat menghasilkan 120 bibit buah naga siap jual. Jika harga bibit buah naga saat ini mencapai Rp10.000, maka dari satu indukan petani dapat meraup untung sebesar Rp1,2 juta. Tentu nilai tersebut akan berlipat jika petani memiliki banyak tanaman dewasa yang sudah berbuah.<br />
<h2>
B. Persiapan Lokasi dan Perlengkapan Pembibitan Buah Naga</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi pembibitan sesuai syarat tumbuh buah naga, di antaranya terletak di dataran menengah hingga tinggi, kondisi kering dengan curah hujan rendah (720 mm/tahun), intensitas cahaya matahari tinggi, dan suhu udara berkisar antara 26—36° C. Agar setek dapat tumbuh baik, lahan sebaiknya dilengkapi dengan naungan plastik transparan.</li>
<li>Siapkan bahan setek berupa cabang buah naga, polibag berukuran 15 cm x 20 cm, dan media tanam berupa tanah, pasir, pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 3 : 3 : 1 :1.</li>
<li>Siapkan alat bertanam seperti cangkul, gembor, sprayer, dan gunting tanaman.</li>
</ol>
<h2>
C. Perbanyakan Bibit Buah Naga Sistem Stek</h2>
<ol>
<li>Pilih cabang buah naga yang cukup tua untuk dijadikan bahan setek.</li>
<li>Potong dengan ukuran minimum 15 cm. Bedakan ujung atas dengan dipotong mendatar dan ujung bawah dipotong meruncing. Tujuannya, untuk memudahkan proses penanaman agar tidak terbalik.</li>
<li>Angin-anginkan setek agar getahnya mengering.</li>
<li>Sementara itu, campurkan media tanam hingga merata dan masukkan ke dalam polibag.</li>
<li>Tanam setek dengan posisi tegak. Usahakan agar setek tidak terbalik. Posisi yang terbalik akan menyebabkan setek tidak tumbuh.</li>
<li>Padatkan tanah di sekitar setek. Pastikan setek tertancap kuat dan tidak mudah roboh.</li>
<li>Siram dengan teratur sebanyak 2—3 hari sekali.</li>
<li>Tunas akan tumbuh pada minggu kedua setelah tanam.</li>
<li>Lakukan pemangkasan jika terdapat banyak cabang pada bibit. Sisakan 1—2 cabang saja untuk pertum-buhan selanjutnya.</li>
<li>Lakukan penyiangan gulma agar sanitasi tetap terjaga.</li>
<li>Jika bibit terserang hama dan penyakit, pisahkan bibit dan buang bagian yang terserang. Jika tingkat serangan cukup parah, gunakan pestisida tepat jenis dengan dosis sesuai pada label yang tertera di kemasan.</li>
<li>Salurkan bibit setelah berumur 3—5 bulan.</li>
</ol>
<h2>
D. Kendala dan Solusi Bisnis Pembibitan Buah Naga</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="195"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="197"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="195"><div>
Jalur sertifikasi bibit yang rumit</div>
</td>
<td width="197">Ikut serta dalam asosiasi atau paguyuban buah naga, sehingga memudahkan dalamproses sertifikasi bibit.</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="195">Serangan hama seperti kutu kebul, kutu sisik, kutu batok, tungau, bekicot, dan semut</td>
<td width="197"><ol>
<li>Jaga sanitasi lingkungan tumbuh pembibitan buah naga.</li>
<li>Buang dan musnahkan hama yang terlihat.</li>
<li>Jika serangan cukup parah, gunakan pestisida tepat jenis dengan dosis yang sesuai pada kemasan.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Tingginya serangan penyakit busuk pangkal batang, busuk bakteri, dan layu fusarium</td>
<td>- Penataan jarak antartanaman agar tidak terlalu rapat.<br />
- Gunakan media tanam yang porous agar air tidak cepat tergenang.<br />
- Potong dan buang bagian tanaman yang terserang.<br />
- Jika serangan cukup parah, semprotkan pestisida tepat jenis dengan dosis yang sesuai pada kemasan.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
E. Analisis Usaha Bisnis Pembibitan Buah Naga</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa seluas 1.000 m².</li>
<li>Target produksi sebanyak 20.000 bibit dengan masa produksi selama 3 bulan.</li>
<li>Persentase bibit siap tanam sebesar 80%.</li>
<li>Bahan tanam berupa batang atau sulur buah naga. Kebutuhan batang buah naga untuk menghasilkan target bibit setek siap salur sebanyak 20.000 bibit sebagai berikut.<br />
<b>Kebutuhan bahan setek </b>= Target produksi x 100/persentase bibit siap salur<br />
= 20.000 x 100/80<br />
= 25.000 bahan setek<br />
Jika dari satu batang buah naga berukuran 60 cm dapat menghasilkan 4 bahan setek, maka jumlah batang yang harus disediakan adalah 6.250 batang.</li>
<li>Persentase kerusakan polibag sebesar 3%.</li>
<li>Jumlah polibag per kg sebanyak 1.000 buah.<br />
<b>Kebutuhan polibag </b>= (jumlah bibit + (jumlah bibit x persentase kerusakan)) : jumlah polibag/kg<br />
= (20.000 + (20.000 x 3%))/1.000<br />
= 21 kg</li>
<li>Media berupa tanah, pasir, pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 3 : 3 : 1 : 1.</li>
<li>Pembelian tanah dan pasir menggunakan mobil colt berkapasitas 7 m³.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h3>
—Biaya Investasi</h3>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="178"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
<b>Harga Satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="178">Sewa lahan 1.000 m2</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Tahun</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="178">Paranet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Gulung</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
3.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="178">Bambu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
7.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Batang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
375.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="178">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="178"><div>
Pemasangan instalansi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="178">Pompa air</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="178">Sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="178">Saung (barak)</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="178">Gunting setek</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="178">Peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="178">Sungkup plastik</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">paket</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="178"><b>Total biaya investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
<b>10.875.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Tetap per Periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="163"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
<b>Masa Pakai (Bulan)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
<b>Harga</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
<b>Penyusutan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="163">Penyusutan sewa lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128">3/12 x Rp750.000</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
187.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="163">Penyusutan paranet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
3.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="128"><div>
3/36 x Rp3.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
291.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="163">Penyusutan bambu</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128">3/12 x Rp375.000</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
93.750</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="163">Penyusutan sumur</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
180</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
3/180 x Rp2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
33.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="163"><div>
Penyusutan instalasi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128">3/60 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
12.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="163">Penyusutan pompa air</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="128">3/96 x Rp750.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
23.438</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="163">Penyusutan sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="128">3/36 x Rp700.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
58.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="163">Penyusutan saung</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
3/60 x Rp1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
50.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="163"><div>
Penyusutan gunting setek</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128">3/36 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
20.833</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="163">Penyusutan peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
24</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128">3/24 x Rp700.000</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
87.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="163">Penyusutan sungkup</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128">3/36 x Rp600.000</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
50.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="163"><b>Total biaya tetap</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
<b>908.854</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Variabel per Periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="156"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
<b>Harga Satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="127"><b>Total Biaya (Rp)</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="156">Polibag</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
21</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
525.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="156">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="156">Tanah</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
Bak colt</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="127"><div>
300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="156">Arang sekam</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
150.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="156">Pasir</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
175.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
Bak colt</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="127"><div>
175.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="156">Batang buah naga</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
6.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
6250</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
Batang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
37.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="156">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
4.100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
120</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
492.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="156">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="156">Pembukaan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
Paket</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="156">Biaya listrik</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
Bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
150.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="156">Tenaga borongan pengisian media</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
20.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="127"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="156">Tenaga borongan setek</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
12.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="156">Biaya tenaga kerja tetap</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="127"><div>
1.800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="156"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="127"><div>
55.292.000</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>—Total Biaya Operasional per Periode</b><br />
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel<br />
= Rp908.854 + Rp55.292.000<br />
= Rp56.200.854<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Pembibitan Buah Naga</h3>
<b>—Pendapatan per Periode</b><br />
Pendapatan = Jumlah bibit siap salur x Harga bibit<br />
= 20.000 x Rp7.250<br />
= Rp145.000.000<br />
<b>—Keuntungan per Periode</b><br />
Keuntungan = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp145.000.000— Rp56.200.854<br />
= Rp88.799.146<br />
<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha Bisnis Pembibitan Buah Naga</h3>
<b>—R/C rasio</b><br />
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp145.000.000 : Rp56.200.854<br />
= 2,58<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,58 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,58.<br />
<b>—Pay back period</b><br />
Pay back period (titik balik modal atau titik impas) adalah perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh.<br />
Payback period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 3 bulan<br />
= (Rp10.875.000: Rp88.799.146) x 3 bulan<br />
= 0,37 bulan<br />
<br />
Anda tertarik? Silakan dicoba untuk memulai <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-buah-naga-sistem-stek.html">bisnis pembibitan buah naga sistem stek</a>. Analisa bisnis untuk usaha pertanian lainnya dapat Anda baca di bagian <a href="http://panduanbertanam.blogspot.com/search/label/agrobisnis?&max-results=7">Agro Bisnis</a> yang membahas prospek industri pertanian sekaligus analisis usaha dalam berbagai perhitungan modal, pengeluaran, hingga keuntungan. </div>
Belajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-48717257992862738642016-04-25T21:40:00.001+07:002016-04-28T10:17:52.753+07:00Untung Ratusan Juta Rupiah dari Investasi Kayu Jati<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Keuntungan Bisnis Investasi Kayu Jati</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd8YxIColX65Peue-UpWMcBcEcQ0Cf93R0Gu-BkPsPRBw1fxbOAEDozG6X97QCy1qM0OH1u7ROiG4XEZE5c7TlOrhnRJBy17V9YAIqFYzT7UJBJPWjGD027o_jQD6f7IJlk7rs5Iujcvfw/s1600/bisnis-kayu-jati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="investasi kayu jati" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd8YxIColX65Peue-UpWMcBcEcQ0Cf93R0Gu-BkPsPRBw1fxbOAEDozG6X97QCy1qM0OH1u7ROiG4XEZE5c7TlOrhnRJBy17V9YAIqFYzT7UJBJPWjGD027o_jQD6f7IJlk7rs5Iujcvfw/s1600/bisnis-kayu-jati.jpg" title="investasi kayu jati" /></a></div>
<a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/untung-ratusan-juta-rupiah-dari.html">Untung Ratusan Juta Rupiah dari Investasi Kayu Jati</a>. Berkat kekuatan, keawetan dan keindahannya, kayu jati dipilih sebagai jenis kayu kelas satu di Indonesia. Tidak heran, jika harga jual kayu jati sangatlah mahal. Bahkan, dapat mencapai jutaan rupiah per batang. Selain untuk keperluan domestik, adanya peningkatan ekspor furnitur berbahan kayu jati juga menyebabkan permintaan kayu jati menjadi semakin meroket. Biasanya, permintaan tersebut dipenuhi oleh pasokan kayu jati yang berasal dari perhutani dan kayu rakyat. Namun, hingga saat ini, produksi kayu jati di kedua sumber tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan pasar kayu secara keseluruhan. Karena itu, bertanam kayu jati sangat potensial dipilih sebagai primadona investasi usaha di bidang agroforestry. Tidak heran jika anda bisa meraih untung ratusan juta rupiah dari investasi kayu jati.<br />
<blockquote>
<b>Keunggulan Bertanam Jati</b></blockquote>
<blockquote>
<ul>
<li>Jati dapat ditanam di tanah kritis.</li>
<li>Jati relatif tahan terhadap kekeringan.</li>
<li>Jati relatif tahan terhadap tiupan angin.</li>
<li>Tegakan jati lebih hemat lahan.</li>
<li>Tegakan jati lebih mudah dalam perawatan dan pemeliharaan.</li>
<li>Jati dapat ditanam dengan pola tumpang sari (agroforestry).</li>
<li>Jati lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.</li>
<li>Permintaan kayu jati dan harga kayu jati semakin meningkat.</li>
</ul>
</blockquote>
<h2>
B. Persiapan Lahan Menanam Kayu Jati</h2>
<ol>
<li>Pilih lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh jati, di antaranya ketinggian maksimum 700 m dpl, suhu udara 13—43° C, pH tanah 6, kelembapan lingkungan 60—80%, dan curah hujan 1.000—1.500 mm/tahun. Agar kayu jati yang dihasilkan termasuk kualitas kayu mewah (fancy wood), usahakan jati ditanam di daerah yang memiliki kemarau yang panjang.</li>
<li>Lakukan pembersihan lahan (land clearing) untuk menghilangkan gulma yang tumbuh.</li>
<li>Tentukan titik tanam dengan memasang pancang yang terbuat dari ajir. Pada penanaman jati secara monokultur, jarak tanam idealnya 3 x 3 meter. Sementara untuk pola agroforestry (pola tumpang sari), jarak tanam biasanya menyesuaikan dengan jenis tanaman tumpang sari lainnya.</li>
<li>Buat lubang tanam di tempat yang telah ditentukan. Caranya, gali tanah dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 30 cm, dan kedalaman 30 cm. Setelah digali, lubang tanam dibiarkan terlebih dahulu selama 2—3 hari.</li>
</ol>
<h2>
C. Penanaman Bibit Jati</h2>
<ol>
<li>Siapkan<a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-jati.html"> bibit jati</a> yang telah memiliki kriteria sebagai berikut.<br />
- Batang tunggal, kokoh, dan sudah berkayu.<br />
- Bibit tumbuh tegak, antara diameter dan tinggi tampak seimbang.<br />
- Tinggi bibit minimum 30 cm.<br />
- Pucuk sehat, daun segar, serta tidak terserang hama dan penyakit.<br />
- Akar tanaman sehat dan kuat mengikat media di dalam polibag</li>
<li>Hitung jumlah bibit yang dibutuhkan dengan cara membagi luas lahan dengan jarak tanam yang digunakan. Jika luas lahan yang digunakan 1 ha atau 10.000 m² dan jarak tanam 3 x 3 meter, maka jumlah bibit yang dibutuhkan sebanyak 1.111 bibit. Selain bibit yang ditanam, siapkan juga bibit sulaman maksimum 5% dari jumlah bibit yang ditanam.</li>
<li>Lepaskan polibag dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran dan media tanam bibit. Jika polibag sukar dilepaskan, remas sedikit bagian samping polibag. Usahakan tanah di dalam polibag tidak pecah saat penanaman.</li>
<li>Tempatkan bibit tepat di bagian tengah lubang tanam.</li>
<li>Masukkan kompos atau <a href="http://panduanbertanam.blogspot.com/search/label/pupuk?&max-results=7">pupuk kandang</a> sebanyak 5—15 kg per lubang tanam.</li>
<li>Masukkan kembali tanah galian ke dalam lubang tanam. Padatkan sedikit agar bibit tidak mudah roboh.</li>
</ol>
<h2>
D. Pemeliharaan Bibit Jati</h2>
<ol>
<li>Jika terdapat bibit yang mati atau rusak setelah penanaman, segera lakukan penyulaman. Bibit sulaman sebaiknya memiliki kualitas yang baik dan umur yang hampir sama dengan yang diganti sehingga pertumbuhan jati tetap seragam.</li>
<li>Lakukan penyiangan terhadap ilalang, gulma, dan tanaman pengganggu lainnya secara intensif pada awal tahun penanaman agar pertumbuhan jati tidak terhambat. Selain itu, penyiangan perlu dilakukan pada awal dan akhir musim hujan.</li>
<li>Lakukan pemupukan menggunakan kompos atau pupuk kandang. Jumlah pupuk yang diberikan biasanya 5—15 kg per lubang tanam pada awal membuat lubang tanam. Selain pupuk alami, gunakan juga pupuk NPK untuk mempercepat pertumbuhan. Lakukan pemupukan hingga tahun ke-3. Dosisnya 50 gram pada tahun ke-1, 100 gram pada tahun ke-2, 150 gram pada tahun ke-3.</li>
<li>Lakukan pemangkasan (pruning) pada cabang untuk meningkatkan tinggi bebas cabang dan mengurangi mata kayu dari batang utama. Caranya, potong cabang batang utama pohon jati. Buatlah potongan tersebut sehalus mungkin, agak miring, dan tidak mendatar. Usahakan pemangkasan menggunakan gergaji atau gunting wiwil. Agar tidak menjadi tempat masuknya hama dan penyakit, bekas pangkasan ditutup dengan cat atau ter.</li>
<li>Untuk pola tanam monokultur, lakukan penjarangan setiap 3—5 tahun sampai pohon berumur 15 tahun. Pohon yang dijarangkan (ditebang) adalah pohon yang terserang penyakit, bentuk batangnya cacat atau tumbuh abnormal, dan pertumbuhannya lambat atautertekan. Selain itu, penjarangan juga dapat dilakukan untuk pohon berukuran besar (siap jual). Penjarangan ini bersifat penjarangan komersial.</li>
<li>Pastikan pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan jenis yang menyerang. Jenis hama yang menyerang jati di antaranya ulat jati, uret, penggerek batang, inger-inger, dan penggerek bubuk kayu basah. Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida sesuai takaran yang dianjurkan. Sementara itu, beberapa penyakit yang biasa menyerang jati di antaranya penyakit layu, penyakit mati pucuk, penyakit jamur upas, dan penyakit kanker batang. Pengendalian penyakit ini biasanya menggunakan fungisida atau bakterisida.</li>
<li>Sebelum hama dan penyakit menyerang, sebaiknya kita melakukan pencegahan. Berikut beberapa tindakan pencegahan hama dan penyakit yang dapat dilakukan.<br />
- Atur jarak tanam agar jati tetap terkena cahaya matahari dan sirkulasi udaranya baik.<br />
- Lakukan pemangkasan secara teratur.<br />
- Lakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan tanaman.<br />
- Lakukan penyiangan secara rutin agar inang atau carrier hama dan penyakit dapat terbasmi sebelum menulari jati.</li>
</ol>
<h2>
E. Pemanenan Kayu Jati</h2>
<ol>
<li>Panen jati saat yang berumur 15—20 tahun atau saat batang utama jati berdiameter sekitar 30 cm.</li>
<li>Lakukan pemanenan dengan cara ditebang. Berikut teknis penebangan pohon jati.<br />
- Kurangi cabang dan ranting.<br />
- Potong dengan gergaji sebagian sisi batang sejajar dengan arah rebah pohon (takik rebah). Jarak antara alas dan atap takik rebah maksimum 5 cm.<br />
- Potong sisi lainnya dengan gergaji setinggi bagian paling atas takik rebah sebagai takik balas. Setelah itu, pohon akan jatuh ke arah takik rebah.</li>
</ol>
<h2>
F. Kendala dan Solusi Bisnis Investasi Kayu Jati</h2>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="175"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="261"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="175">Kayu jati retak atau patah setelah panen</td>
<td width="261">Satu tahun sebelum dipanen, lakukan teres terlebih dahulu. Teres dilakukan dengan cara membacok sekeliling batang utama lalu membiarkannya. Proses peneresan bertujuan untuk mematikan pohon, mengurangi kadar air. Jika tidak diteres, batang utama berisiko rusak akibat kadar air batang terlalu tinggi.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
G. Analisis Biaya Bisnis Investasi Kayu Jati</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan berupa lahan sewa seluas 1 hektare.</li>
<li>Masa produksi jati selama 15 tahun.</li>
<li>Masa pakai hand sprayer, pompa air, dan wheel barrow diasumsikan selama 5 tahun, sehingga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-6 dan tahun ke-11.</li>
<li>Masa pakai peralatan pertanian seperti cangkul, gembor, garpu, dan ember diasumsikan selama 3 tahun, sehingga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-4, ke-7, dan ke-13.</li>
<li>Jarak tanam yang digunakan berukuran 3 x 3 m, sehingga jumlah bibit yang ditanam sebanyak 1.111 bibit. Pengadaan bibit ditambah 5% dari jumlah bibit yang dibutuhkan sebagai persediaan bibit sulam.</li>
<li>Biaya pekerjaan 1 HOK sebesar Rp40.000 (1HOK = 7 jam kerja/hari).</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
Biaya investasi bertanam jati per 15 tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Harga satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Sewa lahan 1 hektare</td>
<td style="text-align: center;"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;">Tahun</td>
<td style="text-align: center;"><div>
30.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Cangkul</td>
<td style="text-align: center;"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;">Buah</td>
<td style="text-align: center;"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
30.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
240.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Garpu</td>
<td style="text-align: center;"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;">Buah</td>
<td style="text-align: center;"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Pompa air dan selang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;">Buah</td>
<td style="text-align: center;"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Ember</td>
<td style="text-align: center;"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;">buah</td>
<td style="text-align: center;"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" style="text-align: left;" valign="bottom"><div>
Total Investasi tahun ke-1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
<b>33.690.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya reinvestasi</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="158"><b>Komponen</b></td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
<b>Investasi</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="62"><br /></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="63"><br /></td>
<td colspan="2" style="text-align: center;" width="128"><b>Reinvestasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"><br /></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"><div>
<b>tahun</b><br />
<b>ke-1</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="62"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-4</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-6</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="128"><div>
<b>Tahun</b><br />
<b>ke-7</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-11</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-13</b></td>
</tr>
<tr>
<td width="158">Sewa lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
30.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="158">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="158">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62">500.000</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
500000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
500000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="158">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
240.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62">240.000</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
240000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
240000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="158">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62">400.000</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
400000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
400000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="158">Pompa air dan selang</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="158">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="158">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62">250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
250000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
250000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="158">Total biaya</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
33.690.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="62"><div>
1.390.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
2.300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
1.390.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
2.300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71">1.390.000</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="6" width="158"><b>Total biaya investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
<b>42.460.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya variabel bertanam jati per 15 tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="480"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
<b>Harga satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
<b>Total biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="5" width="480"><b>Biaya Input</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">Bibit jati</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
1.167</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
3.501.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
11.110</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
5.555.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
335</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
1.005.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="480">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="5" width="480"><b>Biaya Tenaga Kerja</b></td>
</tr>
<tr>
<td width="480">Pembukaan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
Borongan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">Pembuatan lubang tanam</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
70</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
2.800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="480">Penanaman</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">Pemupukan dasar</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
320.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">Pemupukan tahun ke-1</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">Pemupukan tahun ke-2</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">Pemupukan tahun ke-3</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="480">Pemeliharaan 2 kali setahun</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
32.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="480">Penjarangan I</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="480">Penjarangan II</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
1.600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="480">Pemanenan</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
2.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" width="173"><b>Total Biaya Variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
<b>54.781.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>Total biaya operasional</b> = Total investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp42.460.000 + Rp54.781.000<br />
= Rp97.241.000<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan per Hektare</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="130"><div>
<b>Penerimaan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125"><div>
<b>Jumlah kayu yang dihasilkan (m3)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>Harga (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
<b>Jumlah (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="130"><div>
Hasil penjarangan I</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
7.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="130"><div>
Hasil penjarangan II</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="125"><div>
75</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
26.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="130">Hasil panen</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="125"><div>
370</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
1.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
555.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" width="130"><b>Total</b></td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
<b>588.750.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
2. Keuntungan</h4>
Keuntungan = Pendapatan—total biaya tahun<br />
= Rp588.750.000— Rp97.241.000<br />
= Rp491.509.000<br />
<br />
Selain bisnis investasi kayu jati, Anda juga dapat membuka lahan<a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-jati.html"> bisnis pembibitan pohon jati</a> sehingga perputaran usaha dapat berjalan lebih cepat dengan modal yang relatif kecil, tergantung skala usaha. </div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-73891626605701776032016-04-25T21:34:00.000+07:002016-04-28T10:22:58.197+07:00Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Sengon<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Menguntungkan Bisnis Investasi Kayu Sengon</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6CImtY_mb-okey2XFw0CwBqZXv386sLKIPV6lBfHXKWG2HJetXT5E8DQZ4-Ajjrw-f2n9lPGYeBGmp6BGg7hbAmbrPq0IWzfHaFdxYMi6EqUGAF4xbvg4dQAbKk7VVpSy6CEXZrIZGkaL/s1600/bisnis-kayu-sengon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis investasi kayu sengon" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6CImtY_mb-okey2XFw0CwBqZXv386sLKIPV6lBfHXKWG2HJetXT5E8DQZ4-Ajjrw-f2n9lPGYeBGmp6BGg7hbAmbrPq0IWzfHaFdxYMi6EqUGAF4xbvg4dQAbKk7VVpSy6CEXZrIZGkaL/s1600/bisnis-kayu-sengon.jpg" title="bisnis investasi kayu sengon" /></a></div>
Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Sengon. Peluang bisnis bertanam sengon kini terbuka lebar. Pasalnya, permintaan pasar terhadap kayu sengon mencapai lebih dari 500.000 m3/tahun. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat seiring dengan tingginya permintaan bahan baku dari industri perkayuan domestik, seperti industri kertas, kayu lapis, kotak peti, dan kayu pertukangan. Tidak hanya itu, saat ini perkembangan bisnis kayu sengon juga sudah menembus pasar internasional. Terbukti, permintaan kayu sengon olahan berupa potongan-potongan kayu untuk tujuan ekspor kini semakin meningkat. Selain adanya jaminan pasar, bisnis kayu sengon mulai dilirik karena menghasilkan rupiah yang tidak sedikit. Tidak perlu menunggu hingga puluhan tahun, pekebun dapat memperoleh laba hingga ratusan juta rupiah dengan luas tanam hanya satu hektare.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Menanam Sengon</h2>
<ol>
<li>Pastikan lahan yang akan digunakan memenuhi persyaratan tumbuh sengon, seperti ketinggian lahan maksimum 800 m dpl, suhu 18—27°C, pH tanah 6—7, curah hujan 2.000—4.000 mm/tahun, dan kelembapan 50—75%. Sengon akan tumbuh optimal pada jenis tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu.</li>
<li>Bersihkan lahan dari gulma dan semak belukar secara manual atau kimiawi (herbisida). Pembersihan meliputi jalur tanam dan daerah piringan pada awal musim kemarau.</li>
<li>Tentukan jarak tanam sengon. Umumnya, jarak tanam yang digunakan pekebun sengon monokultur adalah 3 x 3 meter atau 2 x 3 meter. Tandai titik tanam menggunakan ajir.</li>
<li>Lakukan pengolahan lahan dengan cara mencangkul atau membajak tanah sedalam 20—25 cm. Hancurkan tanah yang memadat. Pengolahan tanah biasanya dilakukan di sekitar piringin dengan diameter 1—2 meter dari titik tanam.</li>
<li>Buat lubang tanam berukuran 40 x 40 x 40 cm. Penggalian lubang tanam dilakukan satu minggu sebelum ditanami <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-sengon.html">bibit sengon</a>.</li>
<li>Masukkan pupuk kandang sebanyak 2—4 kg per lubang tanam.</li>
<li>Tambahkan kapur jika lahan yang digunakan cenderung asam atau memiliki keterbatasan unsur Ca dan Mg. Dosis kapur yang digunakan biasanya 100 gram per lubang tanam.</li>
</ol>
<h2>
C. Pananaman Bibit Sengon secara Benar</h2>
<ol>
<li>Usahakan penanaman sengon dilakukan pada awal musim hujan. Agar bibit tidak stres, penanaman dilakukan pada pagi hari, yaitu pukul 07.00—11.00 atau sore hari pukul 15.00—17.00.</li>
<li>Siapkan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-sengon.html">bibit sengon</a> sesuai luas lahan dan jarak tanam yang digunakan. Jika lahan yang digunakan seluas 1 ha dan jarak tanam 3 x 3 meter, maka jumlah bibit yang harus disiapkan sebanyak 1.111 bibit ditambah dengan bibit sulam sebanyak 5% dari jumlah kebutuhan bibit.</li>
<li>Padatkan media di dalam polibag terlebih dahulu agar media menjadi kompak.</li>
<li>Lepaskan polibag secara hati-hati, masukkan bibit sengon ke dalam lubang tanam. Pastikan bibit berada tepat di bagian tengah lubang tanam dengan posisi tegak lurus.</li>
<li>Tutup lubang tanam dengan tanah. Padatkan tanah di sekitar pangkal batang bibit.</li>
<li>Pasang penyangga (ajir) sebagai penanda.</li>
</ol>
<h2>
D. Melakukan Pemeliharaan secara Teratur</h2>
<ol>
<li>Lakukan pemupukan setiap empat bulan sekali hingga satu tahun sebelum panen pada awal dan akhir musim hujan. Pupuk yang digunakan berupa pupuk yang mengandung unsur P dan K sebanyak 100—200 gram per lubang tanam. <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/pupuk?&max-results=7">Pupuk</a> tersebut diaplikasikan dengan cara dibenamkan di sekitar piringan tegakan. Usahakan pemupukan dilakukan pada pagi hari (06.00—09.30) atau sore hari (16.00—18.00).</li>
<li>Lakukan penyulaman setelah sengon berumur lebih dari satu bulan. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Bibit yang diganti adalah bibit yang rusak, patah, atau terserang hama dan penyakit.</li>
<li>Lakukan penyiangan sebanyak 4—5 kali dalam setahun hingga satu tahun sebelum panen. Penyiangan dapat dilakukan secara teknis manual atau kimiawi menggunakan herbisida. Beberapa jenis herbisida yang biasa digunakan di antaranya Tordon 101, Garlon 480 EC, dan Indamin 720 HC.</li>
<li>Lakukan pemangkasan cabang yang tumbuh saling bersilangan. Tujuannya, agar paparan sinar matahari menuju tajuk tetap optimal.</li>
<li>Lakukan penjarangan tegakan sengon yang lambat tumbuh, tertekan, atau menunjukkan gejala terserang hama dan penyakit.</li>
<li>Lakukan pengendalian hama dan penyakit yang menyerang sengon, seperti hama boktor, penyakit karat puru, dan penyakit akar merah. Gunakan pestisida secara bijak dan memenuhi syarat (tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu).<br />
</li>
</ol>
<blockquote>
<b>Segera Tangani Sengon yang Terserang Penyakit Karat Puru! </b><br />
Penyakit karat puru atau karat tumor (gall rust) merupakan penyakit utama yang sering menyerang sengon pada berbagai umur. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan serius, seperti batang utama menjadi rusak dan cacat.<br />
- Pengendalian penyakit karat puru yang menyerang sengon berumur 0—3 tahun. Lakukan pengerokan tumor lalu semprot dengan spiritus.<br />
- Oleskan larutan kapur dan garam dapur. Larutan tersebut dibuat dengan cara mencampur 10 kg kapur dan 1 kg garam yang dilarutkan ke dalam 10 liter air. Lakukan pengolesan setiap minggu.<br />
- Selain campuran tersebut, gunakan juga campuran belerang dan kapur dengan perbandingan 1 : 1 dalam 10 liter air.<br />
Sementara itu, untuk sengon dewasa yang terserang, perlu dilakukan pemotongan dengan radius 10 cm dari bagian yang terinfeksi. Bungkus dengan karung, lalu bakar.</blockquote>
<h2>
E. Pemanenan Kayu Sengon</h2>
<ol>
<li>Panen sengon dilakukan saat berumur 5—7 tahun. Saat umur tersebut, diameter batang utama sudah mencapai 30 cm.</li>
<li>Sama seperti tanaman kayu lainnya, lakukan pemanenan dengan cara ditebang. Berikut teknis penebangan pohon sengon.<br />
- Kurangi cabang dan ranting.<br />
- Potong dengan gergaji sebagian sisi batang sejajar dengan arah rebah pohon (takik rebah). Jarak antara alas dan atap takik rebah maksimum 5 cm.<br />
- Potong sisi lainnya dengan gergaji setinggi bagian paling atas takik rebah sebagai takik balas. Setelah itu, pohon akan jatuh ke arah takik rebah.</li>
</ol>
<h2>
F. Kendala dan Solusi Bisnis Investasi Kayu Sengon</h2>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="113"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="316"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="113">Pertumbuhan sengon relatif lambat</td>
<td width="316">Alternatif mempercepat pertumbuhan bisa dilakukan dengan memberikan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/pupuk?&max-results=7">pupuk hayati</a>. Semprotkan pupuk hayati dengan konsentrasi 200-300 cc/14 liter air. Penyemprotan dilakukan di dinding lubang tanam sebelum penanaman sengon.<br />
Jika sengon sudah ditanam, semprotkan larutan tersebut ke seluruh bagian tanaman setiap tiga bulan. Penyemprotan dilakukan sekitar 10 detik per tanaman.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
G. Analisis Usaha Bisnis Investasi Kayu Sengon</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan berupa lahan sewa seluas 1 hektare.</li>
<li>Masa produksi sengon selama 6 tahun.</li>
<li>Masa pakai peralatan pertanian seperti cangkul, gembor, garpu, dan ember diasumsikan selama 3 tahun, sehingga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-4.</li>
<li>Jarak tanam yang digunakan sebesar 3 x 3 m, sehingga jumlah bibit yang ditanam sebanyak 1.111 bibit. Pengadaan bibit ditambah 5% dari jumlah bibit yang dibutuhkan sebagai persediaan bibit sulam.</li>
<li>Biaya pekerjaan 1 HOK sebesar Rp40.000 (1HOK = 7 jam kerja/hari).</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
Biaya investasi bertanam sengon per 6 tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="234"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
<b>Harga satuan(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="109"><div>
<b>Total biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="234"><div>
Sewa lahan 1 hektare</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63">Tahun</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
12.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="234">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="234">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="234">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
30.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
240.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="234">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="234"><div>
Pompa air dan selang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="234">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="109"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="234">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="109"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" width="234"><b>Total Investasi tahun ke-1</b></td>
<td style="text-align: center;" width="109"><div>
<b>15.690.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya reinvestasi</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="157"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="140"><div>
<b>Investasi Tahun ke-1</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="158"><div>
<b>Reinvestasi Tahun ke-4</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="157">Sewa lahan 1 hektare</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
12.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="158"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="157">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="158"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="157">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="158"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="157">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
240.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="158"><div>
240.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="157">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="158"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="157">Pompa air dan selang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="158"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="157">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="158"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="157">Ember</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="158"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="157">Total biaya</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
15.690.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="158"><div>
2.690.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="157"><b>Total biaya investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="140"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="158"><div>
<b>18.380.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya variabel bertanam sengon per 6 tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="328"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
<b>Harga satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
<b>Total biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" width="328">Biaya Input</td>
<td valign="top" width="76"></td>
<td valign="top" width="92"></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">Bibit sengon</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1.167</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
2.334.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
11.110</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
5.555.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1.650</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
4.950.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="328">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" width="328">Biaya Tenaga Kerja</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="76"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="92"></td>
</tr>
<tr>
<td width="328">Pembukaan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
Borongan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">Pembuatan lubang tanam</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
70</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
2.800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="328">Penanaman</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">Pemupukan dasar</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
320.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">Pemupukan tahun ke-1</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">Pemupukan tahun ke-2</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">Pemupukan tahun ke-3</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="328">Pemeliharaan 2 kali setahun</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
320</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
12.800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="328">Penjarangan I</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="328">Penjarangan II</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
1.600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="328">Pemanenan</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
2.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="178"><b>Total Biaya Variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
<b>38.959.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>Total biaya operasional </b>= Total investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp18.380.000 + Rp38.959.000<br />
= Rp57.339.000<br />
<h3>
b. Pendapatan dan Keuntungan per Hektare Kayu Sengon</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
<b>Penerimaan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132"><div>
<b>Jumlah kayu yang dihasilkan (m3)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>harga per m3 (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="89"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="128"><div>
Hasil penjarangan I</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="132"><div>
30</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="89"><div>
1.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="128"><div>
Hasil penjarangan II</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="132"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="89"><div>
5.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="128">Hasil panen</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="132"><div>
400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
650.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="89"><div>
260.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" style="text-align: left;" valign="bottom" width="128"><div>
<b>Total penerimaan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="89"><div>
<b>266.500.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
2. Keuntungan</h4>
Keuntungan per 6 tahun = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp266.500.000—Rp57.339.000<br />
= Rp209.161.000<br />
<br />
Sekian penjelasan aspek <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/untung-besar-bisnis-investasi-kayu.html">bisnis investasi kayu sengon</a>. Anda juga dapat membuka usaha di bidang <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-sengon.html">pembibitan sengon</a> sebagai pilihan lain. </div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-87649073285241639302016-04-25T19:31:00.000+07:002016-04-28T10:27:16.463+07:00Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Jabon<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Menguntungkan Investasi Kayu Jabon</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWsQjPOPLxe580oq4wMPUywRNAL4oeDFCVmZmguvb8BTZdpKk79f-zsR7Phr469BRDunWxYKQgUpmbHqNgfQDC1julHXtKudG8eEjMFiv1seoaBM7fB_6gbRPC4SLAKorKrUlX8A78fhMX/s1600/bisnis-kayu-jabon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="untung besar bisnis investasi kayu jabon" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWsQjPOPLxe580oq4wMPUywRNAL4oeDFCVmZmguvb8BTZdpKk79f-zsR7Phr469BRDunWxYKQgUpmbHqNgfQDC1julHXtKudG8eEjMFiv1seoaBM7fB_6gbRPC4SLAKorKrUlX8A78fhMX/s1600/bisnis-kayu-jabon.jpg" title="untung besar bisnis investasi kayu jabon" /></a></div>
Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Jabon. Berbisnis jabon memang sangat menguntungkan. Selain mudah diolah dan multifungsi, kayu jabon juga mendatangkan rupiah yang berlipat. Bayangkan saja, modal awal membeli satu <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-jabon-bersertifikat.html">bibit jabon</a> saat ini sekitar dua ribu rupiah. Setelah panen, dari satu tegakan jabon dapat dijual menjadi Rp300.000—Rp600.000. Keuntungan berlipat ini dapat diperoleh setelah 5—6 tahun. Walaupun waktu tersebut cukup lama, tetapi jika dibandingkan dengan tanaman penghasil kayu lainnya, jabon justru termasuk tanaman yang cepat tumbuh (fast growing species). Dalam satu tahun, pertumbuhan diameter batang jabon mencapai 5—10 cm, sedangkan kenaikan tinggi pohon mencapai 3—6 m.<br />
Berdasarkan karakteristiknya, jabon tergolong tanaman kayu yang memiliki batang yang lurus dan silindris, cabangnya berukuran kecil dan mendatar, memiliki kemampuan pemangkasan alami (self pruning), serta relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jabon juga termasuk tumbuhan pionir yang dapat tumbuh di lahan terbuka atau kritis sehingga sering digunakan untuk penghijauan, reklamasi lahan bekas tambang, dan pohon peneduh. Kayu yang dihasilkan mudah diolah dan umumnya digunakan sebagai kayu lapis, veeneer basah, bahan pembungkus, korek api, bahan konstruksi ringan, bahan baku papan partikel, dan bubur kertas (pulp). Sekarang, mari kita bahas tahapan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/untung-besar-bisnis-investasi-kayu-jabon.html">Untung Besar Bisnis Investasi Kayu Jabon</a>.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Menanam Jabon</h2>
<ol>
<li>Pastikan lahan yang akan digunakan sesuai dengan syarat tumbuh jabon. Umumnya, jabon akan tumbuh optimal pada ketinggian 10—900 m dpl, suhu 21—26º C, dan curah hujan 1.500—5.000 mm/tahun.</li>
<li>Untuk meminimalisasi biaya produksi, usahakan lahan yang digunakan merupakan milik pribadi. Jika menggunakan lahan sewa, sebaiknya lakukan simulasi biaya agar usaha ini tidak rugi.</li>
<li>Lakukan proses pembersihan lahan meliputi jalur tanam dan daerah piringan dengan bantuan alat seperti parang, cangkul, dan mesin pemotong rumput. Selain itu, pembersihan lahan juga dapat menggunakan herbisida agar lahan terbebas dari tumbuhan pengganggu seperti semak belukar, alang-alang, dan rerumputan.</li>
<li>Tentukan jarak tanam jabon sesuai tujuan penggunaan kayu yang dihasilkan.<br />
- Jarak tanam untuk tujuan penanaman jabon sebagai bahan baku pulp biasanya menggunakan jarak tanam 2 x 2 meter atau 3 x 2 meter.<br />
- veneer biasanya menggunakan jarak 3 x 3 meter.<br />
- Jarak tanam untuk tujuan penanaman dengan sistem tumpang sari dapat menggunakan 4 x 4 meter, 5 x 5 meter, atau 8 x 8 meter.</li>
<li>Buat lubang tanam pada titik tanam yang telah ditentukan. Umumnya, ukuran lubang tanam yang digunakan 40 x 40 x 40 cm. Sebaiknya, lakukan penggalian lubang tanam satu minggu sebelum ditanami <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-jabon-bersertifikat.html">bibit jabon</a>.</li>
<li>Masukkan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/apa-saja-kandungan-pupuk-organik-yang.html">pupuk kandang</a> atau kompos sebanyak 3—5 kg dan pupuk NPK sebanyak 50—100 gram per lubang tanam.</li>
<li>Tambahkan kapur jika lahan yang digunakan cenderung asam atau memiliki keterbatasan unsur Ca dan Mg. Dosis kapur yang digunakan biasanya 100 gram per lubang tanam.</li>
</ol>
<h2>
C. Tanam Jabon dengan Benar</h2>
<ol>
<li>Usahakan proses penanaman jabon dilakukan pada awal musim hujan. Agar bibit tidak mengalami stres, lakukan penanaman pada pagi hari, yaitu pukul 07.00—11.00 atau sore hari pukul 15.00—17.00.</li>
<li>Siapkan bibit jabon. Padatkan media di dalam polibag. Tujuannya, agar media menjadi kompak dan tidak hancur saat polibag dibuka.</li>
<li>Sobek polibag secara hati-hati, masukkan bibit jabon ke dalam lubang tanam hingga sebatas leher akar. Setelah itu, tutup lubang tanam dengan tanah.</li>
<li>Padatkan tanah di sekitar pangkal batang bibit. Bibit harus berada tepat di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi tegak lurus. Setelah itu, pasang penyangga (ajir) sebagai penanda.</li>
</ol>
<h2>
D. Lakukan Pemeliharaan Jabon dengan Baik</h2>
<ol>
<li>Lakukan pemupukan susulan berupa pupuk NPK setiap enam bulan, pada awal dan akhir musim hujan dengan dosis 100—200 gram per tanaman. Proses pemupukan ini dilakukan hingga tahun ketiga. Tujuannya, untuk mempercepat pertumbuhan jabon. Pemberian pupuk dilakukan di piringan (kedua sisi tanaman secara berlawanan). Caranya, buat lubang dengan kedalaman sekitar 5 cm. masukkan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/pupuk">pupuk</a>, lalu tutup kembali lubang tersebut. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.</li>
<li>Lakukan penyulaman tanaman yang rusak dan mati satu bulan setelah penanaman. Pastikan bibit sulam yang digunakan dalam kondisi sehat dan seumur.</li>
<li>Lakukan penyiangan secara manual atau mekanis di dalam piringan dengan jarak 1 meter dari pokok tanaman. Penyiangan juga dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan herbisida (chemical weeding).<br />
<br />
<b>Tabel 6. </b>Pelaksanaan penyiangan (weeding) berdasarkan waktu dan kondisi gulma<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Umur</b><br />
<b>Tanaman</b><br />
<b>(Bulan)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><b>Kegiatan</b></td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Kondisi Areal</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Deskripsi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td rowspan="2" style="text-align: center;">2</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;">Weeding I</td>
<td style="text-align: center;">Gulma tidak terlalu padat dan tinggi</td>
<td style="text-align: center;">Buka piringan (radius satu meter)</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;">Gulma padat dan tinggi</td>
<td style="text-align: center;">Pangkas gulma, lalu lakukan chemical weeding</td>
</tr>
<tr>
<td rowspan="2" style="text-align: center;"><div>
5</div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;">Weeding II</td>
<td style="text-align: center;">Gulma tidak terlalu padat dan tinggi</td>
<td style="text-align: center;">Chemical weeding</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;">Gulma padat dan tinggi</td>
<td style="text-align: center;">Pangkas gulma, lalu lakukan<br />
chemical weeding</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;">Weeding III</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">Gulma tidak terlalu padat dan tinggi</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">Pangkas atau babat</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;">Weeding IV</td>
<td style="text-align: center;">Gulma tidak terlalu padat dan tinggi</td>
<td style="text-align: center;">Pangkas atau babat</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</li>
<li>Lakukan pendangiran sebanyak lima kali dalam setahun dengan jarak piringan sekitar 50 cm dari pokok tanaman. Tujuannya, untuk menggemburkan tanah di sekitar tanaman.</li>
<li>Lakukan pemangkasan cabang kayu yang dekat dengan permukaan tanah, cabang yang rusak, dan cabang yang terkena serangan penyakit bersamaan dengan waktu pendangiran. Caranya, pangkas cabang hingga berjarak sekitar 2—5 cm dari batang utama. Segera tutup luka pangkas dengan bahan penutup luka seperti ter atau parafin. Lakukan pemangkasan hingga tahun kedua. Setelah berumur 2 tahun, jabon sudah mengalami pemangkasan cabang secara alami (self prunning).</li>
<li>Lakukan penjarangan pertama setelah tanaman berumur tiga tahun. Caranya, tebang secara berselang satu pohon di setiap baris atau lajur. Selain untuk pohon siap jual, penjarangan juga dapat dilakukan untuk pohon yang tertekan, batang utama bengkok, menggarpu, bercabang banyak, serta terserang hama dan penyakit.</li>
<li>Lakukan pengendalian hama dan penyakit menggunakan insektisida, fungisida, atau bakterisida. Penggunaan bahan kimia tersebut disesuaikan dengan gejala yang terjadi pada tanaman. Hama yang umum ditemui pada jabon di antaranya uret, ulat grayak, ulat pengisap daun, ulat api, tikus, dan belalang. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang jabon di antaranya bercak daun, keriting daun, embun tepung, dan busuk akar.</li>
</ol>
<h2>
E. Pemanenan Kayu Jabon</h2>
<ol>
<li>Panen jabon saat berumur 5—6 tahun. Saat umur tersebut, diameter batang utama sudah mencapai 30 cm. Waktu pemanenan juga dapat dilakukan sesuai permintaan pasar.</li>
<li>Sama seperti tanaman kayu lainnya, pemanenan dilakukan dengan cara ditebang. Berikut teknis penebangan pohon jabon.<br />
- Kurangi cabang dan ranting.<br />
- Potong dengan gergaji sebagian sisi batang sejajar dengan arah rebah pohon (takik rebah). Jarak antara alas dan atap takik rebah maksimum 5 cm.<br />
- Potong sisi lainya dengan gergaji setinggi bagian paling atas takik rebah sebagai takik balas. Setelah itu, pohon akan jatuh ke arah takik rebah.</li>
</ol>
<h2>
F. Kendala dan Solusi Bisnis Investasi Kayu Jabon</h2>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="136"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="289"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="136">Pertumbuhan jabon relatif lambat</td>
<td width="289">Lambatnya pertumbuhan jabon dapat terjadi karena kekurangan unsur hara atau air. Lakukan pemupukan secara benar dan sesuai dosis. Penyiangan dan penyiraman juga perlu dilakukan secara teratur.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
G. Analisis Usaha Bisnis Investasi Kayu Jabon</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan berupa lahan sewa seluas 1 hektare.</li>
<li>Masa produksi jabon selama 6 tahun.</li>
<li>Masa pakai peralatan pertanian seperti cangkul, gembor, garpu, dan ember diasumsikan selama 3 tahun, sehingga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-4.</li>
<li>Jarak tanam yang digunakan berukuran 3 x 3 m, sehingga jumlah bibit yang ditanam sebanyak 1.111 bibit. Pengadaan bibit ditambah 5% dari jumlah bibit yang dibutuhkan sebagai persediaan bibit sulam.</li>
<li>Biaya pekerjaan 1 HOK sebesar Rp40.000 (1HOK = 7 jam kerja/hari).</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
Biaya investasi bertanam jabon per 6 tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="139"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>Harga(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
<b>Rincian</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="139"><div>
Sewa lahan 1 hektare</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">Tahun</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
12.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="139">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="139">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="139">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
30.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
240.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="139">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="139"><div>
Pompa air dan selang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="139">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="139">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" width="223"><b>Total Investasi tahun ke-1</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="60"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
<b>15.690.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="143"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="140"><b>Investasi Tahun ke-1</b></td>
<td style="text-align: center;" width="153"><div>
<b>Reinvestasi Tahun ke-4</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="143">Sewa lahan 1 hektare</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
12.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
0</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="143">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="143">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="143">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
240.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
240.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="143">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="143">Pompa air dan selang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
0</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="143">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="143">Ember</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="143">Total biaya</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="140"><div>
15.690.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
2.690.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="143"><b>Total Biaya Investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="140"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="153"><div>
<b>18.380.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya variabel bertanam jabon per 6 tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="172"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
<b>Harga (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="101"><div>
<b>Total biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="5" valign="bottom" width="490"><b>Biaya Input</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">Bibit jabon</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
1.167</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
2.334.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
11.110</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
5.555.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
1.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
3.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="172">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="101"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="5" width="490"><b>Biaya Tenaga Kerja</b></td>
</tr>
<tr>
<td width="172">Pembukaan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
Borongan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">Pembuatan lubang tanam</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
70</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
2.800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="172">Penanaman</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="101"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">Pemupukan dasar</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
320.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">Pemupukan tahun ke-1</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">Pemupukan tahun ke-2</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">Pemupukan tahun ke-3</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="172">Pemeliharaan 2 kali setahun</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
320</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="101"><div>
12.800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="172">Penjarangan I</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="101"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172">Penjarangan II</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
1.600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="172">Pemanenan</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="101"><div>
2.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="172"><b>Total Biaya Variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="79"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="101"><div>
<b>36.409.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>Total biaya operasional </b>= Total investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp18.380.000 + Rp36.409.000<br />
= Rp54.789.000<br />
<h3>
b. Pendapatan dan Keuntungan per Hektare Kayu Jabon</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="128"><div>
<b>Penerimaan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="127"><div>
<b>Jumlah kayu yang dihasilkan (m3)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
<b>harga per m3 (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="128"><div>
Hasil penjarangan I</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="127"><div>
30</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1500000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Hasil panen</td>
<td style="text-align: center;" width="127"><div>
350</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
262500000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="128"><b>Total penerimaan</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="127"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="92"></td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>264.000.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
2. Keuntungan</h4>
Keuntungan per 6 tahun = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp264.000.000—Rp54.789.000<br />
= Rp209.211.000</div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-76390992055237989582016-04-25T19:23:00.001+07:002016-04-28T10:33:02.696+07:00Bisnis Perkebunan Karet<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospok Bisnis Perkebunan Karet</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvyTGj6YYq9ZTxsIjXoWJqpv-gSNy2PXnN_tf2oIhlGIIwhhH5NNaHN31bjImygALMg7k0wlnzTY0Q7HMS9IUbzZXmRUGnGA1AAiyEleW-nh6B1vINIc72HWQoo76b-egZGJSwoNda5l0b/s1600/bisnis-karet-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis perkebunan karet" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvyTGj6YYq9ZTxsIjXoWJqpv-gSNy2PXnN_tf2oIhlGIIwhhH5NNaHN31bjImygALMg7k0wlnzTY0Q7HMS9IUbzZXmRUGnGA1AAiyEleW-nh6B1vINIc72HWQoo76b-egZGJSwoNda5l0b/s1600/bisnis-karet-1.jpg" title="bisnis perkebunan karet" /></a></div>
Bisnis perkebunan karet atau berbisnis di bidang perkebunan karet memang memiliki peluang yang besar. Pasalnya, permintaan karet alam dunia semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan perkembangan bisnis otomotif, peralatan rumah tangga, alat kesehatan, mainan, dan berbagai kebutuhan lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Internasional Rubber Study Group, total konsumsi karet alam dunia pada tahun 2010 mencapai nilai 10,778 juta ton dengan total produksi hanya 10,401 juta ton. Karena itu, terjadi kekurangan pasokan karet alam sebanyak 377 ribu ton.<br />
Kurangnya pasokan karet alam dunia yang terjadi dalam tiga tahun terakhir, membuka peluang usaha untuk berkebun karet. Terlebih, Indonesia memiliki kesesuaian iklim dan lokasi untuk bertanam karet. Hingga tahun 2011, Indonesia menduduki peringkat pertama dunia sebagai negara yang memiliki lahan karet terluas dengan total luas tanam karet mencapai 3,45 juta hektare. Selain kesesuaian lahan, indikator penting yang menunjukkan tingginya peluang usaha karet adalah harga karet alam yang diperkirakan tetap tinggi antara U$4—U$4,5 per kilogram.<br />
<blockquote>
<b>Kebijakan Pengembangan Agrobisnis Karet</b><br />
Dalam upaya meningkatkan produktivitas karet Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan pengembangan agrobisnis karet, baik di bidang <i>on farm</i> maupun <i>off farm</i>. Kebijakan tersebut di antaranya penggunaan klon karet unggul, peningkatan intensifikasi dan pemeliharaan, percepatan peremajaan karet tua, diversifikasi usaha tani dan pola tanam, peningkatan efisiensi, pencanangan Gerakan Nasional Bokar Bersih, serta menyebarluaskan harga olahan karet terbaru dalam rangka transparasi harga.</blockquote>
<h2>
B. Persiapan Lahan Berkebun Karet</h2>
<ol>
<li>Pastikan lahan yang akan digunakan memenuhi persyaratan tumbuh karet, seperti ketinggian lahan 0—400 m dpl, suhu udara 25—30°C, curah hujan tinggi (2.000—2.500 mm/tahun), pH tanah 5—6, dan panjang hari minimum 5—6 jam/hari. Selain itu, usahakan lahan memiliki kontur datar untuk memudahkan pemeliharaan, penyadapan, dan pengangkutan lateks.</li>
<li>Bersihkan lahan dari gulma dan semak-belukar secara manual atau menggunakan herbisida 1—2 bulan sebelum penanaman.</li>
<li>Lakukan pengolahan lahan menggunakan cangkul atau traktor untuk membongkar tanah dan membersihkan perakaran ilalang.</li>
<li>Buat teras dengan lebar minimum 3 m, jika lahan memiliki kontur yang tidak rata dengan kemiringan lebih dari 10°.</li>
<li>Buat jalan utama, jalan antarblok, jalan kontrol, dan jalan pengangkutan lateks untuk memudahkan pemeliharaan dan penyadapan.</li>
<li>Tentukan jarak tanam yang sesuai. Jika penanaman dilakukan secara monokultur, jarak tanam yang digunakan idealnya 3 x 7 m. Sementara itu, pada pola tanam tumpang sari, jarak tanam dapat disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan.</li>
<li>Setelah diketahui titik tanamnya, buat lubang tanam dengan ukuan 60 x 60 x 60 cm minimum dua minggu sebelum penanaman. Caranya, cangkul tanah hingga ukuran yang diinginkan. Pisahkan tanah bagian bawah (subsoil) dengan tanah bagian atas (topsoil).</li>
</ol>
<h2>
C. Persiapan Bibit Karet Klon Unggul</h2>
<ol>
<li>Pastikan bibit karet berasal dari instansi pemerintah seperti Pusat Penelitian Karet dan perusahaan swasta yang telah memiliki sertifikasi.</li>
<li>Selain menggunakan bibit siap tanam, bibit dapat dibuat sendiri dengan cara mengokulasikan batang bawah dan batang atas. Klon unggul untuk batang bawah di antaranya GT 1, AVROS 2037, RRIC 100, dan PB 260. Sementara itu, klon unggul untuk batang atas dapat dibedakan berdasarkan tujuan penanaman.</li>
</ol>
<b>Klon unggul karet berdasarkan tujuan penanaman</b><br />
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="136"><b>Tujuan Penanaman</b></td>
<td style="text-align: center;" width="344"><div>
<b>Klon</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="136">Penghasil lateks</td>
<td width="344">BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, dan PB 260</td>
</tr>
<tr>
<td width="136">Penghasil lateks-kayu</td>
<td width="344">BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, dan IRR 118</td>
</tr>
<tr>
<td width="136">Penghasil kayu</td>
<td width="344">IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119, IRR 141, IRR 144, IRR 208, IRR 211, dan IRR 220</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
D. Penanaman Bibit Karet Secara Benar</h2>
<ol>
<li>Pastikan waktu tanam karet dilakukan pada awal musim hujan dan berakhir sebelum musim kemarau.</li>
<li>Pastikan bibit yang ditanam memenuhi kriteria. Jika bahan tanam berupa stum mata tidur, pastikan mata okulasi harus sudah membengkak. Sementara itu, jika bahan tanam berupa bibit yang sudah ditumbuhkan dalam polibag, maka bibit maksimum memiliki dua payung daun tua.</li>
<li>Lakukan penanaman dengan cara memasukkan bibit tepat di bagian tengah lubang tanam. Jika bahan tanam berupa stum mata tidur, seragamkan arah tanam menghadap gawangan. Sementara itu, jika bahan tanam berupa bibit dalam polibag, pastikan arah okulasi menghadap timur.</li>
<li>Timbun bibit menggunakan tanah bagian bawah (subsoil), selanjutnya dengan tanah bagian atas (topsoil). Padatkan tanah agar tidak ada rongga udara di dalam lubang tanam.</li>
<li>Jika memungkinkan, tanami daerah sekitar piringan tegakan karet dengan tanaman penutup (land cover crop) berupa tanaman kacang-kacangan.</li>
</ol>
<h2>
E. Pemeliharaan Tanaman Karet Sesuai Prosedur</h2>
<ol>
<li>Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati atau rusak di kebun hingga tanaman berumur 1—2 tahun. Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Bibit sulaman yang digunakan harus memiliki umur dan ukuran yang seragam.</li>
<li>Buang tunas cabang yang tumbuh di batang utama pada ketinggian 2,75—3 m di atas permukaan tanah.</li>
<li>Kendalikan gulma dengan cara melakukan penyiangan secara teratur agar pertumbuhan karet tetap optimal. Penyiangan dapat dilakukan secara manual atau kimiawi. Cara manual dapat menggunakan cangkul atau parang. Sementara itu, cara kimiawi biasanya menggunakan herbisida dengan dosis sesuai yang tertera di dalam kemasan.</li>
<li>Kendalikan hama dan penyakit yang menyerang dengan cara melakukan sanitasi lahan, memberantas hama secara manual, membongkar tanaman yang terserang berat atau mati, menggunakan pestisida tepat sasaran, dan menggunakan desinfektan pada pisau sadap.</li>
<li>Lakukan pemupukan setiap enam bulan sekali. Aplikasi pemupukan dilakukan dengan cara menggali tanah di sekitar titik tanam dengan radius sekitar 100 cm. Berikut patokan dosis pemupukan untuk tanaman karet.</li>
</ol>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="107"><b>Umur tanaman</b></td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
<b>Urea</b><br />
<b>(gram/pohon/tahun)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="139"><div>
<b>SP-36</b><br />
<b>(gram/pohon/tahun)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="139"><div>
<b>KCl</b><br />
<b>(gram/pohon/tahun)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="107">1 tahun</td>
<td valign="bottom" width="137"><div align="center">
250</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
150</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
100</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="107">2 tahun</td>
<td valign="bottom" width="137"><div align="center">
250</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
250</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="107">3 tahun</td>
<td valign="bottom" width="137"><div align="center">
250</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
250</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="107">4 tahun</td>
<td valign="bottom" width="137"><div align="center">
300</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
250</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="107">5 tahun</td>
<td valign="bottom" width="137"><div align="center">
300</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
250</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="107">6-15 tahun</td>
<td valign="bottom" width="137"><div align="center">
350</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
260</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
300</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="107">16-25 tahun</td>
<td valign="bottom" width="137"><div align="center">
300</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
190</div>
</td>
<td valign="bottom" width="139"><div align="center">
250</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="107">Di atas 25 tahun</td>
<td valign="bottom" width="137"><div align="center">
200</div>
</td>
<td width="139"><div align="center">
-</div>
</td>
<td width="139"><div align="center">
150</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
F. Melakukan Penyadapan Karet Sesuai Jadwal</h2>
<ol>
<li>Siapkan alat panen berupa mangkuk lateks, cincin mangkuk, tali cincin, talang lateks, pisau sadap, pisau pengeruk kulit, pisau mal, meteran, pengukur ketebalan kulit, pengukur sudut sadapan, dan mal sadap.</li>
<li>Tentukan tanaman matang sadap dengan cara menghitung umur tanaman dan pengukuran lilit batang. Biasanya, tanaman siap disadap pada saat berumur 5—6 tahun dengan lilit batang sudah mencapai 45 cm atau lebih. Lilit batang diukur pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi.</li>
<li>Tentukan frekuensi penyadapan. Misalnya, penyadapan dengan rumus ½ s, d/2, 9m/12 artinya penyadapan dilakukan dengan panjang irisan ½ spiral (½ s), setiap dua hari sekali selama 9 bulan dalam satu tahun.</li>
<li>Pastikan penyadapan dilakukan pada pukul 05.00—07.30 pagi agar getah yang dihasilkan maksimal.</li>
<li>Buat irisan sadap dengan ketebalan 1,5—2 mm dan kedalamannya 1—1,5 mm dari lapisan kambium.</li>
<li>Ambil lateks yang sudah terkumpul di dalam mangkuk pada pukul 08.00—10.00.</li>
</ol>
<h2>
G. Mengolah Lateks Sesuai Tujuan Penjualan</h2>
Tentukan jenis bokar yang akan dibuat. Berdasarkan proses pengolahannya, bokar terdiri atas empat jenis sebagai berikut.<br />
<ul>
<li>Lateks kebun berupa getah yang didapat dari penyadapan.</li>
<li>Sheet angin berupa produk lanjutan lateks kebun yang telah disaring dan digumpalkan menggunakan asam semut.</li>
<li>Slab tipis berupa bokar yang telah digumpalkan dengan asam semut dan digiling atau ditempa hingga ketebalan 30—40 mm.</li>
<li>Lump segar berupa gumpalan lateks segar yang terjadi secara alamiah di dalam mangkuk penampung.</li>
</ul>
<blockquote>
<b>Kriteria Bokar Bermutu Tinggi</b></blockquote>
<blockquote>
<ul>
<li>Bebas dari kotoran seperti serpihan kayu dan dedaunan.</li>
<li>Tidak ditambahkan bahan-bahan lain.</li>
<li>Dibekukan dengan asam semut dengan dosis yang tepat.</li>
<li>Segera digiling dalam keadaan segar.</li>
<li>Tidak tercampur dengan gumpalan yang tidak segar.</li>
<li>Disimpan di tempat yang terbebas dari sinar matahari langsung dan genangan air.</li>
</ul>
</blockquote>
<h2>
H. Kendala dan Solusi Bisnis Perkebunan Karet</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="173"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="242"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="173">Bagi pasar internasional, kualitas karet dari Indonesia masih dianggap rendah</td>
<td width="242">Penyebab rendahnya kualitas karet dapat disebabkan oleh umur tanaman karet yang sudah terlampau tua. Di lain sisi, tanaman peremajaan belum berproduksi. Peningkatan kualitas karet dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu produksi, mutu kemasan, dan mutu pelayanan. Peningkatan mutu yang cukup penting dimulai dari penyadapan hingga pengolahan karet.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
I. Analisis Usaha</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.</li>
<li>Reinvestasi dilakukan setiap lima tahun.</li>
<li>Masa produksi karet selama 20 tahun dan mulai menghasilkan pada tahun ke-4.</li>
<li>Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 3 x 7 m adalah 500 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% untuk bibit sulam.</li>
<li>Harga lump karet diasumsikan Rp13.000 per kilogram.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
Biaya investasi bisnis perkebunan karet</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="262"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="262"><b>Harga</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="262"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="262"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="262"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-1</b></td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
<b>Tahun</b><br />
<b>ke-5</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-10</b></td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
<b>Tahun</b><br />
<b>ke-15</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="262">350.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="262">700.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">700.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="262">500.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">500.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="262">400.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">400.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Pompa air dan selang</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="262">1.000.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" width="262">200.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="262">600.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">600.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="262">250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Sabit</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="262"><div>
20.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="262">100.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="262"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="262">100.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="262"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Alat dan mangkuk sadap</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Paket</td>
<td style="text-align: center;" width="262">1.000.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="262">Ajir</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="262">250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" width="262"><b>Biaya investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" width="262"><b>4.800.000</b></td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
<b>4.550.000</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
<b>4.550.000</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
<b>4.550.000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="7" width="262"><b>Total biaya investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" width="262"><div>
<b>18.450.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya variabel bisnis perkebunan karet</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="206"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
<b>Harga</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="206">Biaya Input</td>
<td valign="top" width="74"></td>
<td valign="top" width="73"></td>
<td valign="top" width="82"></td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Bibit karet</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
5.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
550</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
Bibit</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206"><a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/pupuk">Pupuk kandang</a></td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="206">Urea</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
3.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="73"><div>
250</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">SP-36</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
6.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
150</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">KCl</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
7.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Herbisida</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
Liter</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="206">Biaya Tenaga kerja</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="74"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="73"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="82"></td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Persiapan lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Pembuatan lubang tanam</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
30</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Penanaman bibit karet</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Penyulaman</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="206">Pemupukan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="73"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Penyiangan gulma</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Pemberantasan HPT</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="206">Pemangkasan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="73"><div>
24</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="206">Penyadapan</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
180</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom"><b>Biaya variabel per tahun</b></td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="435"><b>Total Biaya Variabel</b></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr align="center">
<td colspan="6"><b>Biaya Tahun Ke- (Rp)</b></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
<b>1</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>2</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>3</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
<b>4</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
<b>5</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
<b>6-20</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="78"></td>
<td valign="top" width="84"></td>
<td valign="top" width="84"></td>
<td valign="top" width="78"></td>
<td valign="top" width="78"></td>
<td valign="top" width="96"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
2.750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
6.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
13.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
13.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
11.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
2.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
2.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="78"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="84"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="84"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="78"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="78"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="96"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
2.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
1.050.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
175.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
13.125.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
18.900.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
4.200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
840.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
840.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
840.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
840.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
840.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
12.600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
6.300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
94.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
7.455.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
6.505.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
6.505.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
6.505.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
6.505.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
192.075.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="5" style="text-align: center;"></td>
<td style="text-align: center;"><b>225.550.000</b></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>Total biaya operasional</b> = Total investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp18.450.000 + Rp225.550.000<br />
= Rp244.000.000<br />
<h3>
b. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Perkebunan Karet</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
<b>Tahun</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
<b>Jumlah Panen (kg)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57"><b>Harga</b><br />
<b>(Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
<b>Pendapatan</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
<b>Pengeluaran</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
<b>Keuntungan</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.255.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-12.255.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
6.505.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-6.505.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
6.505.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-6.505.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
6.505.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-6.505.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
26.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
11.055.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
14.945.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
2.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
32.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
19.695.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
7</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
39.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
26.195.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
3.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
45.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
32.695.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
9</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
52.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
39.195.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
57.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
17.355.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
39.845.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
11</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
57.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
44.395.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
57.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
44.395.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
13</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
4.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
57.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
44.395.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
14</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
57.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
44.395.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
4.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
57.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
17.355.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
39.845.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
16</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
52.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
39.195.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
17</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
52.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
39.195.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
18</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
52.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
39.195.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
19</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
4.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
52.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
39.195.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="98"><div>
4.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">13.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
67.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
12.805.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
54.195.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="63"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="98"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="57"></td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>813.200.000</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
<b>244.000.000</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
<b>569.200.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
2. Keuntungan</h4>
<b>Keuntungan</b> = Pendapatan – total biaya<br />
= Rp813.200.000 – Rp244.000.000<br />
= Rp569.200.000<br />
<h3>
c. Kelayakan Usaha Bisnis Perkebunan Karet</h3>
<h4>
1. Rasio R/C</h4>
<b>Rasio R/C</b> = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp813.200.000 : Rp244.000.000<br />
= 3,33<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 3,33 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp3,33.<br />
<br />
Bagaiman menurut Anda tentang <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-perkebunan-karet.html">bisnis perkebunan karet</a>? Jika tertarik, silakan dihitung kembali dengan membandingkan tingkat implasi pada setiap tahunnya. Untuk bisnis perkebunan lainnya, dapat ditemukan, misalnya <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/untung-ratusan-juta-rupiah-dari.html">Bisnis Kayu Jati</a>, <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/untung-besar-bisnis-investasi-kayu.html">Bisnis Kayu Sengon</a>, <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/untung-besar-bisnis-investasi-kayu-jabon.html">Bisnis Kayu Jabon</a>, dan lain-lain.</div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-33663428286123598112016-04-25T19:17:00.002+07:002016-04-28T10:37:12.766+07:00Bisnis Perkebunan Kakao<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Bisnis Perkebunan Kakao</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMZd1nmU5eR2-eQSrxUYrNixVX9E_XUWqAolpUfChdWypW0LcjiNfUPo1Ek1YcqenQg9_EVAr5wqlkAIB1BJhDX2ym0lS8NjZZlSn7fiFNAyzQ7Zud0xwuNtab-ZOq_BwOTejVfCMUBKDR/s1600/bisnis-kakao.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis perkebunan kakao" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMZd1nmU5eR2-eQSrxUYrNixVX9E_XUWqAolpUfChdWypW0LcjiNfUPo1Ek1YcqenQg9_EVAr5wqlkAIB1BJhDX2ym0lS8NjZZlSn7fiFNAyzQ7Zud0xwuNtab-ZOq_BwOTejVfCMUBKDR/s1600/bisnis-kakao.jpg" title="bisnis perkebunan kakao" /></a></div>
Bisnis perkebunan kakao. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup penting. Pada tahun 2010, Indonesia merupakan tiga besar produsen kakao di dunia dengan produksi 844.630 ton. Jumlah ekspor kakao dari Indonesia pada tahun 2009 sebesar 535.240 ton (Ditjenbun, 2010). Namun ironisnya, tanaman kakao yang ada saat ini berumur sekitar tiga puluh tahunan, sehingga produktivitasnya sudah tidak optimal. Karena itu, peremajaan tanaman kakao merupakan suatu peluang besar untuk berinvestasi di bidang agrobisnis.<br />
Terlebih, investasi budi daya kakao juga didukung oleh perkembangan harga kakao yang terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data, harga kakao di Intercontinental Exchange (ICE) sejak tahun 2006 hingga 2011 meningkat pesat dari $1.500 hingga puncaknya mencapai $3.700 per ton pada bulan April 2011. Nilai tersebut diperkirakan akan terus meningkat karena konsumsi olahan kakao semakin tinggi saat memasuki musim dingin dan perayaan hari besar keagamaan. Sementara itu, produksi kakao dunia mengalami penurunan akibat musim kemarau yang panjang.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Perkebunan Kakao</h2>
<ol>
<li>Pastikan lokasi penanaman memenuhi kriteria teknis kesesuaian lahan untuk kakao. Biasanya kakao akan tumbuh optimal di daerah dengan curah hujan 1.250—2.500 mm/tahun dengan lama bulan kering 0—3 bulan, terletak di ketinggian tempat 0—300 m dpl (kakao lindak) dan 0—600 m dpl (kakao mulia), kemiringan lahan maksimum 15%, dan pH tanah 6—7.</li>
<li>Bersihkan ilalang dan gulma lainnya secara mekanis atau kimiawi.</li>
<li>Jika lahan berkontur tidak rata, buat teras searah dengan garis kontur agar aliran air di dalam teras tidak deras.</li>
<li>Gunakan tanaman penutup tanah (land cover crop) seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, dan Calopogonium mucunoides untuk menghambat pertumbuhan gulma.</li>
<li>Tentukan titik tanam dengan menancapkan ajir. Umumnya, kakao yang ditanam secara monokultur menggunakan jarak tanam 3 x 3 m atau 4 x 2 m.</li>
<li>Satu tahun sebelum menanam pohon kakao, tanam pohon penaung untuk mengatur intensitas cahaya saat tanaman kakao ditanam. Beberapa jenis pohon pelindung di antaranya kelapa, lamtoro, albasia, dan pisang. Pada tahun ketiga, jumlah pohon pelindung dikurangi hingga menyisakan satu pohon pelindung untuk tiga pohon kakao. Jarak tanam pohon pelindung umumnya berada 75—100 cm dari barisan tanaman kakao.</li>
<li>Pada 3—6 bulan sebelum penanaman, buat lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm.</li>
</ol>
<h2>
C. Persiapan Bibit Kakao</h2>
<ol>
<li>Pastikan bibit yang akan ditanam berasal dari pembibit yang telah dipercaya dan terbukti membibitkan dari klon unggul benih kakao. Benih dapat diperoleh dari sumber benih atau instansi terkait yang telah memiliki sertifikasi, seperti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Pusat Teknologi Perbenihan (PTP) di berbagai daerah, dan beberapa perusahaan benih yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Klon kakao yang biasa ditanam petani di antaranya ICCRI 01, ICCRI 02, ICCRI 03, dan ICCRI 04.</li>
<li>Pastikan bibit memenuhi kriteria sebagai berikut.<br />
- Bibit berumur 4—6 bulan.<br />
- Mempunyai paling sedikit 12 helai daun yang sudah tua.<br />
- Tinggi bibit 50 cm dan diameter batang 1,5 cm.<br />
- Pada saat dipindah, bibit tidak sedang bertunas.</li>
</ol>
<h2>
D. Penanaman Bibit Kakao dengan Benar</h2>
<ol>
<li>Tempatkan campuran <a href="http://panduanbertanam.blogspot.com/search/label/pupuk">pupuk</a> kandang dengan tanah (1 : 1) di dalam lubang tanam, lalu taburkan pupuk TSP 1—5 gram per lubang tanam.</li>
<li>Pada saat bibit kakao ditanam, pohon naungan harus sudah berumur satu tahun. Jika penanaman kakao menggunakan pola tumpang sari, tidak perlu naungan.</li>
<li>Tempatkan bibit siap tanam di dalam lubang tanam. Pastikan bibit berada tepat di bagian tengah lubang tanam.</li>
<li>Tutup lubang tanam menggunakan tanah galian. Padatkan permukaan tanah agar bibit tetap tertanam kokoh.</li>
</ol>
<h2>
E. Melakukan Pemeliharaan Kakao Sesuai Prosedur</h2>
<ol>
<li>Lakukan pemupukan menggunakan jenis dan dosis pupuk yang sesuai dengan kondisi tanah. Umumnya, pupuk yang banyak digunakan petani kakao adalah urea 370 kg/ha, SP-36 310 kg/ha, dan KCl 420 kg/ha.</li>
<li>Pada musim kemarau, lakukan penyiraman dua kali sehari, pada pagi dan sore hari sebanyak 2—5 liter/pohon.</li>
<li>Lakukan pemangkasan untuk membentuk cabang yang seimbang dan pertumbuhan kakao yang baik. Berikut tiga jenis pemangkasan yang biasa dilakukan oleh petani.<br />
- Pemangkasan bentuk, dilakukan pada kakao yang berumur 1—2 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet). Dalam pemangkasan bentuk, sisakan tiga cabang primer yang kondisinya baik dan letaknya simetris.<br />
- Pemangkasan pemeliharaan, dilakukan dengan cara memangkas atau menghilangkan tunas air (wiwilan) di batang pokok atau cabang. Pemangkasan dilakukan dua bulan sekali.<br />
- Pemangkasan produksi, bertujuan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam tajuk kakao, tetapi tidak secara langsung. Pemangkasan ini dapat merangsang pembentukan bunga.<br />
- Pemangkasan produksi dilakukan enam bulan sekali.</li>
<li>Lakukan penyiangan gulma minimum enam bulan sekali. Pengendalian gulma ini dapat dilakukan secara manual atau menggunakan herbisida berbahan aktif glifosat dan paraquat. Penggunaannya disesuaikan dengan dosis yang tertera di label kemasan.</li>
</ol>
<h2>
D. Melakukan Panen dan Pascapanen Kakao dengan Baik</h2>
<ol>
<li>Panen kakao dengan cara memetik buah yang tepat masak. Buah yang boleh dipetik berwarna kuning atau merah dengan umur 5,5—6 bulan dari berbunga.</li>
<li>Usahakan pemanenan dilakukan pada pagi hari, sehingga proses pemecahan buah dapat dilakukan pada siang harinya.</li>
<li>Gunakan pisau tajam untuk memotong tangkai buah.</li>
<li>Potong tangkai buah dengan menyisakan sepertiga bagian tangkai. Pemetikan jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Hal ini berisiko mengganggu pembungaan atau pembentukan buah.</li>
<li>Setelah panen, lakukan sortasi buah untuk memisahkan buah sehat dari buah yang terserang penyakit, busuk, atau cacat.</li>
<li>Untuk memperoleh keseragaman kematangan buah dengan cita rasa yang lebih baik, peram buah selama 5—12 hari di lokasi penimbunan yang bersih dan terhindar dari panas matahari secara langsung.</li>
<li>Setelah selesai diperam, pecahkan buah menggunakan pemukul kayu untuk mengeluarkan dan memisahkan biji dari kulit dan plasentanya.</li>
<li>Fermentasikan biji untuk memudahkan pelepasan zat lender dari permukaan kulit biji.</li>
<li>Keringkan biji untuk menurunkan kadar air hingga kurang dari 7,5%.</li>
<li>Lakukan sortasi sesuai mutu biji yang dihasilkan.</li>
<li>Kemas biji hasil sortasi menggunakan karung yang telah diberi label.</li>
</ol>
<h2>
E. Kendala dan Solusi Bisnis Perkebunan Kakao</h2>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="136"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="297"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="136">Tingginya serangan cendawan, penyakit, dan buah busuk</td>
<td width="297">Lakukan pemeliharaan tanaman dengan cara memangkas cabang yang tidak produktif, mengendalikan organisme pengganggu, menjaga sanitasi lahan, dan membuang bagian tanaman yang terserang penyakit.</td>
</tr>
<tr>
<td width="136">Rendahnya kualitas kakao Indonesia di mata dunia</td>
<td width="297">Lakukan perbaikan teknis pemanenan dan pascapanen. Usahakan kakao dipanen saat matang penuh dengan warna kulit kuning atau merah. Pemanenan buah yang sudah lewat matang akan menurunkan rendemen lemak dan menambah presentasi biji cacat. Sementara itu, pemanenan buah muda akan menghasilkan biji kakao yang bercita rasa khas cokelat yang tidak maksimal, rendemen rendah, presentase biji pipih tinggi, dan kadar kulit biji tinggi.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
F. Analisis Usaha Perkebunan Kakao</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.</li>
<li>Reinvestasi dilakukan setiap lima tahun.</li>
<li>Masa produksi kakao selama 20 tahun dan mulai menghasilkan pada tahun ke-5.</li>
<li>Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 3 x 3 m adalah 1.111 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% untuk bibit sulam.</li>
<li>Harga kakao tanpa fermentasi diasumsikan Rp21.500 per kilogram.</li>
</ol>
<h3>
Rincian Biaya<br />
Biaya investasi bertanam kakao</h3>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="137"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="71"><div>
<b>Harga (Rp)</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="64"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="66"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td colspan="4" style="text-align: center;" width="358"><div>
<b>Reinvestasi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="358"><div>
<b>Tahun ke-1</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
<b>Tahun ke-5</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
<b>Tahun ke-10</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
<b>Tahun ke-15</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="137">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="358"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="137">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="358"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="137">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="358"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="137"><div>
Pompa air dan selang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="358"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="137">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="358"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="137">Ember</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="358"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="137">Sabit</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
20.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="358"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="137">Ajir</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="358"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="137">Biaya investasi</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="64"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" width="358"><div>
3.800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
3.550.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
3.550.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
3.550.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="7" style="text-align: left;" width="137"><div>
<b>Total biaya investasi</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
<b>14.450.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h3>
Biaya variabel bertanam kakao</h3>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="152"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="56"><div>
<b>Harga</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="61"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="61"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td colspan="6" style="text-align: center;" valign="bottom" width="445"><div>
<b>Biaya tahun ke- (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
<b>1</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
<b>2</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
<b>3</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
<b>4</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
<b>5</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
<b>6-20</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="152">Biaya Input</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="56"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="61"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="61"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="68"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="74"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="90"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">Bibit kakao</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
5.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
1.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
Bibit</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
6.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="152">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
6.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="152">Urea</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56">3.600</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
370</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
1.332.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.332.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
1.332.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.332.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.332.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
19.980.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">SP-36</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56">6.000</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
310</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
1.860.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.860.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
1.860.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.860.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.860.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
27.900.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="152">KCl</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56">7.500</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
420</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
3.150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
3.150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
3.150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
3.150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
3.150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
47.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="152">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
2.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">Herbisida</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
Liter</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
2.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="152">Biaya Tenaga kerja</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="56"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="61"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="61"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="68"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="74"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="90"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">Persiapan lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
2.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">Pembuatan lubang tanam</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
39</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
1.375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152"><div>
Penanaman bibit kakao</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
13</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
458.333</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">Penyulaman</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
175.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="152">Pemupukan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
275.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
275.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
275.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
275.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
275.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
4.125.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">Penyiangan gulma</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
34</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
1.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
1.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
1.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
18.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">Pemberantasan HPT</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
4.200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152">Pemangkasan</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
23</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
12.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="152"><div>
Panen dan pascapanen</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
160</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
5.600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
84.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="329"><b>Biaya variabel per tahun</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
6.663.333</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
9.197.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
9.197.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
9.197.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
9.197.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
221.955.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="9" width="684"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
265.406.333</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>Total biaya operasional</b> = Total investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp14.450.000 + Rp265.406.333<br />
= Rp279.856.333<br />
<h3>
b. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Perkebunan Kakao</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56"><div>
<b>Tahun ke-</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
<b>Jumlah Panen (Kg)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53"><b>Harga (Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
<b>Pendapatan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
<b>Pengeluaran (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
<b>Keuntungan (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
10.463.333</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-10.463.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
9.197.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-9.197.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
8.600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
9.197.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
-597.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
650</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
13.975.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
9.197.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
4.778.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
900</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
19.350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
12.747.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
6.603.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
23.650.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
8.853.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="56"><div>
7</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
1.250</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
26.875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="90"><div>
12.078.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.350</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
29.025.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
14.228.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
9</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
32.250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
17.453.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
34.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
18.347.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
16.053.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
11</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
38.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
23.903.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.900</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
40.850.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
26.053.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
13</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
43.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
28.203.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
14</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
43.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
28.203.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
43.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
18.347.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
24.653.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
16</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.900</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
40.850.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
26.053.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
17</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
38.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
23.903.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
18</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
36.550.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
21.753.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
19</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
34.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
19.603.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53">21.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
30.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.797.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
15.303.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="56"><b>Total</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="84"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="53"></td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>577.275.000</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
<b>279.856.333</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="90"><div>
<b>297.418.667</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
2. Keuntungan</h4>
<b>Keuntungan</b> = Pendapatan – total biaya<br />
= Rp577.275.000 – Rp265.406.333<br />
= Rp297.418.667<br />
<h3>
c. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
1. Rasio R/C</h4>
<b>Rasio R/C</b> = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp577.275.000 : Rp265.406.333<br />
= 2,18<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,18 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,18.<br />
<h4>
2. Return of Investment (ROI)</h4>
ROI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal.<br />
<b>ROI </b>= (Keuntungan : biaya operasional) x 100%<br />
= (Rp577.275.000 : Rp265.406.333) x 100%<br />
= 112%<br />
Artinya, setiap pengeluaran sebesar Rp1 akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp112.<br />
<br />
Demikian penjelasan mengenai <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-perkebunan-kakao.html">Bisnis Perkebunan Kakao</a> yang mungkin saja dapat menarik minat Anda. Untuk jenis agro industri lainnya, dapat Anda temukan dalam menu <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/agrobisnis">Agrobisnis</a> yang membahas semua aspek bisnis pertanian dan perkebunan secara singkat dan lengkap. </div>
GenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-53457957843568293122016-04-25T19:09:00.001+07:002016-04-25T19:09:37.330+07:00Bisnis Pembibitan Sengon<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Keuntungan Bisnis Pembibitan Sengon</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA6zRBSdfNlYmcL7CK3thymlKI1IUlG5l1Htv0Xe1caZyqtF0dAQCEA-mUQsGmHfu54z9UE8ZINEJISxIVMrNyRAajightZhjE4zWv5kMTgS_gzpYqXd0v-ATM4dXgjayUIvbZy5JXnAl4/s1600/bisnis-pembibitan-sengon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis pembibitan sengon" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA6zRBSdfNlYmcL7CK3thymlKI1IUlG5l1Htv0Xe1caZyqtF0dAQCEA-mUQsGmHfu54z9UE8ZINEJISxIVMrNyRAajightZhjE4zWv5kMTgS_gzpYqXd0v-ATM4dXgjayUIvbZy5JXnAl4/s1600/bisnis-pembibitan-sengon.jpg" title="bisnis pembibitan sengon" /></a></div>
Bisnis Pembibitan Sengon. Sengon merupakan salah satu jenis tanaman kayu yang cukup populer. Kepopuleran sengon diraih sejak Kementerian Kehutanan menggalakkan program sengonisasi 300.000 hektare pada tahun 1989. Selain bertujuan untuk mencegah erosi di aliran DAS, ternyata sengon juga dapat menghasilkan kayu dengan kualitas yang baik. Saat ini, kayu yang dihasilkan sengon dapat diolah menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi tinggi, seperti palet kayu, vinir kayu, dan block board. Berkat program sengonisasi dan tingginya daya jual kayu sengon, permintaan bibit sengon pun mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini tentu membuat peluang bisnis membibitkan sengon menjadi sangat terbuka.<br />
<blockquote>
<b>Mendapatkan Bibit Sengon dengan Cangkok</b><br />
Selain menggunakan biji atau benih, bibit sengon ternyata dapat diperolah dengan cara pencangkokan. Syaratnya, tetap menyisakan tunggul batang pada saat panen sengon. Dari tunggul tersebut, biasanya akan tumbuh trubusan baru yang dapat dijadikan bibit. Dengan metode ini, panen menjadi lebih cepat dan menghemat biaya. Pembuatan bibit cangkokan sudah lazim dilakukan oleh petani hutan. Keunggulan cangkok adalah sifat unggul induknya diturunkan kepada anaknya. Karena itu, pohon indukan harus dipilih yang benar-benar unggul, seperti pertumbuhannya cepat, batang lurus, serta bebas hama dan penyakit.</blockquote>
<h2>
B. Menyiapkan Lokasi dan Perlengkapan Pembibitan Sengon</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi pembibitan sesuai dengan syarat tumbuh sengon. Idealnya, lokasi terletak di ketinggian 0—800 m dpl dan beriklim basah dengan curah hujan 2.000—4.000 mm/tahun. Lokasi pembibitan juga diutamakan berupa lahan datar dengan derajat kemiringan maksimum 5%. Pastikan tanah yang digunakan berupa tanah subur dan gembur dengan pH tanah berkisar antara 6—7.</li>
<li>Usahakan lokasi pembibitan terletak di tempat yang strategis dan memiliki akses jalan yang memadai. Tujuannya, untuk memudahkan kunjungan konsumen dan melancarkan proses pengangkutan bibit. Selain itu, lokasi pembibitan juga sebaiknya dekat dengan sumber air, seperti sungai, sarana irigasi, dan sumur.</li>
<li>Siapkan perlengkapan penyemaian dan pembibitan berupa ayakan, alat sangrai, bedeng tabur seluas 5 x 1 m², bedeng sapih, hand sprayer, cangkul, kored, dan alat pertanian lainnya.</li>
<li>Siapkan bahan berupa benih sengon, pasir halus, kompos, pupuk kandang, pupuk TSP, dan pestisida jika diperlukan.</li>
</ol>
<h2>
C. Menyemaikan Benih Sengon</h2>
<ol>
<li>Pastikan benih sengon yang akan ditanam merupakan benih bersertifikat yang diperoleh dari Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH). Benih berkualitas ini sangat penting bagi penangkar sengon. Pasalnya, benih yang ditanam harus bebas dari hama dan penyakit, khususnya penyakit karat tumor. Selain membeli dari sumber benih, benih sengon juga dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi dari pohon indukan sengon yang telah berbuah.</li>
<li>Rendam benih di dalam air mendidih selama 5—10 menit, lalu tiriskan. Setelah itu, rendam kembali di dalam air dingin selama 24 jam. Perlakuan tersebut merupakan salah satu cara untuk memecah dormansi benih.</li>
<li>Sementara itu, siapkan bedeng tabur berukuran 5 x 1 m dengan media tanam berupa campuran tanah dan pasir (1 : 2) yang telah disangrai.</li>
<li>Buat larikan searah panjang bedengan dengan jarak antar-larikan sebesar 5 cm.</li>
<li>Taburkan benih secara merata di dalam larikan, kemudian tutup kembali larikan dengan tanah secara tipis. Umumnya, untuk luasan bedeng tabur 5 m², diperlukan 200 gram benih sengon.</li>
</ol>
<h2>
D. Menyapih Bibit Sengon</h2>
<ol>
<li>Lakukan penyapihan setelah kecambah sengon berumur 10—14 hari.</li>
<li>Siapkan bedeng sapih berukuran lebar 1 m dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Tinggi bedeng sebaiknya 10—15 cm.</li>
<li>Siapkan polibag berukuran 10 x 15 cm. Isi polibag menggunakan media tanam berupa campuran tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 7 : 2 : 1 hingga tiga perempat bagian polibag.</li>
<li>Pilih kecambah yang memiliki pertumbuhan normal, batang lurus, serta tidak terserang hama dan penyakit. Cungkil kecambah beserta tanah yang berada di sekitar akar agar perakaran kecambah tersebut tidak rusak. Tanam kecambah ke dalam polibag dan tambahkan media tanam agar kecambah tidak mudah roboh.</li>
<li>Susun polibag yang telah berisi kecambah sengon di bedeng sapih yang telah disediakan. Buat pelabelan sesuai tanggal sapih untuk memudahkan pendataan.</li>
<li>Lakukan pemeliharaan kecambah selama 3—5 bulan hingga bibit siap jual.</li>
</ol>
<h2>
E. Memelihara Bibit Sengon</h2>
<ol>
<li>Lakukan penyiraman dua atau tiga kali sehari pada pagi dan sore hari. Namun, pada saat musim hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan.</li>
<li>Siangi gulma secara teratur untuk menghindari persaingan dalam proses penyerapan makanan. Saat penyiangan, perlu juga dilakukan pemeriksaan kondisi bibit, pisahkan bibit yang terkena hama atau penyakit. Penyakit yang biasanya menyerang bibit sengon adalah dumping off dan busuk akar.</li>
<li>Lakukan pemupukan menggunakan campuran pupuk kandang, TSP, dan air dengan dosis dua sendok makan per polibag setiap dua minggu. Campuran pupuk tersebut dibuat dengan cara menyiapkan satu drum atau tong bekas berkapasitas 200 liter, lalu isikan setengah kapasitas drum dengan pupuk kandang. Tambahkan air hingga tiga perempat kapasitas drum dan tambahkan 15 kg TSP. Biarkan selama seminggu sebelum diaplikasikan pada bibit sengon.</li>
</ol>
<h2>
F. Memanen Bibit Sengon</h2>
<ol>
<li>Lakukan pemanenan saat bibit sengon berumur 3—5 bulan.</li>
<li>Pastikan bibit sengon telah memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut.</li>
</ol>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="37"><b>No.</b></td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
<b>Kriteria</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="109"><b>Mutu Pertama</b></td>
<td style="text-align: center;" width="138"><div>
<b>Mutu Kedua</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="37">1.</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="137">Kekompakan media</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109">Utuh</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="138">Retak</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="37">2.</td>
<td style="text-align: center;" width="137">Tinggi</td>
<td style="text-align: center;" width="109">36-45 cm</td>
<td style="text-align: center;" width="138">25-45 cm</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="37">3.</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="137">Diameter</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109">4-7 mm</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="138">3-4 mm</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="37">4.</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="137">Nilai kekokohan bibit</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109">51-90</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="138">62-88</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="37">5.</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="137">Warna daun</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109">Hijau</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="138"><div>
Hijau muda sebagian</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
G. Kendala dan Solusi Bisnis Pembibitan Sengon</h2>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="140"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="282"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="140">Kualitas benih sengon kurang baik</td>
<td width="282">Untuk memilih benih berkualitas, dapat dilakukan beberapa tip. Bungkus benih yang telah ditetesi air menggunakan aluminium foil. Panaskan menggunakan oven pada suhu 50o C dengan kelembapan 100% selama 4 jam. Setelah itu, rendam benih di dalam air bersih. Benih yang bermutu baik akan tenggelam.</td>
</tr>
<tr>
<td>Penyakit sering menyerang bibit sengon</td>
<td>Rendam benih dengan campuran air dan fungisida (Benlate, Dithane, atau Derasol) dengan konsentrasi 0,5—1 gram per liter air selama 5—10 menit sebelum penyemaian. Selain itu, lakukan juga penyemprotan fungisida berbahan aktif tembaga (Manchotane, Manteb, dan Manzate) setiap 6 hari hingga berkecambah. Jika bibit telah terserang, semprotkan Danvil, Anvil, atau Andil dengan dosis 1—2 ml/liter air.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
H. Analisis Usaha Bisnis Pembibitan Sengon</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa seluas 1.000 m².</li>
<li>Target produksi sebanyak 20.000 bibit.</li>
<li>Benih yang digunakan merupakan benih bersertifikat seharga Rp1.600.000/kg.</li>
<li>Persentase berkecambah benih sebesar 70%.</li>
<li>Persentase bibit siap tanam sebesar 80%.</li>
<li>Jumlah butir benih per kg sebanyak 25.000 butir per gram.<br />
Kebutuhan benih = Target produksi : (persentase berkecambah x persentase bibit siap salur x jumlah butir benih)<br />
= 20.000 : (70% x 80% x 25.000)<br />
= 1,5 kg</li>
<li>Persentase kerusakan polibag sebesar 3%.</li>
<li>Jumlah polibag per kg sebanyak 1.000 buah.<br />
Kebutuhan polibag = (jumlah bibit + (jumlah bibit x persentase kerusakan)) : jumlah polibag/kg<br />
= (20.000 + (20.000 x 3%))/1.000<br />
= 20,6 kg<br />
= 21 kg</li>
<li>Media semai berupa campuran tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1.</li>
<li>Pembelian tanah menggunakan mobil colt berkapasitas 7 m³.</li>
<li>Pembelian arang sekam dan kompos berupa kemasan karung dengan kapasitas masing-masing 50 kg dan 20 kg.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
Biaya investasi pembibitan sengon</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="173"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
<b>Harga Satuan(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="173">Sewa lahan 1.000 m2</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Tahun</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="173">Paranet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Gulung</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
3.200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="173">Bambu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
7.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Batang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
375.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="173">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="173"><div>
Pemasangan instalansi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="173">Pompa air</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="173">sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
350.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="173">Saung (barak)</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="173">Peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="173">Sungkup plastik</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Paket</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="173"><b>Total biaya investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="85"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="57"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
<b>8.925.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya tetap pembibitan sengon per periode</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
<b>Masa</b><br />
<b>Pakai</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
<b>Harga</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Perhitungan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan sewa lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">4/12 x Rp750.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan paranet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
3.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
4/36 x Rp3.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
355.556</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan bambu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">4/12 x Rp375.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
125.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
4/96 x Rp2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
83.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom"><div>
Penyusutan instalasi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">4/60 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
16.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan pompa air</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">4/48 xRp750.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
62.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">36</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">350.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">4/36 x Rp350.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">38.889</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan saung</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">60</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">1.000.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">4/60 x Rp1.000.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">66.667</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">24</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">400.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">4/24 x Rp400.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">66.667</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom">Penyusutan sungkup</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">36</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">600.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">4/36 x Rp600.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom">66.667</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom"><b>Total biaya tetap</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><b>1.131.944</b></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya variabel pembibitan jati per periode</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
<b>Harga Satuan(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">Polibag</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
21</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
525.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Kompos</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
100</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Tanah</td>
<td style="text-align: center;"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
Bak</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Arang sekam</td>
<td style="text-align: center;"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">Benih sengon</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
1.600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
1,5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
2.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
140</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
420.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">Pupuk Gandasil D</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
60.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
900.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">Pembukaan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
Borongan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">Biaya listrik</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
Bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;"><div>
Tenaga pengisian media</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
20.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Tenaga penyapihan</td>
<td style="text-align: center;"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
20.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom">Biaya tenaga kerja</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
Bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
2.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom"><div>
<b>11.145.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel<br />
= Rp1.131.944 + Rp11.145.000<br />
= Rp12.276.944<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan per Periode Bisnis Pembibitan Sengon</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<b>Pendapatan</b> = Jumlah bibit x harga jual<br />
= 20.000 bibit x Rp1.500<br />
= Rp30.000.000<br />
<h4>
2. Keuntungan</h4>
<b>Keuntungan </b> = Pendapatan—total biaya operasional<br />
= Rp30.000.000— Rp12.276.944<br />
= Rp17.723.056<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
1. Rasio R/C</h4>
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp30.000.000 : Rp12.276.944<br />
= 2,44<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,44 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,44.<br />
<h4>
2. Pay Back Period</h4>
Pay back period (titik balik modal atau titik impas) adalah perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh.<br />
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 4 bulan<br />
= (Rp8.925.000 : Rp17.723.056) x 4 bulan<br />
= 2,01 bulanGenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-65221436525070429642016-04-25T19:03:00.005+07:002016-04-25T19:03:47.575+07:00Bisnis Pembibitan Mangga Sistem Okulasi<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Bisnis Pembibitan Mangga</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvNE5DUemJi2AXA1kAiuUM4QWXtnx_cBYfZ2SieNV0scu-8gK7bCQCPOLTWb5Gw651OIy3nA6YzDpjt7TMJVVF7rDmp1IgzAfQdrj-ybbr5FPBNuQ13Mp_Tkws9AyfOmA4xg55QiUvMjpN/s1600/bisnis-mangga-okulasi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis pembibitan mangga sistem okulasi" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvNE5DUemJi2AXA1kAiuUM4QWXtnx_cBYfZ2SieNV0scu-8gK7bCQCPOLTWb5Gw651OIy3nA6YzDpjt7TMJVVF7rDmp1IgzAfQdrj-ybbr5FPBNuQ13Mp_Tkws9AyfOmA4xg55QiUvMjpN/s1600/bisnis-mangga-okulasi.jpg" title="bisnis pembibitan mangga sistem okulasi" /></a></div>
Bisnis Pembibitan Mangga Sistem Okulasi. Siapa pun pasti mengenal mangga. Buah yang memiliki rasa asam dan manis dengan tekstur serat yang bernutrisi tinggi ini sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Selain rasa dan teksturnya, mangga juga memiliki aroma khas yang banyak disukai. Tingginya permintaan masyarakat terhadap buah ini tentu membuka peluang tersendiri, tidak terkecuali usaha pembibitan mangga. Selain untuk memenuhi kebutuhan perkebunan, bibit mangga juga banyak digunakan untuk pembuatan tabulampot mangga yang banyak diburu hobiis dan kolektor.<br />
Di Indonesia, bibit mangga termasuk jenis bibit yang paling diburu selain bibit durian, jeruk, rambutan, jambu air, dan sirsak. Umumnya, bibit mangga yang paling diminati di antaranya mangga arumanis, manalagi, gedong gincu, dan indramayu. Selain jenis lokal tersebut, saat ini produksi bibit mangga introduksi juga mulai berkembang. Sebut saja mangga okyong, chok’anan, irwin, mahachanok, dan haden.<br />
<h2>
B. Persiapan Lokasi dan Perlengkapan Pembibitan Mangga</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi pembibitan yang sesuai dengan syarat tumbuh mangga. Mangga akan tumbuh optimum pada ketinggian tempat 0—500 m dpl, suhu 24—30° C, curah hujan 750—2.000 mm/tahun, dan pH tanah 5,5—8. Selain itu, lokasi juga harus memiliki sumber air yang cukup. Sumber air bisa berasal dari sungai (air mengalir) atau membuat sumur.</li>
<li>Siapkan sarana pembibitan berupa bedeng semai batang bawah, bedeng bibit hasil okulasi, dan lokasi pengolahan media tanam. Usahakan lokasi pembibitan dinaungi paranet dengan persentase naungan 60%.</li>
<li>Siapkan prasarana pembibitan seperti cangkul, gembor, sprayer, dan polibag berukuran 18 cm x 12 cm yang berisi tanah (top soil) dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Alat dan bahan untuk melakukan teknik sambung, seperti pisau cutter dengan lebar 1 cm atau silet, plastik kemasan transparan untuk pengikat dengan ketebalan 0,003 mm dan lebar 0,5—1 cm, serta batang pisang. Untuk mencegah serangan cendawan dan semut, siapkan fungisida dan insektisida butiran.</li>
<li>Siapkan biji mangga untuk persiapan tanaman batang bawah dengan kriteria berasal dari tanaman sehat, kuat, memiliki batang yang kokoh, dan perakaran yang baik. Biji harus berasal dari buah yang matang.</li>
<li>Sementara itu untuk bahan okulasi, pilih entres dengan cabang setengah berkayu, tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda. Ciri-cirinya, memiliki warna kulit cokelat muda kehijauan. Entres yang berasal dari cabang tua akan tumbuh lambat dan persentase keberhasilannya lebih rendah. Selain itu, usahakan cabang entres tidak berdaun</li>
</ol>
<h2>
C. Persiapan Bahan Tanam Pembibitan Mangga</h2>
<h3>
a. Batang Bawah</h3>
<ol>
<li>Pilih biji mangga yang berasal dari buah segar dan berukuran sedang. Bersihkan biji dari daging buah dan kulit biji yang melekat. Kering anginkan di tempat teduh yang terhindar dari sinar matahari langsung.</li>
<li>Sementara itu, buat bedeng semai dengan ukuran lebar 80 cm, tinggi 15 cm, dan panjang menyesuaikan dengan kontur. Tanam biji dengan cara membenamkannya ke dalam tanah dengan posisi pusar (hilum) menghadap ke bawah. Beri jarak 15—20 cm untuk penanaman berikutnya.</li>
<li>Tambahkan fungisida dan insektisida butiran dengan dosis sesuai anjuran.</li>
<li>Buat naungan di bedengan menggunakan paranet untuk menaungi bibit selama 4 bulan hingga batang bawah memiliki tinggi 30—50 cm.</li>
<li>Siram bibit batang bawah secara teratur 2—3 hari sekali.</li>
<li>Setelah berumur sekitar 4 bulan, bibit diseleksi untuk mendapatkan bibit batang bawah yang kokoh.</li>
<li>Pilih bibit yang memiliki pertumbuhan baik, terlihat dari jumlah daun, warna daun hijau, tinggi batang 30—50 cm, batang berbentuk tegak lurus, dan keadaan akar normal. Sementara itu, pisahkan bibit apkir yang memiliki pertumbuhan abnormal seperti batang bengkok, rasio panjang akar dan tinggi batang tidak seimbang, terserang hama dan penyakit, serta daun telihat roset atau mengecil.</li>
<li>Pindahkan bibit sehat yang dipilih ke dalam polibag yang berisi media tanam.</li>
<li>Simpan bibit di bawah naungan paranet 60%.</li>
<li>Siram dengan teratur dan lakukan pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan.</li>
<li>Setelah bibit berumur sekitar 8 bulan sejak semai dengan jumlah ruas sebanyak 2 buah, bibit siap untuk dijadikan batang bawah dalam teknik okulasi.</li>
</ol>
<h3>
b. Mata Entres</h3>
<ol>
<li>Pilih mata entres yang berukuran besar, menonjol, terlihat segar, dan sehat, tetapi belum mekar (plast). Pastikan mata entres berasal dari cabang dengan jaringan kambium yang masih aktif. Ciri-cirinya, kulit mudah dikupas dan bagian kambium berwarna putih terlihat lembap dan berair.</li>
<li>Gunakan entres dari pohon indukan dengan varietas yang jelas dan bersertifikat. Entres dapat dibeli di Balai Benih Induk atau penangkar terpercaya.</li>
<li>Simpan entres di dalam batang pisang atau dalam kardus yang dilapisi kertas koran basah maksimum 4—5 jam.</li>
</ol>
<h2>
D. Tahapan Okulasi Bibit Mangga</h2>
<ol>
<li>Lakukan okulasi pada pagi hari pukul 07.00—11.00. Pasalnya, pada waktu tersebut kambium tanaman dalam kondisi aktif dan optimum. Proses okulasi yang melebihi waktu tersebut akan menyebabkan daun menjadi layu dan mata tunas cepat mengering.</li>
<li>Sterilkan alat-alat sebelum melakukan okulasi. Pastikan pisau atau cutter yang digunakan dalam keadaan tajam dan tidak berkarat.</li>
<li>Buang daun yang berada di bawah tempat yang ditentukan untuk penyayatan.</li>
<li>Buat sayatan melintang berbentuk huruf U terbalik sepanjang 2—3 cm dan lebar 1—1,5 cm pada batang bawah. Pastikan sayatan berada 20—30 cm dari permukaan tanah. Tujuannya, untuk menyiapkan tem-pat jika okulasi pertama tidak berhasil. Okulasi kedua dapat dilakukan di bawah okulasi pertama dengan arah yang berlawanan. Begitu pula okulasi ketiga, dapat dilakukan di bawah okulasi kedua dengan arah yang berlawanan. Proses okulasi tersebut dilakukan dengan selang waktu tiga minggu agar tanaman tidak mengalami stres.</li>
<li>Potong sayatan tersebut, sisakan sepertiga sayatan di batang untuk tempat menempelkan mata tunas.</li>
<li>Sementara itu, kupas pola mata entres dari atas ke bawah dengan ukuran sayatan yang lebih kecil dari sayatan batang bawah. Sebaiknya, mata entres disayat dengan satu gerakan searah tidak putus dan dibuat agak dalam hingga menembus kayu agar kambium tetap terbawa.</li>
<li>Bersihkan lapisan kayu yang masih menempel pada mata entres.</li>
<li>Tempelkan mata entres dengan cara menyisipkannya pada sepertiga bagian batang bawah yang telah disayat. Pastikan posisi mata entres mengarah ke atas dan tidak tertutup oleh sepertiga sayatan batang bawah.</li>
<li>Ikat bidang tempel menggunakan lembaran plastik yang telah disediakan. Lakukan pengikatan dari bagian bawah ke bagian atas bidang tempel, usahakan mata entres tidak tertutup tali pengikat. Pengikatan dilakukan hati-hati jangan sampai terlalu kencang atau longgar. Ikatan yang terlalu kencang dapat mengganggu proses penyatuan batang bawah dan entres, sedangkan ikatan yang longgar dapat menyebabkan air masuk ke bidang tempel dan menyebabkan kebusukan.</li>
<li>Letakkan bibit hasil okulasi di tempat teduh yang terhindar dari sinar matahari secara langsung.</li>
</ol>
<h2>
E. Pemeliharaan Bibit Mangga</h2>
<ol>
<li>Potong pucuk atau titik tumbuh batang bawah untuk mendorong tumbuhnya mata tunas tempel. Dengan demikian, pertumbuhan mata tunas dan batang bawah akan seimbang.</li>
<li>Siram bibit dengan rutin dua hari sekali. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar air tidak masuk ke dalam ikatan.</li>
<li>Amati pertumbuhan mata entres. Pada minggu kedua sampai ketiga setelah okulasi, mata entres mulai tumbuh. Buka perlahan ikatan paling atas dengan menggunakan silet.</li>
<li>Perhatikan mata entres hasil okulasi. Jika mata entres berwarna hijau, segar, tidak kering dan tidak patah, artinya okulasi berhasil. Sebaliknya, mata tunas yang mengering dan berwarna cokelat kehitaman menunjukkan okulasi tidak berhasil.</li>
<li>Setelah tunas berkembang dan mempunyai 2—3 helai daun dewasa yang siap berfotosintesis, lakukan pemotongan batang bawah 2—3 cm di atas tempat tunas tumbuh.</li>
<li>Agar pertumbuhan tunas entres maksimal, potong mata tunas yang tumbuh liar pada batang bawah.</li>
<li>Lakukan pemupukan seminggu sekali menggunakan pupuk daun dengan konsentrasi 2 cc/l air. Pemupukan bisa juga dilakukan menggunakan pupuk NPK yang dilakukan sebulan sekali dengan dosis 1—2 g/tanaman.</li>
<li>Lakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman, seperti hama, gulma, dan penyakit.</li>
<li>Lakukan pemeliharaan bibit okulasi ini minimum dua bulan hingga bibit siap jual.</li>
</ol>
<h2>
F. Kendala dan Solusi Bisnis Pembibitan Mangga</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="170"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="233"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="170">Kegagalan okulasi</td>
<td valign="bottom" width="233"><ol>
<li>Lakukan okulasi dengan teliti dan steril.</li>
<li>Gunakan cutter atau silet yang tajam dan terbebas dari karat.</li>
<li>Lakukan proses pada pagi atau sore hari agar mata tunas entres tidak cepat layu.</li>
<li>Lakukan okulasi dengan cepat agar mata tunas tidak mengering.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="170">Sulit mendapatkan mata tunas entres yang bersertifikat</td>
<td width="233">Mencari penyedia entres yang terpercaya dan telah tersertifikasi. Biasanya, sumber tunas pucuk tersedia di Balai Benih Induk.</td>
</tr>
<tr>
<td width="170">Tingginya serangan busuk akibat cendawan</td>
<td width="233"><ol>
<li>Penataan jarak antartanaman agar tidak terlalu rapat.</li>
<li>Pisahkan bibit yang terserang.</li>
<li>Jika serangan cukup parah, semprotkan pestisida tepat jenis dengan dosis sesuai dengan yang tertera pada kemasan.</li>
</ol>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
G. Analisis Usaha Pembibitan Mangga</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa seluas 500 m².</li>
<li>Target produksi sebanyak 10.000 bibit dengan masa produksi 10 bulan (8 bulan pemeliharaan batang bawah dan 2 bulan pemeliharaan setelah okulasi).</li>
<li>Bahan tanam berupa benih mangga batang bawah dan entres sepanjang satu meter (jumlah mata tunas rata-rata 10 buah/entres).</li>
<li>Persentase berkecambah benih sebesar 80%.</li>
<li>Persentase bibit siap tanam sebesar 80%.</li>
<li>Kebutuhan benih untuk target produksi 10.000 bibit adalah 15.625 benih.<br />
<b>Kebutuhan benih</b> = Target produksi x 100/persentase berkecambah x 100/persentase bibit siap tanam<br />
= 10.000 x 100/80 x 100/80<br />
= 15.625 benih</li>
<li>Persentase kerusakan polibag sebesar 3%.</li>
<li>Jumlah polibag per kg sebanyak 1.000 buah.<br />
<b>Kebutuhan polibag</b> = (jumlah bibit + (jumlah bibit x persentase kerusakan)) : jumlah polibag/kg<br />
= (10.000 + (10.000 x 3%))/1.000<br />
= 10,3 kg<br />
= 11 kg</li>
<li>Media tanam berupa tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1.</li>
<li>Pembelian tanah menggunakan mobil colt berkapasitas 7 m³.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
—Biaya Investasi</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="183"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
<b>Harga Satuan (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="183">Sewa lahan 500 m2</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61">Tahun</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
400000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="183">Paranet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61">Gulung</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
1750000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="183">Bambu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
7.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61">Batang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
187500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="183">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
2000000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="183"><div>
Pemasangan instalansi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61">Paket</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
250000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="183">Pompa air</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
750000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="183">Sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
350000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="183">Saung (barak)</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
1000000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="183">Alat okulasi</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
1125000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="183">Peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
350000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="183">Sungkup plastik</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61">paket</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
300000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="183"><b>Total biaya investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="91"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="61"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
<b>8.462.500</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Tetap per Periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="124"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>Masa Pakai (bulan)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><b>Harga</b></td>
<td style="text-align: center;" width="133"><div>
<b>Penyusutan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="124">Penyusutan sewa lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70">400.000</td>
<td style="text-align: center;" width="133">10/12 x Rp400.000</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
333.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="124">Penyusutan<br />
paranet</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70">1.750.000</td>
<td style="text-align: center;" width="133"><div>
10/36 x Rp1.750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
486.111</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="124"><div>
Penyusutan bambu</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70">187.500</td>
<td style="text-align: center;" width="133">10/12 x Rp187.500</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
156.250</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="124"><div>
Penyusutan sumur</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
180</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70">2.000.000</td>
<td style="text-align: center;" width="133"><div>
10/180 x Rp2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
111.111</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="124">Penyusutan instalasi listrik</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70">250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="133">10/60 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
41.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="124">Penyusutan pompa air</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70">750.000</td>
<td style="text-align: center;" width="133">10/96 x Rp750.000</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
78.125</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="124"><div>
Penyusutan sprayer</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70">350.000</td>
<td style="text-align: center;" width="133">10/36 x Rp350.000</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
97.222</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Penyusutan saung</td>
<td style="text-align: center;">60</td>
<td style="text-align: center;">1.000.000</td>
<td style="text-align: center;">10/60 x Rp1.000.000</td>
<td style="text-align: center;">166.667</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Penyusutan alat okulasi</td>
<td style="text-align: center;">36</td>
<td style="text-align: center;">375.000</td>
<td style="text-align: center;">10/36 x Rp375.000</td>
<td style="text-align: center;">104.167</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Penyusutan peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;">24</td>
<td style="text-align: center;">350.000</td>
<td style="text-align: center;">10/24 x Rp350.000</td>
<td style="text-align: center;">145.833</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Penyusutan sungkup</td>
<td style="text-align: center;">36</td>
<td style="text-align: center;">300.000</td>
<td style="text-align: center;">10/36 x Rp300.000</td>
<td style="text-align: center;">83.333</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4"><b>Total biaya tetap</b></td>
<td style="text-align: center;"><b>1.803.819</b></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Variabel per Periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="158"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
<b>Harga Satuan(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="67"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="107"><div>
<b>Total Biaya</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158">Polibag</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
11</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
275.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158">Plastik okulasi</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
350.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158">Kompos</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="158">Tanah</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="67"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
Bak colt</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="107"><div>
300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="158">Arang sekam</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158">Entres</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
6.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
1.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Batang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
9.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158">Benih mangga</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
300</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
15.625</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
4.687.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
70</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
210.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="158">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="158">Pembukaan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
Borongan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158">Biaya listrik</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158">Tenaga borongan pengisian media</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="67"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="107"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158"><div>
Tenaga borongan okulasi</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.250</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
12.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
15.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="158"><div>
Biaya tenaga kerja tetap</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="67"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
3.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="158"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="86"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="67"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="76"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="107"><div>
<b>34.722.500</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>—Total Biaya per Periode<br />
Total biaya operasional</b> = Total biaya tetap + Total biaya variabel<br />
= Rp1.803.819 +Rp34.722.500<br />
= Rp36.526.319<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Pembibitan Mangga</h3>
<b>—Pendapatan per Periode</b><br />
<b>Pendapatan</b> = Jumlah bibit siap salur x Harga bibit<br />
= 10.000 x Rp10.000<br />
= Rp100.000.000<br />
<b>—Keuntungan per Periode</b><br />
<b>Keuntungan</b> = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp100.000.000— Rp36.526.319<br />
= Rp63.473.681<br />
<h3>
d. Kelayakan usaha</h3>
<b>—R/C rasio<br />
Rasio R/C</b> = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp100.000.000 : Rp36.226.319<br />
= 2,74<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,74 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,74.<br />
<b>—Pay Back Period</b><br />
Pay back period (titik balik modal atau titik impas) adalah perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh.<br />
<b>Payback period</b> = (Total biaya investasi : keuntungan) x 10 bulan<br />
= (Rp8.462.500 : Rp64.141.181) x 10 bulan<br />
= 1,33 bulanGenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-61921994814299803252016-04-25T18:52:00.002+07:002016-04-25T18:52:22.842+07:00Bisnis Pembibitan Jabon Bersertifikat<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Keuntungan Bisnis Pembibitan Jabon Bersertifikat</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFaAncxt-6OA0csTt_JgCeow6ZlPayJDkfpQodbpiPn6RrD71j4wYnVwrgFaaWrUwfWtUxuNlcHNGecjHcBQI7_nU5T4eyGpSEGJy_FX-RsN6egiLKHPc7NFCjQCt-2ohSCVGU2fIpLj1D/s1600/bisnis-pembibitan-jabon.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis pembibitan jabon bersertifikat" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFaAncxt-6OA0csTt_JgCeow6ZlPayJDkfpQodbpiPn6RrD71j4wYnVwrgFaaWrUwfWtUxuNlcHNGecjHcBQI7_nU5T4eyGpSEGJy_FX-RsN6egiLKHPc7NFCjQCt-2ohSCVGU2fIpLj1D/s1600/bisnis-pembibitan-jabon.jpg" title="bisnis pembibitan jabon bersertifikat" /></a></div>
Bisnis Pembibitan Jabon Bersertifikat. Istilah Jabon mulai banyak dibicarakan sejak beberapa tahun terakhir. Di kalangan masyarakat, tanaman kayu ini dikenal memiliki umur panen yang cepat dan kayu yang dihasilkan memiliki tingkat kelurusan yang sangat bagus. Biaya perawatannya pun relatif rendah karena tidak memerlukan pemangkasan (self pruning). Melihat keunggulan jabon tersebut, masyarakat pun berbondong-bondong berinves-tasi dengan bertanam jabon. Kesempatan ini tentu memberikan peluang yang menggiurkan bagi usaha pembibitan jabon. Terlebih, peluang juga terbuka lebar bagi pemasaran bibit partai besar dari berbagai proyek yang berasal dari instansi pemerintah dan perusahaan tertentu. Umumnya, dalam sekali penjualan lelang atau tender, bibit yang terjual dapat berjumlah ratusan ribu bibit.<br />
<h2>
B. Menyiapkan Lokasi dan Perlengkapan Pembibitan Jabon</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi pembibitan sesuai dengan syarat tumbuh jabon. Selain itu, lokasi pembibitan juga sebaiknya yang dekat dengan sumber air, seperti sungai, sarana irigasi, dan sumur.</li>
<li>Usahakan lokasi pembibitan terletak di tempat yang strategis dan memiliki akses jalan yang memadai. Tujuannya, untuk memudahkan kunjungan konsumen dan melancarkan proses pengangkutan bibit.</li>
<li>Siapkan perlengkapan pembibitan berupa bak plastik penyemaian berukuran 25 cm x 20 cm, plastik penutup transparan, paranet, sprayer, cangkul, dan alat pertanian lainnya. Agar pembibitan dapat berjalan lancar, sebaiknya siapkan pula lokasi pengolahan media tanam, tempat karantina, dan pagar pembatas lokasi pembibitan.</li>
<li>Sediakan bahan pembibitan seperti benih jabon, pasir halus, kompos, sekam, pupuk NPK, pupuk Gandasil D, polibag, dan obat-obatan.</li>
</ol>
<h2>
C. Menyemaikan Benih Jabon</h2>
<ol>
<li>Pilih sumber indukan yang berkualitas baik dan memiliki sertifikasi benih. Benih bisa juga berasal dari tegakan pohon induk yang baik.</li>
<li>Siapkan media semai berupa campuran pasir halus yang telah disangrai dan kompos dengan perbandingan 1 : 1. Masukkan media semai yang telah tercampur rata ke dalam bak plastik penyemaian berukuran 25 cm x 20 cm.</li>
<li>Siram media hingga air menetes dari bawah bak penyemaian.</li>
<li>Campur benih dengan pasir halus agar penyebaran ke dalam bak dapat merata.</li>
<li>Taburkan benih secara merata di atas media. Jumlah benih yang ditabur di dalam satu bak sekitar dua sendok teh.</li>
<li>Tutup bak menggunakan plastik transparan.</li>
<li>Siram persemaian secara rutin setiap dua kali sehari menggunakan sprayer. Setelah 10—30 hari, benih mulai berkecambah.</li>
</ol>
<h2>
D. Menyapih Kecambah Jabon</h2>
<ol>
<li>Lakukan penyapihan pada pagi hari agar kecambah tidak mengalami stres akibat suhu tinggi. Usahakan proses penyapihan ini dilakukan di bawah naungan paranet sehingga tidak terkena sinar matahari secara langsung.</li>
<li>Siapkan media tanam berupa campuran tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1.</li>
<li>Masukkan media tanam yang telah tercampur rata ke dalam polibag berukuran 10 x 15 cm. Jumlah polibag yang harus disiapkan sekitar 3 kg/bak kecambah. Pasalnya, satu bak kecambah terdapat 500—1.000 bibit siap sapih.</li>
<li>Pilih kecambah yang sudah memiliki 2—3 pasang daun, akarnya tidak patah, dan tidak terluka. Segera tanam kecambah yang telah dipilih ke dalam polibag yang berisi media tanam.</li>
<li>Tempatkan kecambah yang telah disapih di tempat yang telah diberi naungan paranet.</li>
</ol>
<h2>
E. Memelihara Bibit Jabon</h2>
<ol>
<li>Siram bibit jabon menggunakan air secukupnya. Jika musim hujan, bibit jabon tidak perlu disiram.</li>
<li>Setiap satu minggu sekali, siram bibit jabon menggunakan air yang telah dicampur dengan fungisida Dithane M-45 dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan.</li>
<li>Setelah bibit berumur dua minggu, lakukan pemupukan sesuai dengan jenis dan dosis yang dianjurkan. Jenis pupuk yang digunakan berupa pupuk NPK dengan dosis 3—5 gram/polibag. Sementara itu, untuk bibit muda, pupuk yang digunakan 0,25—0,5 gram/polibag.</li>
<li>Setelah bibit berumur tiga bulan, lakukan aplikasi pupuk daun Gandasil D dengan dosis sebanyak 1—2 gram/liter air.</li>
<li>Lakukan pemeliharaan hingga bibit jabon berumur 4—5 bulan.</li>
</ol>
<h2>
F. Pemanenan Bibit Jabon</h2>
<ol>
<li>Panen bibit jabon saat berumur 4—5 bulan.</li>
<li>Pastikan bibit memenuhi kriteria sebagai berikut.<br />
- Kekompakan media jika polibag dibuka tetap utuh<br />
- Tinggi bibit lebih dari 30—45 cm.<br />
- Diameter batang 5—8 mm.<br />
- Warna daun hijau.<br />
- Bebas penyakit dan hama.</li>
<li>Lakukan pengangkutan saat panen dengan sebaik mungkin. Hindari kondisi daun atau batang tertindih media.</li>
<li>Jika pengangkutan harus menempuh jarak jauh, jaga kelembapan di dalam angkutan dengan memberikan air. Selain itu, buatkan sungkup agar udara tidak langsung mengenai bibit. Sebaiknya, waktu pengangkutan bibit maksimal selama tujuh hari.</li>
</ol>
<h2>
G. Kendala dan Solusi Bisnis Pembibitan Jabon</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Benih dapat diperoleh dari buah jabon yang sudah tua atau masak. Namun, sebagian besar penangkar sulit mendapatkan benih jabon karena ukurannya yang sangat kecil.</td>
<td>Berikut cara mengekstraksi benih jabon dari pohon indukan yang telah berbuah.<br />
<ol>
<li>Cacah buah jabon menjadi potongan kecil.</li>
<li>Jemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari.</li>
<li>Tumbuk halus cacahan buah jabon, lalu ayak menggunakan saringan dengan kerapatan lubang 0,5-1 mm.</li>
<li>Kemas hasil penyaringan ke dalam plastik kedap udara atau langsung dikecambahkan.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td>Tingginya tingkat serangan hama kutu putih. Ciri- cirinya, terdapat nimfa atau sejenis kutu di bagian bawah daun jabon.</td>
<td>Hama ini menyerang saat kelem- bapan lingkungan cukup tinggi. Cara penanggulangannya bisa meng- gunakan insektisida sesuai dosis dan juga dengan pemotongan daun yang terserang.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
H. Analisis Usaha Bisnis Pembibitan Jabon</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa seluas 2.500 m².</li>
<li>Target produksi sebanyak 50.000 bibit.</li>
<li>Benih yang digunakan merupakan benih bersertifikat seharga Rp1.600.000/ons.</li>
<li>Persentase berkecambah benih sebesar 70%.</li>
<li>Persentase bibit siap tanam sebesar 80%.</li>
<li>Jumlah butir benih per kg sebanyak 1.500 butir per gram.<br />
Kebutuhan benih = Target produksi : (persentase berkecambah x persentase bibit siap salur x jumlah butir benih) = 50.000 : (70% x 80% x 1.500)<br />
= 60 gram<br />
= 0,6 ons</li>
<li>Persentase kerusakan polibag sebesar 3%.</li>
<li>Jumlah polibag per kg sebanyak 1.000 buah.<br />
Kebutuhan polibag = (jumlah bibit + (jumlah bibit x persentase kerusakan)) : jumlah polibag/kg<br />
= (50.000 + (50.000 x 3%))/1.000 = 51,5 kg<br />
= 52 kg</li>
<li>Media berupa tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1.</li>
<li>Pembelian tanah menggunakan mobil colt berkapasitas 7 m³.</li>
<li>Pembelian arang sekam dan kompos berupa kemasan karung dengan kapasitas masing-masing 50 kg dan 20 kg.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
Biaya investasi pembibitan jabon</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="175"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
<b>Harga Satuan(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="175">Sewa lahan 2.500 m2</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306">Tahun</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="175">Paranet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306">Gulung</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
8.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="175">Bambu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
7.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
125</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306">Batang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
937.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="175">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="175"><div>
Pemasangan instalansi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="175">Pompa air</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="175">Sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="175">Saung (barak)</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="175">Peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="175">Sungkup plastik</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="306">Paket</td>
<td style="text-align: center;" width="306"><div>
1.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="175">Total biaya investasi</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="306"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="306"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="306"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="306"><div>
<b>16.937.500</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya tetap pembibitan jabon per periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="209"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="209"><b>Masa</b><br />
<b>Pakai</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="73"><div>
<b>Harga</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="125"><div>
<b>Perhitungan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="209">Penyusutan sewa lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="209"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
1.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125"><div>
4/12 x Rp1.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="209">Penyusutan paranet</td>
<td style="text-align: center;" width="209"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
8.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125"><div>
4/36 x Rp8.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
888.889</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="209">Penyusutan bambu</td>
<td style="text-align: center;" width="209"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
937.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125">4/12 x Rp937.500</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
312.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="209">Penyusutan sumur</td>
<td style="text-align: center;" width="209"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125"><div>
4/96 x Rp2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
83.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="209"><div align="center">
Penyusutan instalasi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="209">60</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125">4/60 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
16.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="209">Penyusutan pompa air</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="209">48</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="73"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="125">4/48 x Rp750.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
62.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="209">Penyusutan sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="209"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="73"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="125">4/36 x Rp700.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
77.778</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="209">Penyusutan saung</td>
<td style="text-align: center;" width="209">60</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125"><div>
4/60 x Rp1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
66.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="209">Penyusutan peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;" width="209"><div>
24</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125">4/24 x Rp800.000</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
133.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="209">Penyusutan sungkup</td>
<td style="text-align: center;" width="209"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="73"><div>
1.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="125"><div>
4/36 x Rp1.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
166.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="209"><b>Total biaya tetap</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="209"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="73"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="125"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
<b>2.308.333</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya variabel pembibitan jabon</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="150"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
<b>Harga Satuan(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="118"><b>Total Biaya (Rp)</b></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150">Polibag</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
52</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
1.300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150">Kompos</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
250</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
2.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="150">Tanah</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
Bak</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="118"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="150">Arang sekam</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="150">Benih jabon</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
1.600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
0,6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
Ons</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="118"><div>
960.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
350</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
1.050.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150">Pupuk Gandasil D</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
60.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
2.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150">Pembukaan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Borongan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="150">Biaya listrik</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
Bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="118"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150"><div>
Tenaga pengisian media</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
2.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150">Tenaga penyapihan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
1.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="150">Biaya tenaga kerja</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
1.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
Bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="118"><div>
6.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="150"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="88"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="60"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="74"></td>
<td style="text-align: center;" width="118"><div>
<b>21.160.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>Total biaya operasional</b> = Total biaya tetap + Total biaya variabel<br />
= Rp2.308.333 + Rp21.160.000<br />
= Rp23.468.333<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan per Periode Bisnis Pembibitan Jabon</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<b>Pendapatan</b> = Jumlah bibit x harga jual<br />
= 50.000 bibit x Rp1.100<br />
= Rp55.000.000<br />
<h4>
2. Keuntungan</h4>
<b>Keuntungan</b> = Pendapatan—total biaya operasional<br />
= Rp55.000.000—Rp23.468.333<br />
= Rp31.531.667<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
1. Rasio R/C</h4>
<b>Rasio R/C</b> = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp55.000.000 : Rp23.468.333<br />
= 2,34<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,34 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,34.<br />
<h4>
2. Pay Back Period</h4>
Pay back period (titik balik modal atau titik impas) adalah perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh.<br />
<b>Pay back period </b>= (Total biaya investasi : keuntungan) x 4 bulan<br />
= (Rp16.937.500 : Rp31.531.667) x 4 bulan<br />
= 2,15 bulanGenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-64558804820746493122016-04-25T18:48:00.000+07:002016-04-25T18:48:04.015+07:00Bisnis Pembibitan Durian Teknik Sambung<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prosepk Bisnis Pembibitan Durian</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8paLxAH2xA8qvm5Cl_eWRC7G6o7eZu8PbOBpRHNWxXZJujIWmuyDSvKzV0Rz1alcd1c3mYnveI5bkKusGkjysmsv5XbIiKJYn4XcPEC4HNA4wAQh0Pn1XUMgaL58jRVioyXmVtqSK0hW1/s1600/bisnis-pembibitan-durian-sambung.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis pembibitan durian teknik sambung" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8paLxAH2xA8qvm5Cl_eWRC7G6o7eZu8PbOBpRHNWxXZJujIWmuyDSvKzV0Rz1alcd1c3mYnveI5bkKusGkjysmsv5XbIiKJYn4XcPEC4HNA4wAQh0Pn1XUMgaL58jRVioyXmVtqSK0hW1/s1600/bisnis-pembibitan-durian-sambung.jpg" title="bisnis pembibitan durian teknik sambung" /></a></div>
Bisnis Pembibitan Durian Teknik Sambung. Durian merupakan salah satu buah primadona Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan peluang pasar yang baik. Meskipun banyak durian impor yang masuk ke Indonesia, durian lokal tetap menguasai pasar karena keunggulan rasanya yang khas. Tidak heran, jika budi daya durian lokal tetap menjadi primadona di kalangan petani hortikultura. Kondisi ini memberikan peluang tersendiri untuk berbisnis bibit durian lokal unggul.<br />
Salah satu cara pembibitan durian yang banyak digunakan adalah teknik sambung pucuk. Pembibitan dengan teknik ini dapat menghasilkan bibit unggul dalam waktu singkat. Pasalnya, proses pembibitan dapat dilakukan pada tanaman batang bawah yang berumur dua bulan dengan tingkat keberhasilan tinggi (80%). Selain itu, teknik sambung pucuk dapat membantu dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu genetik durian lokal Indonesia.<br />
<h2>
B. Persiapan Lokasi dan Perlengkapan Pembibitan Durian</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi pembibitan batang bawah yang memenuhi kriteria syarat tumbuh durian. Beberapa syarat tumbuh durian yang harus dipenuhi di antaranta terletak di ketinggian tempat 400—600 m dpl, curah hujan 1.500—2.500 mm/tahun, suhu 22—29° C, dan pH tanah 6—7. Pastikan lahan dekat dengan sumber air untuk mempermudah proses penyiraman.</li>
<li>Siapkan alat tanam berupa cangkul, gembor, dan sprayer. Selain itu, siapkan juga alat untuk melakukan teknik sambung, seperti pisau cutter dengan lebar 1 cm atau silet, plastik kemasan transparan untuk pengikat dengan ketebalan 0,003 mm, dan pelepah pisang.</li>
<li>Siapkan polibag berukuran 20 x 25 cm yang berisi media tumbuh berupa tanah (top soil), arang sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.</li>
<li>Siapkan biji durian yang berasal dari durian unggul yang matang.</li>
<li>Tetapkan pohon induk durian sebagai sumber mata tunas. Untuk menghasilkan bibit unggul yang bersertifikasi, gunakan pohon induk yang telah terdaftar di BPSB TPH setempat. Sebaiknya, empat bulan sebelum proses sambung, pohon induk harus dipangkas terlebih dahulu agar diperoleh mata tunas sambungan dalam jumlah banyak.</li>
<li>Siapkan rumah paranet dengan naungan 60%.</li>
<li>Siapkan fungisida dan insektisida butiran untuk mencegah serangan cendawan dan semut</li>
</ol>
<h2>
C. Persiapan Bahan Perbanyakan Durian</h2>
<h4>
a. Batang Bawah</h4>
<ol>
<li>Pilih biji durian yang masih segar, bentuk sempurna, seragam, tidak kempes, berukuran sedang, dan tidak terdapat luka atau rusak akibat serangan hama. Pastikan biji tersebut berasal dari tanaman durian yang terbukti mampu beradaptasi dengan kondisi agroklimat setempat.</li>
<li>Bersihkan biji dari daging buah yang melekat. Angin-anginkan di tempat teduh yang terhindar dari sinar matahari langsung.</li>
<li>Sementara itu, buat bedeng semai dengan ukuran lebar 80 cm, tinggi 15 cm, dan panjang menyesuaikan dengan kontur. Tanam biji dengan cara membenamkannya ke dalam tanah dengan posisi pusar (hilum) menghadap ke bawah. Beri jarak 15—20 cm untuk penanaman berikutnya.</li>
<li>Tambahkan fungisida dan insektisida butiran dengan dosis sesuai anjuran.</li>
<li>Buat naungan menggunakan daun pisang atau paranet untuk menaungi bibit selama satu bulan.</li>
<li>Siram bibit batang bawah secara teratur 2—3 hari sekali.</li>
<li>Setelah berumur satu bulan dan kotiledon yang menempel pada bibit terlepas, lakukan seleksi bibit dan pindahkan ke dalam polibag.</li>
<li>Pilih bibit yang memiliki pertumbuhan baik, terlihat dari jumlah daun, warna daun, tinggi batang, dan keadaan akar yang normal. Sementara itu, pisahkan bibit apkir yang memiliki pertumbuhan abnormal seperti batang bengkok, rasio panjang akar dan tinggi batang tidak seimbang, terserang hama dan penyakit, serta daun telihat roset atau mengecil.</li>
<li>Pindahkan bibit sehat yang dipilih ke dalam polibag yang berisi media tanam.</li>
<li>Simpan bibit di bawah naungan paranet 60%.</li>
<li>Siram dengan teratur serta lakukan pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan.</li>
<li>Setelah bibit berumur dua bulan, bibit siap untuk dijadikan batang bawah dalam teknik sambung pucuk.</li>
</ol>
b. Tunas Sambung<br />
<ol>
<li>Pilih tunas pucuk dari ranting yang tegak atau ranting dengan maksimum kemiringan 45 derajat. Pastikan tangkai pucuk bernas sepanjang 12 cm.</li>
<li>Buang daun-daun yang berada di sekitar pucuk, sisakan tiga helai daun berupa dua helai pucuk teratas dan satu helai daun di bawahnya. Potong daun tersebut hingga menyisakan sepertiga bagian daun.</li>
<li>Jika menggunakan pucuk yang tidak dorman, maka pilih ranting yang lebih panjang. Pasalnya, bagian pucuk yang tidak dorman harus dipotong. Selanjutnya, beri perlakuan yang sama seperti yang tersebut di atas.</li>
<li>Segera gunakan ranting tunas sambung setelah dipotong. Tunas dapat disimpan menggunakan batang pisang atau dikemas dalam kardus yang dilapisi kertas koran basah maksimum 4—5 jam.</li>
</ol>
<h2>
D. Tahapan Teknik Penyambungan Pembibitan Durian</h2>
<ol>
<li>Potong batang bawah durian membentuk celah huruf V tepat di bawah kotiledon menempel. Setelah itu, runcingkan bagian ujung tunas sambung membentuk huruf V yang disesuaikan dengan bentuk celah batang bawah.</li>
<li>Sisipkan ranting tunas sambung ke dalam celah batang bawah. Pastikan kedua batang menyatu dengan sempurna dan tidak ada rongga di antara keduanya.</li>
<li>Ikat sambungan dengan kencang menggunakan lembaran plastik yang telah disediakan. Tujuannya, agar tidak terdapat rongga udara sebagai jalan masuk air dan penyakit yang dapat menggagalkan proses penyambungan batang bawah dan tunas sambung.</li>
<li>Simpan tanaman yang telah disambung di bawah sungkup plastik dan naungan 50—60%. Sungkup dibuat dari rangka bambu yang dilapisi plastik atau paranet dengan tinggi minimum 1,6 meter agar pemeliharaan mudah dilakukan. Sebelum menyimpan bibit dalam sungkup, taburi kapur tembok di atas permukaan tanah. Tujuannya, untuk menetralisir pH tanah dan mencegah serangan cendawan.</li>
<li>Setelah bibit tersusun rapi di dalam sungkup, semprotkan fungisida di sekitar bibit durian sambungan. Tutup sungkup hingga rapat agar penyemprotan berfungsi maksimal.</li>
</ol>
<h2>
E. Pemeliharaan Bibit Durian Hasil Sambung Pucuk</h2>
<ol>
<li>Amati pertumbuhan tanaman pada hari ketiga. Jika terdapat tanaman yang terserang cendawan, ulangi penyemprotan fungisida pada pagi atau sore hari.</li>
<li>Lakukan pengamatan rutin dengan interval empat hari sekali hingga bibit berumur 14—30 hari setelah penyambungan. Semprotkan fungisida jika terdapat serangan cendawan.</li>
<li>Buka sungkup setelah 30 hari sejak proses penyambungan. Selama penyungkupan, bibit tidak perlu disiram karena kelembapan dalam sungkup cukup tinggi. Penyiraman pada tahap ini hanya akan memicu serangan penyakit.</li>
<li>Setelah sungkup dibuka, siram bibit seperlunya saja pada pagi atau sore hari. Usahakan bibit tidak dalam keadaan basah ketika matahari terbenam. Pasalnya, keadaan ini dapat memicu serangan cendawan.</li>
<li>Lakukan seleksi bibit yang tumbuh sehat.</li>
<li>Pindahkan bibit hasil seleksi ke dalam polibag yang berukuran lebih besar (20 cm x 25 cm atau 20 cm x 30 cm). Gunakan media tanam berupa tanah, arang sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Tambahkan pula insektisida butiran, kapur pertanian, dan pupuk SP-36 secukupnya.</li>
<li>Pasang ajir setinggi 80 cm untuk mengikat bibit agar tidak tumbuh bengkok dan mudah rebah. Pada fase tersebut, ikatan sambungan dapat dilepas.</li>
<li>Setelah bibit berumur dua bulan, berikan pupuk ZA yang dilarutkan dalam air dengan dosis 2 g/liter air. Selingi dengan penggunaan pupuk NPK dengan takaran yang sama.</li>
<li>Lakukan penjarangan naungan secara bertahap sampai bibit siap untuk disalurkan.</li>
</ol>
<blockquote>
<div style="text-align: center;">
--------<br />
<b>Kriteria Bibit Durian Unggul</b></div>
</blockquote>
<blockquote>
<b>Sifat Utama</b><br />
Rasa daging buah : manis dan memiliki rasa yang khas<br />
Ketebalan daging : tebal<br />
Ukuran biji : kecil dan kempes<br />
Warna daging : kuning sampai jingga<br />
Kadar air daging : rendah<br />
Tekstur daging : halus, sedikit berserat<br />
Ukuran buah : besar<br />
Aroma : kuat merangsang<br />
Kulit buah : tipis dan mudah dibuka saat matang<br />
Jumlah juring : 5—6 juring sempurna<br />
<b>Sifat Penunjang</b></blockquote>
<blockquote>
<ol>
<li>Struktur pohon kokoh, percabangan merata, dan tajuk berbentuk bulat.</li>
<li>Produksi buah tinggi dan stabil setiap tahun.</li>
<li>Tahan terhadap hama penggerek batang dan beberapa penyakit yang disebabkan cendawan.</li>
<li>Mudah diperbanyak secara vegetatif.</li>
<li>Pertumbuhan cepat dan responsif terhadap perlakuan budi daya yang diberikan.</li>
</ol>
</blockquote>
<h2>
E. Kendala dan Solusi Bisnis Pembibitan Durian</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="179"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="265"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="179">Kegagalan proses penyambungan</td>
<td width="265"><ol>
<li>Lakukan penyambungan dengan teliti dan steril. Gunakan cutter atau silet yang tajam dan terbebas dari karat.</li>
<li>Lakukan proses pada pagi atau sore hari agar tunas pucuk tidak cepat layu.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="179">Sulit mendapatkan tunas sambung batang atas</td>
<td width="265">Mencari penyedia tunas pucuk yang terpercaya dan telah tersertifikasi. Biasanya, sumber tunas pucuk tersedia di Balai Benih Induk.</td>
</tr>
<tr>
<td width="179">Tingginya serangan busuk akibat cendawan</td>
<td width="265"><ol>
<li>Penataan jarak antartanaman agar tidak terlalu rapat.</li>
<li>Pisahkan bibit yang terserang.</li>
<li>Jika serangan cukup parah, semprotkan pestisida tepat jenis dengan dosis yang sesuai dengan yang tertera pada kemasan.</li>
</ol>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
F. Analisis Usaha Bisnis Pembibitan Durian</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa seluas 1.000 m².</li>
<li>Target produksi sebanyak 20.000 bibit dengan masa produksi 10 bulan.</li>
<li>Bahan tanam berupa benih durian untuk batang bawah dan entres sebagai sumber sambung pucuk.</li>
<li>Persentase berkecambah benih sebesar 80%.</li>
<li>Persentase bibit siap tanam sebesar 80%.</li>
<li>Kebutuhan benih durian untuk target produksi 20.000 bibit adalah 31.250 benih.<br />
Kebutuhan benih = Target produksi x 100/persentase benih berkecambah x 100/persentase bibit siap tanam<br />
= 20.000 x 100/80 x 100/80<br />
= 31.250 benih</li>
<li>Persentase kerusakan polibag sebesar 3%.</li>
<li>Jumlah polibag per kg sebanyak 1.000 buah.<br />
Kebutuhan polibag = (jumlah bibit + (jumlah bibit x persentase kerusakan)) : jumlah polibag/kg<br />
= (20.000 + (20.000 x 3%))/1.000<br />
= 21 kg</li>
<li>Media berupa tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1.</li>
<li>Pembelian tanah menggunakan mobil colt berkapasitas m³.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
—Biaya Investasi</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="176"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
<b>Harga Satuan(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="176">Sewa lahan 1.000 m2</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59">Tahun</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
750000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="176">Paranet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59">Gulung</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
3500000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="176">Bambu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
7.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59">Batang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
375000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="176">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
2000000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="176"><div>
Pemasangan instalansi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
250000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="176">Pompa air</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
750000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="176">Sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
700000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="176">Saung (barak)</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1000000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="176">Pisau cutter dan silet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
125.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
125000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="176">Peralatan pertanian</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
700000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="176">Sungkup plastik</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
600000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="176"><b>Total biaya investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
<b>10.750.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Tetap per Periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="165"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
<b>Masa</b><br />
<b>Pakai</b><br />
<b>(Bulan)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
<b>Harga</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="136"><div>
<b>Penyusutan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165">Penyusutan sewa lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136">10/12 x Rp750.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
625.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165">Penyusutan paranet</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
3.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136"><div>
10/36 x Rp3.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
972.222</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165">Penyusutan bambu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136">10/12 x Rp375.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
312.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="165">Penyusutan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
180</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="136"><div>
10/180 x Rp2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
111.111</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165"><div>
Penyusutan instalasi listrik</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136">10/60 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
41.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165">Penyusutan pompa air</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136">10/96 x Rp750.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
78.125</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165">Penyusutan sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136">10/36 x Rp700.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
194.444</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="165">Penyusutan saung</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="136"><div>
10/60 x Rp1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
166.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165">Penyusutan alat okulasi</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
125.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136">10/36 x Rp125.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
34.722</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165"><div>
Penyusutan alat pertanian</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
24</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136">10/24 x Rp700.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
291.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="165">Penyusutan sungkup</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="136">10/36 x Rp600.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
166.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="165"><b>Total biaya tetap</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
<b>2.994.792</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Variabel per Periode</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="209"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>Harga Satuan(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">Polibag</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
11</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
275.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">Plastik untuk sambungan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
350.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="209">Tanah</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
Bak colt</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="209">Arang sekam</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
10.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
Karung</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">Tunas pucuk</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
Batang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
50.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">Benih durian</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
31.250</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
15.625.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
70</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
210.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="209">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="209">Pembukaan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
Paket</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">Biaya listrik</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
Bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="209"><div>
Tenaga borongan pengisian media</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
20.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">Tenaga borongan sambung</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
1.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
Polibag</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
25.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="209">Biaya tenaga kerja tetap</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
Bulan</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
6.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="209"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
<b>100.760.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Total Biaya Operasional per Periode</h4>
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel<br />
= Rp2.994.792 + Rp100.760.000<br />
= Rp103.754.792<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan</h3>
<h4>
—Pendapatan per Periode</h4>
Pendapatan = Jumlah bibit siap salur x Harga bibit<br />
= 20.000 x Rp14.000<br />
= Rp280.000.000<br />
<h4>
—Keuntungan per Periode</h4>
Keuntungan = Pendapatan—total biaya operasional<br />
= Rp280.000.000—Rp103.754.792<br />
= Rp176.245.208<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
—R/C rasio</h4>
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp280.000.000 : Rp103.754.792<br />
= 2,70<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,70 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,70.<br />
<h4>
—Pay back period</h4>
Pay back period (titik balik modal atau titik impas) adalah perbandingan antara total investasi dengan keuntungan yang diperoleh.<br />
Payback period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 10 bulan<br />
= (Rp10.750.000 : Rp176.245.208) x 10 bulan<br />
= 0,61 bulanGenEduhttp://www.blogger.com/profile/09234267641421189088noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-81337911468870391212016-04-25T15:59:00.005+07:002016-04-25T15:59:50.081+07:00Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Menguntungkan Bisnis Kebun Kelapa Sawit</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9zeoaz614YTrepsnub8yFJjZqcWSlkqllDjf8nMf1XBvYg2J-DCBVGiXg4H0zCVSyu9x08CHunr61nnZkQyaolao7cq0J69GrIE9lmpO8BfQSyzj1ga1b7mdErD7fb6X7uvpOmHHAac4/s1600/bisnis-kelapa-sawit.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis perkebunan kelapa sawit" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9zeoaz614YTrepsnub8yFJjZqcWSlkqllDjf8nMf1XBvYg2J-DCBVGiXg4H0zCVSyu9x08CHunr61nnZkQyaolao7cq0J69GrIE9lmpO8BfQSyzj1ga1b7mdErD7fb6X7uvpOmHHAac4/s1600/bisnis-kelapa-sawit.jpg" title="bisnis perkebunan kelapa sawit" /></a></div>
Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang memberikan kontribusi penting bagi pengembangan agrobisnis di Indonesia. Terlebih, saat ini Indonesia menjadi pemain terbesar kelapa sawit dengan menguasai pangsa pasar sekitar 45% dari total produksi CPO (crude palm oil) dunia. Dengan luas areal diperkirakan mencapai 7,82 juta hektare, produksi minyak mentah diharapkan dapat melebihi 22 juta ton dan lebih dari 16 juta ton akan diekspor ke mancanegara.<br />
Dari total luas areal penanaman kelapa sawit tersebut, sebanyak 42,4% di antaranya merupakan perkebunan rakyat dengan sistem kemitraan. Sistem kemitraan kelapa sawit ini mulai menjamur di masyarakat karena terbukti menguntungkan. Pasalnya, terdapat jaminan penerimaan hasil panen pekebun oleh pabrik kelapa sawit (PKS). Terlebih, adanya pabrik kelapa sawit skala kecil dengan kapasitas 30 ton/jam setidaknya membutuhkan suplai kelapa sawit dari lahan 6.000 hektare. Kondisi tersebut tentu membuka peluang usaha berkebun kelapa sawit skala kecil dengan modal lahan seluas 2—5 ha.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Kebun Kelapa Sawit</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi tanam sesuai dengan persyaratan tumbuh kelapa sawit. Pasalnya, kelapa sawit merupakan tanaman tahunan yang dapat berproduksi hingga 25—30 tahun. Karena itu, jika lahan yang digunakan tidak sesuai, akan menyebabkan produktivitas kelapa sawit akan berkurang.<br />
<b>Tabel 1. Kesesuaian lahan kelapa sawit</b><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" width="168"><div align="center">
Persyaratan</div>
</td>
<td colspan="4" width="357"><div align="center">
Kelas Kesesuaian Lahan</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="82"><div align="center">
S1</div>
</td>
<td width="88"><div align="center">
S2</div>
</td>
<td width="90"><div align="center">
S3</div>
</td>
<td width="97"><div align="center">
N</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="168">Temperatur (o C)</td>
<td width="82">25—28</td>
<td width="88">25—25/<br />
28—32</td>
<td width="90">20—22/<br />
32—35</td>
<td width="97"><20/<br />
>35</td>
</tr>
<tr>
<td width="168">Curah hujan (mm/tahun)</td>
<td width="82"><div align="center">
1700—2500</div>
</td>
<td width="88"><div align="center">
1450—1700/<br />
2500—3500</div>
</td>
<td width="90"><div align="center">
1250—1450/<br />
3500—4000</div>
</td>
<td width="97"><div align="center">
<1250/ >4000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="168">Defisit air (mm/tahun)</td>
<td valign="bottom" width="82">0—150</td>
<td valign="bottom" width="88">150—200</td>
<td valign="bottom" width="90">250—400</td>
<td valign="bottom" width="97">>400</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="168"><div align="center">
Hari terpanjang tidak hujan</div>
</td>
<td width="82"><10</td>
<td width="88"><10</td>
<td width="90">< 10</td>
<td width="97">> 10</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="168">Jeluk (cm)</td>
<td valign="bottom" width="82">>100</td>
<td valign="bottom" width="88">50—100</td>
<td valign="bottom" width="90">25—50</td>
<td valign="bottom" width="97">< 25</td>
</tr>
<tr>
<td width="168">Lereng (%)</td>
<td width="82"><8</td>
<td width="88">8—16</td>
<td width="90">16—30</td>
<td width="97">> 30</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="168">pH</td>
<td valign="bottom" width="82">5,0—6,5</td>
<td valign="bottom" width="88">4,2—5,0</td>
<td valign="bottom" width="90">< 4,2</td>
<td valign="top" width="97"></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="168">Penyinaran (jam)</td>
<td width="82">> 6</td>
<td width="88">> 6</td>
<td width="90">< 6</td>
<td width="97">< 6</td>
</tr>
<tr>
<td width="168">Kelembapan (%)</td>
<td width="82">> 80</td>
<td width="88">> 80</td>
<td width="90">< 80</td>
<td width="97">< 80</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
<br />
<b>Tabel 2. Kecocokan lokasi kebun berdasarkan sifat fisik tanah</b>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="166"><div>
<b>Sifat Tanah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
<b>Baik</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><b>Sedang</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
<b>Kurang</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="166"><div>
Kemiringan lahan (derajat)</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98"><div>
Kurang dari 12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70">12—23</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109">Lebih dari 23</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="166">Kedalaman tanah (cm)</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98">Lebih dari 75</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70">37,5—75</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
Kurang dari 37,5</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="166"><div>
Ketinggian air tanah (cm)</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98">Lebih dari 75</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70">37,5—75</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109"><div>
Kurang dari 37,5</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="166">Tekstur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98">Lempung</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70">Berpasir</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109">Pasir</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="166">Struktur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98">Kuat</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70">Sedang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109">Lemah</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="166">Konsistensi</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="98">Gembur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70">Teguh</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="109">Sangat teguh</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
Sumber: Sunarko (2009)</li>
<li>Usahakan lahan milik pribadi, bukan lahan sewa. Selain itu, lokasi kebun sebaiknya berada dekat dengan pabrik pengolahan kelapa sawit. Pasalnya, hasil panen tandan buah segar (TBS) harus segera diolah agar minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang dihasilkan tetap baik (kadar asam lemak bebas rendah).</li>
<li>Lakukan persiapan lahan kelapa sawit seperti pembersihan lahan (land clearing), pembuatan jalan, saluran drainase, dan penanaman legum cover crops (LCC).</li>
</ol>
<h2>
B. Pastikan Bibit Kelapa Sawit Berkualitas</h2>
<ol>
<li>Pastikan bibit yang ditanam berasal dari benih bersertifikat yang dapat diperoleh dari instansi resmi yang mendapatkan izin untuk menjual bibit. Biasanya, benih dilengkapi dokumen-dokumen resmi seperti surat DO, surat daftar persilangan, dan surat tanda serah terima.</li>
<li>Hindari penggunaan bibit asalan yang berasal dari jatuhan buah (kongkowak) atau bibit palsu. Pasalnya, umur produksi kelapa sawit sangat panjang sehingga dikhawatirkan penggunaan bibit asalan justru dapat menurunkan produksi kelapa sawit.</li>
<li>Hitung jumlah kebutuhan bibit per hektare. Sebagai patokannya, dalam satu hektare lahan, dengan jarak tanam 9 x 9 meter, diperlukan bibit sebanyak 143 bibit ditambah bibit sulam seba-nyak 5% dari total kebutuhan bibit.</li>
</ol>
<blockquote>
<h3>
Waspada Benih Kelapa Sawit Palsu!</h3>
</blockquote>
<blockquote>
Beberapa tahun terakhir, isu peredaran benih palsu sering kali terdengar di kalangan pebisnis kelapa sawit. Benih yang tidak jelas asal-usulnya ini diperjualbelikan karena permintaan yang terus meningkat, sementara ketersediaan benih kelapa sawit terbatas. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memproduksi benih palsu dan mengedarkannya. Padahal, benih palsu sangat merugikan karena pertumbuhannya lambat dan produktivitasnya pun jauh lebih rendah dibandingkan dengan bibit hasil persilangan yang bersertifikat. Karena itu, sebelum bertanam pastikan benih kelapa sawit Anda berasal dari sumber benih legal dari instansi maupun perusahaan yang telah memiliki legalitas dari pemerintah.<br />
Berikut beberapa instansi dan perusahaan penghasil benih kelapa sawit bersertifikat.</blockquote>
<blockquote>
<ul>
<li>Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)</li>
<li>PT Socfindo</li>
<li>PT PP London Sumatra Indonesia</li>
<li>PT Bina Sawit Makmur</li>
<li>PT Tunggal Yunus Estate</li>
<li>PT Dami Mas Sejahtera</li>
<li>PT Tania Selatan</li>
<li>PT Bakti Tani Nusantara</li>
</ul>
</blockquote>
<h2>
C. Penanaman Bibit Kelapa Sawit Sesuai Prosedur</h2>
<ol>
<li>Sebelum penanaman, tentukan titik tanam sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Umumnya, jarak tanam berukuran 9 x 9 meter dengan jumlah populasi 143 pohon/hektare. Jarak tanam bisa lebih rapat, asalkan pada 5—10 tahun dijarangkan agar produktivitas tanaman tetap optimal.</li>
<li>Buat lubang tanam dua minggu sebelum penanaman pada titik tanam yang telah ditandai sebelumnya. Caranya, gali tanah hingga berukuran 60 x 60 x 60 cm.</li>
<li>Dua minggu kemudian, tanam bibit di lubang tanam. Caranya, sobek polibag, lalu tempatkan bibit tepat di bagian tengah lubang tanam. Posisi bibit harus tegak lurus dan tidak boleh miring.</li>
<li>Tutup lubang tanam menggunakan sisa tanah penggalian, lalu padatkan tanah di sekitar bibit agar tertanam kokoh.</li>
<li>Buatkan piringan di sekitar titik tanam dengan cara membersihkan gulma atau tanaman pengganggu hingga radius 50 cm dari titik tanam.</li>
</ol>
<h2>
C. Lakukan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit</h2>
<ol>
<li>Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang rusak atau mati setelah penanaman. Sebaiknya, penyulaman dilakukan setiap tahun hingga tanaman berumur tiga tahun.</li>
<li>Kendalikan pertumbuhan ilalang, gulma, dan anak kayu yang dapat mengganggu pertumbuhan kelapa sawit. Caranya, siangi gulma secara manual atau menggunakan herbisida glyfosfat dengan dosis 6—10 ml per hektare per rotasi dengan konsentrasi 0,5%. Penyiangan dilakukan setiap 4—6 bulan sekali hingga tanaman berumur tiga tahun.</li>
<li>Lakukan pemupukan sesuai hasil analisis kandungan hara dan dosis anjuran.</li>
<li>Lakukan kastrasi (pembuangan bunga muda yang muncul) pada tanaman yang berumur 12—20 bulan hingga enam bulan sebelum panen pertama (umur tiga tahun). Untuk tanaman yang berumur lebih dari 20 bulan, biasanya kastrasi menggunakan bantuan dodos kecil untuk memotong dan membuang bunga yang tumbuh di belakang pelepah.</li>
</ol>
<h2>
D. Pemanenan Kelapa Sawit</h2>
<ol>
<li>Siapkan peralatan panen, seperti egrek, dodos, dan kapak. Penggunaan masing-masing alat menyesuaikan pada tinggi tanaman.</li>
<li>Tentukan waktu panen yang tepat, yaitu saat buah kelapa sawit berwarna merah atau oranye. Indikasi buah siap panen lainnya adalah adanya buah yang terlepas dari tangkai tandannya (brondolan) sebanyak 1—2 buah per kg TBS (satu buah sawit memiliki berat 5—7 kg).</li>
<li>Panen tandan kelapa sawit dan kumpulkan hasil panen di pinggir jalan untuk memudahkan pengangkutan.</li>
<li>Setelah panen, angkut TBS dan brondolan ke pabrik kelapa sawit sesegera mungkin. Pasalnya, kandungan asam lemak bebas (ALB) pada buah akan meningkat seiring dengan waktu. Di lain sisi, kualitas minyak sawit yang dihasilkan pabrik pengolahan kelapa sawit harus memiliki kadar ALB yang tetap rendah.</li>
<li>Lakukan rotasi panen setiap 7—15 hari, tergantung pada luasan kebun dan jumlah tandan siap panen.</li>
</ol>
<h2>
E. Kendala dan Solusi Bisnis Kelapa Sawit</h2>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td width="185"><div align="center">
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td width="255"><div align="center">
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="185"><div align="center">
Pengendalian hama yang sulit</div>
</td>
<td width="255">Hama yang sering menyerang adalah serangga, tikus, dan babi hutan. Gunakan insektisida dan organisme predator untuk mengendalikannya. Misalnya, memelihara burung hantu di sekitar kebun untuk memangsa hama tikus.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
F. Analisis Biaya Bisnis Kelapa Sawit</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.</li>
<li>Reinvestasi dilakukan setiap lima tahun.</li>
<li>Pemupukan dilakukan sesuai jenis dan dosis berikut.
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="175"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td colspan="5" style="text-align: center;" width="244"><div>
<b>Jumlah Pupuk Tahun Ke- (Kg)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="47"><div>
<b>1</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="47"><div>
<b>2</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49"><div>
<b>3</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="48"><div>
<b>4</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
<b>5--22</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="175">Urea</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
131</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49"><div>
139</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="48"><div>
54</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
679</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="175">SP-36</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
178</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49"><div>
193</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="48"><div>
72</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
715</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="175">KCl</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="47"><div>
103</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="49"><div>
83</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="48"><div>
143</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53"><div>
1635</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="175">Kieserite</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="47"><div>
8,25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="47"><div>
41</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="49"><div>
49</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="48"><div>
72</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53"><div>
715</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="175">Bo</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="48"><div>
3,6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
30</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="175">Pupuk majemuk 15-15-6-4</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="47"><div>
7,5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="48"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="175">Pupuk majemuk 12-12-17-2</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
34,5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="47"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="48"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
-</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</li>
<li>Masa produksi kelapa sawit selama 25 tahun dan mulai menghasilkan pada tahun ke-3.</li>
<li>Jarak tanam yang digunakan berukuran 9 x 9 m, sehingga jumlah bibit yang ditanam sebanyak 143 bibit.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
Biaya investasi bertanam kelapa sawit</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="138"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
<b>Harga</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="114"><div>
<b>Investasi tahun ke-1</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="138">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="114"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="138">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="114"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="138">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="114"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="138"><div>
Pompa air dan selang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="114"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="138">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="114"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="138">Ember</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="114"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="138">Dodos</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="57">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="114"><div>
160.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Egrek</td>
<td style="text-align: center;">15.000</td>
<td style="text-align: center;">4</td>
<td style="text-align: center;">Buah</td>
<td style="text-align: center;">60.000</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Sabit</td>
<td style="text-align: center;">20.000</td>
<td style="text-align: center;">5</td>
<td style="text-align: center;">Buah</td>
<td style="text-align: center;">100.000</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Ajir</td>
<td style="text-align: center;">500</td>
<td style="text-align: center;">150</td>
<td style="text-align: center;">Buah</td>
<td style="text-align: center;">75.000</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;">Tali rafia</td>
<td style="text-align: center;">15.000</td>
<td style="text-align: center;">15</td>
<td style="text-align: center;">Gulung</td>
<td style="text-align: center;">225.000</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4"><b>Biaya investasi tahun pertama</b></td>
<td style="text-align: center;"><b>4.070.000</b></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya reinvestasi</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="218"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="218"><div>
<b>Tahun ke-5</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="176"><div>
<b>Tahun ke-10</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="176"><div>
<b>Tahun ke-15</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
<b>Tahun ke-20</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="218">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="218">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="218">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="218"><div>
Pompa air dan selang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="218">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="218">Ember</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="218">Dodos</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
160.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
160.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
160.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
160.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="218">Egrek</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
60.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
60.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
60.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
60.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="218">Sabit</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="218">Biaya reinvestasi</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="218"><div>
3.770.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
3.770.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="176"><div>
3.770.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="88"><div>
3.770.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" width="218"><b>Total biaya investasi selama 20 tahun</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="176"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="176"></td>
<td style="text-align: center;" width="88"><div>
<b>19.150.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>Total biaya operasional</b> = Total investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp19.150.000 + Rp267.902.750<br />
= Rp287.052.750<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Kelapa Sawit</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
<b>Tahun</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
<b>Harga</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
<b>Pendapatan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
<b>Pengeluaran</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97"><div>
<b>Keuntungan</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="54"><div>
<b>ke-</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="80"><div>
<b>panen (kg)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="60"><div>
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="84"><div>
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="87"><div>
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="97"><div>
<b>(Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
27.748.750</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
-27.748.750</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
11.538.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
-11.538.600</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
8.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
11.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.771.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
428.600</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
16.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
22.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
12.313.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
21.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
29.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
13.857.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
15.543.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
24.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
34.300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
24.213.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
7</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
27.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
37.800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97"><div>
27.713.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
28.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
39.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
29.113.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
9</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
30.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
42.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
31.913.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
30.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
42.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
13.857.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
28.143.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
11</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
30.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
42.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
31.913.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
30.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
42.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
31.913.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
13</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
29.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
41.300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97"><div>
31.213.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
14</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
28.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
39.900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97"><div>
29.813.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
27.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
38.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
13.857.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97"><div>
24.643.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
16</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
26.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
37.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
27.013.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
17</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
26.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
36.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
26.313.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
18</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
24.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
34.300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
24.213.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
19</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
23.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
32.900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97"><div>
22.813.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
22.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
31.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
13.857.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
17.643.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
21</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
21.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
30.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
20.013.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
22</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
20.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
28.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
18.613.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
23</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
19.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
27.300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97"><div>
17.213.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="54"><div>
24</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
18.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
25.900.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="97"><div>
15.813.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
17.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
24.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
10.087.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
14.413.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" style="text-align: center;" valign="top" width="194"></td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
770.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
287.052.750</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
483.647.250</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
2. Keuntungan</h4>
<b>Keuntungan</b> = Pendapatan – total biaya<br />
= Rp 770.700.000 – Rp287.052.750<br />
= Rp483.647.250<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
1. Rasio R/C</h4>
<b>Rasio R/C </b> = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp770.700.000 : Rp287.052.750<br />
= 2,68<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,68 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,68.<br />
<h4>
2. Return of Investment (ROI)</h4>
ROI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal.<br />
<b>ROI</b> = (Keuntungan : biaya operasional) x 100%<br />
= (Rp483.647.250 : Rp287.052.750) x 100%<br />
= 169%<br />
Artinya, setiap pengeluaran sebesar Rp1 akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp169.</div>
Belajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-76348465136732115462016-04-25T15:46:00.000+07:002016-04-25T15:46:01.665+07:00Bisnis Kebun Kopi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Bisnis Kopi</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDqx6s3k3mP86HziG-JoOSv3f2GNG0lPnQ9NwsF67TSq1mmwCvkdq_09_vObWiGh_ZjHQzv9TPBcQEx8cINlB9VNzS7AYCHjVR2ADU4LiVi6wtuGu2nXZ0F-5ga-6OD0aGQ_eo5CA4tjY/s1600/bisnis-kopi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis berkebun kopi" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDqx6s3k3mP86HziG-JoOSv3f2GNG0lPnQ9NwsF67TSq1mmwCvkdq_09_vObWiGh_ZjHQzv9TPBcQEx8cINlB9VNzS7AYCHjVR2ADU4LiVi6wtuGu2nXZ0F-5ga-6OD0aGQ_eo5CA4tjY/s1600/bisnis-kopi.jpg" title="bisnis berkebun kopi" /></a></div>
Bisnis Kebun Kopi. Tren meminum kopi sebagai gaya hidup tidak hanya terjadi di luar negeri. Di Indonesia, meminum kopi juga sudah menjadi kebiasaan yang terus bertambah jumlah "pengikutnya". Secara tidak langsung, kondisi ini ikut meningkatkan permintaan kopi domestik. Berdasarkan survei, rata-rata permintaan kopi dalam negeri pada periode 1984—2008 meningkat dengan laju 4,32% per tahun. Sementara itu, rata-rata peningkatan konsumsi kopi di Benua Asia serta Benua Amerika dan Eropa masing-masing sebesar 5—8% dan 8% per tahun. Adanya tren dan peningkatan permintaan kopi membuka peluang usaha untuk bertanam kopi. Terlebih, peluang ekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris juga terbuka lebar.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Bertanam Kopi</h2>
<ol>
<li>Pastikan lahan yang akan digunakan memenuhi 1. persyaratan tumbuh sesuai dengan jenis kopi yang akan ditanam. Secara umum, kopi arabika dan robusta dapat tumbuh optimal pada tanah yang memiliki pH 5—7 serta kandungan hara dan organik tinggi.<br />
- Kopi arabika cocok tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.000-2.100 m dpl dengan curah hujan berkisar antara 1.000-1.500 mm/tahun dan suhu rata-rata 16-22° C.<br />
- Kopi robusta cocok tumbuh di daerah dengan — ketinggian 400—1.200 m dpl, curah hujan maksimum 2.000 mm/tahun, dan suhu 20—28° C.</li>
<li>Lakukan pembersihan lahan secara manual atau kimiawi menggunakan herbisida pada 1—2 bulan menjelang penanaman.</li>
<li>Tentukan jarak tanam kopi. Umumnya, kopi dapat tumbuh optimum dengan jarak tanam 3 x 3 meter, 2,5 x 2,5 meter, atau 2 x 2 meter tergantung pada keinginan petani kopi.</li>
<li>Buat lubang tanam satu bulan sebelum penanaman. Ukuran lubang tanam idealnya 60 x 60 x 60 cm. Sementara itu, jarak tanam dapat bervariasi. Pada saat 3—4 minggu sebelum penanaman, berikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) ke dalam lubang tanam.</li>
</ol>
<h2>
C. Pilih Jenis Kopi yang Sesuai</h2>
<ol>
<li>Pilih jenis kopi yang akan ditanam sesuai dengan lokasi penanamannya. Jika lokasi yang akan ditanami berada pada ketinggian 1.000—2.100 meter dp, maka jenis kopi yang cocok adalah kopi arabika. Sementara itu, jika lokasi berada di ketinggian 400—1.200 mdpl, kopi yang cocok ditanam adalah kopi robusta.</li>
<li>Pastikan bibit kopi yang akan ditanam berasal dari tanaman kopi yang telah berbuah minimum 2—3 tahun. Selain itu, bibit juga dapat dibeli di perusahaan pembibitan yang sudah memiliki sertifikasi.</li>
</ol>
<b>Perbandingan Ciri Fisik Antara Biji Kopi Jenis Arabika dan Robusta</b><br />
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="218"><div>
<b>Arabika</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="227"><div>
<b>Robusta</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="218">Rendemen 18-20%</td>
<td width="227">Rendeman 20-22%</td>
</tr>
<tr>
<td width="218">Bentuknya agak memanjang dan bidang cembungnya tidak terlalu tinggi</td>
<td width="227">Biji kopi agak bulat</td>
</tr>
<tr>
<td width="218">Ujung biji lebih mengilap, tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah</td>
<td width="227">Lengkungan biji lebih tebal dibanding- kan dengan jenis arabika</td>
</tr>
<tr>
<td width="218">Celah tengah (center cut) di bagian datar (perut) tidak lurus memanjang ke bawah, tetapi berlekuk</td>
<td width="227">Garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata</td>
</tr>
<tr>
<td width="218">Untuk biji yang sudah diolah, kulit ari kadang-kadang masih menempel di celah atau parit biji kopi</td>
<td width="227">Untuk biji yang sudah diolah, tidak terdapat kulit ari di lekukan atau bagian parit</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
D. Penanaman Bibit Kopi Sesuai Prosedur</h2>
<ol>
<li>Siapkan bibit siap tanam yang berumur 5—6 bulan dan tinggi batang 20—40 cm.</li>
<li>Sobek polibag secara hati-hati. Usahakan media tanah jangan sampai pecah atau terpisah dari bibit.</li>
<li>Tempatkan bibit ke dalam lubang tanam. Pastikan bibit terletak tepat di bagian tengah lubang tanam.</li>
<li>Masukkan tanah dan padatkan agar bibit tetap tertanam kokoh.</li>
<li>Untuk mengurangi penguapan, potong daun bibit hingga tersisa sepertiganya.</li>
</ol>
<h2>
C. Perawatan Tanaman Kopi</h2>
<ol>
<li>Lakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang mati atau rusak agar produktivitas ke depannya tetap baik. Penyulaman dilakukan hingga tanaman kopi berumur dua tahun. Waktu yang tepat untuk penyulaman adalah pada akhir musim kemarau.</li>
<li>Lakukan pemupukan setiap enam bulan. Untuk kopi yang berumur di bawah dua tahun, rasio pupuk urea, SP-36, dan KCl yang digunakan adalah 2 : 2 : 1 dengan dosis 200 gram per tanaman. Sementara itu, untuk tanaman kopi yang berumur di atas dua tahun, rasio pupuk urea, SP-36, dan KCl yang diberikan adalah 2 : 2 : 2 dengan dosis per tanaman sebanyak 600 gram. Tambahkan pula kompos untuk tanaman berumur di bawah dua tahun dan di atas dua tahun masing-masing sebanyak 250 gram dan 500 gram.</li>
<li>Kendalikan gulma, hama, dan penyakit yang menyerang.</li>
<li>Lakukan pendangiran dua kali dalam setahun dengan cara mencangkul tanah di radius piringan 30—50 cm dari titik tanam. Pendangiran dapat membantu keefektifan penyerapan unsur hara saat pemupukan.</li>
<li>Pangkas pucuk tanaman setelah tinggi tanaman kopi mencapai 120—140 cm. Adanya pemangkasan dapat menghambat pertumbuhan ke arah atas. Pasalnya, pertumbuhan cabang yang dikehendaki sebenarnya mengarah ke samping sehingga memudahkan pemanenan (pemetikan buah kopi). Selain itu, pemangkasan juga dilakukan untuk memotong tunas wiwil yang tidak dikehendaki. Pemangkasan biasanya dilakukan 1—2 kali setiap tahun.</li>
</ol>
<h2>
D. Pemanenan Kopi</h2>
<ol>
<li>Lakukan pemanenan saat buah kopi berwarna merah tua. Hindari memetik buah yang masih hijau (belum matang). Umumnya, tanaman kopi mulai menghasilkan buah pada umur 3—4 tahun.</li>
<li>Petik buah secara manual menggunakan tangan.</li>
<li>Kumpulkan di keranjang panen. Petani kopi dapat menjual langsung buah kopi kepada pengepul. Namun, beberapa petani kopi biasanya menjual dalam bentuk biji kopi kering. Berikut tahapan pengolahan buah kopi menjadi biji kopi.</li>
</ol>
<ul style="margin-left: 40px;">
<li>Pengeringan buah</li>
<li>Pengupasan kulit buah</li>
<li>Pengeringan biji</li>
<li>Pengupasan kulit tanduk</li>
<li>Pengupasan kulit ari</li>
<li>Pengeringan akhir</li>
<li>Sortasi biji dan pengemasan</li>
</ul>
<h2>
E. Kendala dan Solusi Bisnis Kebun Kopi</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td width="178"><div align="center">
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td width="238"><div align="center">
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="178">Pemasaran buah kopi yang sulit</td>
<td width="238">Selain dijual dalam bentuk mentah (buah kopi basah). Petani dapat menjual dalam bentuk kering melalui serangkaian proses pengeringan. Selain itu, kualitas buah kopi yang hendak dijual diusahakan memiliki tingkat kematangan yang seragam. Hal ini dapat membuat "posisi tawar" petani lebih tinggi.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
F. Analisis Usaha Bisnis Kebun Kopi</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.</li>
<li>Reinvestasi dilakukan setiap lima tahun.</li>
<li>Masa produksi kopi selama 17 tahun dan mulai menghasilkan pada tahun ke-4.</li>
<li>Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 2,5 x 2,5 adalah 1.600 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 25% untuk bibit sulam.</li>
<li>Harga kopi diasumsikan sebesar Rp25.000.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
Biaya investasi bertanam kopi</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="122"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="64"><b>Harga</b></td>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="71"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td colspan="4" style="text-align: center;" width="268"><div>
<b>Investasi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="268"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-1</b></td>
<td style="text-align: center;" width="64"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-5</b></td>
<td style="text-align: center;" width="65"><b>Tahun</b><br />
<b>ke-10</b></td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
<b>Tahun</b><br />
<b>ke-15</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="122">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="64">350.000</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
2 Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="268">700.000</td>
<td style="text-align: center;" width="64">700.000</td>
<td style="text-align: center;" width="65">700.000</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="122">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
10 Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="268">500.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64">500.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65">500.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="122">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
8 Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="268">400.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64">400.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65">400.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="122"><div>
Pompa air dan selang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
1 Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="268">1.000.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65">1.000.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="122">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64">200.000</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
3 Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="268">600.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64">600.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65">600.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="122">Ember</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="71"><div>
10 Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="268">250.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64">250.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65">250.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="122">Sabit</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
20.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
5 Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="268">100.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64">100.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65">100.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="122">Ajir</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="71"><div>
1.600 Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="268">800.000</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="122">Biaya investasi</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="64"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="71"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="268">4.350.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
3.550.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="65">3.550.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
3.550.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="6" valign="bottom" width="122"><div align="center">
Total biaya investasi</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
<b>15.000.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
Biaya variabel bertanam kopi</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="203"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
<b>Harga</b><br />
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Biaya Input</td>
<td valign="top" width="74"></td>
<td valign="top" width="68"></td>
<td valign="top" width="72"></td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Bibit kopi</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
5.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
Bibit</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Bibit tanaman pelindung</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
88</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
Bibit</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">PupukNPK</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
3.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
640</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="72"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Herbisida</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
Liter</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Biaya Tenaga kerja</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="74"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="68"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="72"></td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Persiapan lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Pembuatan lubang tanam</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
38</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Penanaman pohon pelidung</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Penanaman bibit kopi</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
22</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Penyulaman</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Pendangiran</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Pemupukan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Penyiangan gulma</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
30</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Pemberantasan HPT</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Pemangkasan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Pemeliharaan tanaman pelindung</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="203">Panen</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="74"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="68"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="72"><div>
HOK</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="203">Pascapanen</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="68"></td>
<td style="text-align: center;" width="72"><div>
Kg</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="417"><b>Biaya variabel per tahun</b></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr align="center">
<td colspan="5" valign="bottom"><b>Biaya tahun ke- (Rp)</b></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
<b>1</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
<b>2</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
<b>3</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
<b>4</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
<b>5-17</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="76"></td>
<td valign="top" width="78"></td>
<td valign="top" width="77"></td>
<td valign="top" width="80"></td>
<td valign="top" width="95"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
10.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
264.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
5.200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
1.920.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
1.920.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
1.920.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
1.920.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
24.960.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
1.950.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
1.950.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="76"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="78"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="77"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="80"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="95"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
2.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
1.330.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
770.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
175.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
1.260.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
16.380.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
11.375.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
1.050.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
1.050.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
1.050.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
1.050.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="95"><div>
13.650.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="80"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
3.640.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
1.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
1.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
1.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
1.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
18.200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
1.820.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
3.360.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
43.680.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
1.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
39.600.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
9.660.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
7.625.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
7.625.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="80"><div>
12.685.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
182.405.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;"><b>220.000.000</b></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<b>Total biaya operasional</b> = Total investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp15.000.000 + Rp220.000.000<br />
= Rp235.000.000<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Kebun Kopi</h3>
<h4>
1. Pendapatan</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 95%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="55"><div>
<b>Tahun</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><b>Harga</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
<b>Pendapatan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
<b>Pengeluaran</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
<b>Keuntungan</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"><div>
<b>ke-</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="79"><div>
<b>Panen (kg)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"><b>(Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="93"><div>
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="91"><div>
<b>(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="92"><div>
<b>(Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="55"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.010.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-14.010.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="55"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
7.625.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-7.625.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
7.625.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-7.625.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
850</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
21.250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
12.685.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
8.565.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="55"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="79"><div>
1.050</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="93"><div>
26.250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="91"><div>
17.581.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
8.668.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.250</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
31.250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
17.218.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
7</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
37.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
23.468.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.968.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
9</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
17.581.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
22.418.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.968.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
11</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.968.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.968.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
13</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.968.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
14</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.968.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
17.581.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
22.418.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
16</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.968.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
17</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58">25.000</td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
40.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
14.031.154</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25.968.846</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="79"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" width="93"><div>
<b>516.250.000</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="91"><div>
<b>235.000.000</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
<b>281.250.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
2. Keuntungan</h4>
<b>Keuntungan</b> = Pendapatan – total biaya<br />
= Rp516.250.000 – Rp235.000.000<br />
= Rp281.250.000<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
1. Rasio R/C</h4>
<b>Rasio R/C</b> = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp516.250.000 : Rp235.000.000<br />
= 2,20<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,20 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,20.</div>
Belajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-6290434153111858742016-04-25T15:40:00.001+07:002016-04-25T15:40:26.022+07:00Bisnis Bertanam Pisang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Bisnis Bertanam Pisang</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLZzD3SvsZAXnos99BiAb4BaSVxTKPL3bIq0nSUFx12lwGxnOkvYFUFLpN95mpfDbmoebbcU4MmHRYvgccWjhrGWvLf5ehLSjZYm6_zCPigzFpoTxMsPMV0ephxGS9tfZ3_INrCayvP58/s1600/bisnis-pisang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0.3em; margin-right: 1em;"><img alt="bisnis bertanam pisang" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLZzD3SvsZAXnos99BiAb4BaSVxTKPL3bIq0nSUFx12lwGxnOkvYFUFLpN95mpfDbmoebbcU4MmHRYvgccWjhrGWvLf5ehLSjZYm6_zCPigzFpoTxMsPMV0ephxGS9tfZ3_INrCayvP58/s1600/bisnis-pisang.jpg" title="bisnis bertanam pisang" /></a></div>
Bisnis Bertanam Pisang. Pisang merupakan salah satu komoditas tanaman buah dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia (40% dari produksi buah nasional). Pada tahun 2009, produksi pisang mencapai 6,3 juta ton. Jumlah tersebut memiliki selisih yang cukup besar jika dibandingkan dengan produksi jeruk dan mangga yang berkisar antara 2,1—2,2 juta ton. Tingginya jumlah produksi tersebut salah satunya didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai untuk bertanam pisang, lahan penanaman yang tersebar di seluruh Indonesia, dan karakteristik pisang yang dapat berbuah sepanjang tahun.<br />
Daya dukung lingkungan, ketersediaan lahan, dan karakter unggul pisang menjadikan komoditas ini layak untuk dijadikan salah satu peluang agrobisnis. Terlebih, permintaan pasar domestik dan internasional pun semakin meningkat,<br />
baik untuk konsumsi pangan maupun industri pengolahan pisang. Tidak hanya itu, karena masa produksi yang cukup singkat, agrobisnis pisang memberikan keuntungan yang cukup besar dalam waktu yang relatif singkat.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Bertanam Pisang</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi tanam sesuai dengan syarat tumbuh pisang seperti daerah beriklim tropis basah, lembap, dan panas dengan curah hujan optimum 1.520—3.800 mm/tahun. Pastikan tanah memiliki pH 5,5—7,5 dan bebas patogen layu fusarium.</li>
<li>Bersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman musim sebelumnya.</li>
<li>Cangkul atau bajak tanah untuk membalik dan memecah bongkahan tanah.</li>
<li>Buat lubang di tengah bedengan dengan ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m, jarak antarlubang 2,5 m. Pisahkan tanah bagian atas di kanan dan tanah bagian bawah di kiri lubang.</li>
<li>Campur tanah lapisan atas dengan pupuk kandang dua minggu sebelum tanam sebanyak 15—25 ton/ha. Biarkan lubang tanam terbuka selama 1—2 minggu lalu timbun kembali lubang tanam tersebut.</li>
<li>Pasang ajir di tengah lubang yang telah ditimbun untuk menandai lubang tanam.</li>
</ol>
<h2>
C. Penanaman Bibit Pisang</h2>
<ol>
<li>Hitung jumlah bibit yang dibutuhkan. Jika jarak tanam yang digunakan 3 x 3 m, maka keperluan bibit untuk luas tanam satu hektare adalah 1.100 rumpun.</li>
<li>Pilih varietas pisang yang akan ditanam.</li>
<li>Pastikan bibit berasal dari penangkar yang terpercaya atau bisa juga membuat persemaian sendiri yang berasal dari anakan atau stek bonggol pisang.</li>
<li>Tanam bibit di lahan (transplanting) hingga sebatas 5—10 cm di atas pangkal batang. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.</li>
<li>Lepaskan bibit dari polibag secara hati-hati. Jaga agar media tanam tidak lepas atau berhamburan karena bisa mengakibatkan akar tanaman terputus.</li>
<li>Masukkan bibit ke dalam lubang tanam, lalu tekan tanah di sekitar bibit supaya bibit tetap tegak.</li>
<li>Siram bibit segera setelah ditanam dengan menggunakan sprayer.</li>
<li>Lakukan penyulaman terhadap bibit yang mati atau tumbuh abnormal satu minggu setelah penanaman.</li>
</ol>
<h2>
D. Pemeliharaan Tanaman Pisang</h2>
<ol>
<li>Sebulan setelah tanam, lakukan pemupukan I dengan memberikan pupuk anorganik yang terdiri atas urea 150 g, SP-36 100 g, dan KCl 200 g per tanaman.</li>
<li>Lakukan pemupukan II, III, dan IV pada 4 bulan, 8 bulan, dan 10 bulan setelah tanam, masing-masing pohon diberi pupuk urea sebanyak 150 g, SP-36 200 g, dan KCl 50 g. Pupuk ditaburkan di sekeliling pohon, sejajar dengan lebar tajuk terluar tanaman, lalu tutup dengan tanah.</li>
<li>Lakukan penyiangan untuk menghindari tumbuhnya gulma. Buat piringan yang bersih seluas tajuk tanaman di sekitar batang tanaman.</li>
<li>Siram tanaman pada pagi dan sore hari, terutama pada saat musim kemarau.</li>
</ol>
<h2>
E. Pemeliharaan Buah Pisang</h2>
<ol>
<li>Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.</li>
<li>Setelah sisir pisang mengembang sempurna, bungkus tandan pisang dengan kantong plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, lalu lubangi dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantong menutupi 15—45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.</li>
<li>Sangga batang tanaman dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke tanah.</li>
</ol>
<h2>
F. Panen dan Pascapanen Bertanam Pisang</h2>
<ol>
<li>Panen pisang setelah berumur 80—100 hari sejak buah terbentuk dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Umumnya, pisang siap panen memiliki ciri-ciri daun bendera sudah mengering, buah tampak berisi dan tepi buah tidak bersudut, serta warna kulit buah hijau tua.</li>
<li>Tebang batang pisang dengan cara menusuk batangnya atau membacok setengah bagian batang setinggi dua per tiga dari tinggi batang agar tandan pisang tidak menyentuh tanah.</li>
<li>Potong tandan buah di sebelah atas buku tandan (30 cm dari pangkal sisir paling atas) menggunakan golok tajam.</li>
<li>Simpan tandan pisang dengan posisi terbalik supaya getahnya tidak mengotori buah.</li>
</ol>
<h2>
G. Kendala dan Solusi Bisnis Bertanam Pisang</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41"><b>No.</b></td>
<td style="text-align: center;" width="179"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="259"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41">1.</td>
<td width="179">Tingginya serangan layu fusarium.</td>
<td width="259"><ol>
<li>Hindari penanaman pisang di lahan yang pernah terserang layu fusarium.</li>
<li>Taburi dengan arang sekam untuk menghambat penyebaran cendawan.</li>
<li>Gunakan bibit yang sehat.</li>
<li>Musnahkan tanaman yang terserang.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41">2.</td>
<td width="179">Impor pisang meningkat karena permintaan ritel dan pasar modern yang menginginkan buah bermutu baik.</td>
<td width="259">Perbaiki mutu buah dengan melakukan proses budi daya, panen, dan pascapanen sesuai dengan prosedur standar.</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41">3.</td>
<td width="179">Rendahnya mutu pisang</td>
<td valign="bottom" width="259">Gunakan teknik pascapanen dan pemeraman yang baik.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
E. Analisis Usaha Bisnis Bertanam Pisang</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas 5000 m².</li>
<li>Jenis pisang yang dibudidayakan adalah pisang raja bulu. Masa produksi pisang raja bulu dari persiapan lahan hingga panen adalah 15 bulan.</li>
<li>Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 3 x 3 m adalah 550 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% untuk bibit sulam. Bibit yang digunakan dibeli dari penangkar bibit terpercaya. Umumnya, bibit berasal dari perbanyakan bonggol pisang atau perbanyakan secara kultur jaringan. Penggunaan bibit anakan akan membuat pertumbuhan pisang menjadi tidak seragam.</li>
<li>Rata-rata bobot tandan yang dihasilkan adalah 15 kg dan dijual dengan harga Rp5.000 per kg. Harga tersebut merupakan harga terendah di tingkat pekebun. Di lapangan, harga pisang kepok bisa lebih tinggi, terutama jika kualitas buah baik dan dijual di pasar modern.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
—Biaya Investasi</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="283"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
<b>Harga(Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
<b>Biaya</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="283">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
350.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="283">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="283">Sabit dan kored</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
95.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
475.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="283">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="283">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="283">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="283">Pompa air dan slang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="283">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="283">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="82"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="283"><b>Total Investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="82"><div>
<b>5.525.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Tetap per Periode</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="171"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
<b>Masa pakai (bulan)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
<b>Harga (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
<b>Perhitungan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171">Penyusutan hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/36 x Rp350.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
145.833</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171">Penyusutan cangkul</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/48 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
78.125</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171"><div>
Penyusutan sabitdan kored</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
475.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/48 x Rp475.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
148.438</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171">Penyusutan gembor</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/48 x Rp200.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
62.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171">Penyusutan garpu</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/48 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
78.125</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171">Penyusutan sumur</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
180</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
15/180 xRp2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
166.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="171">Penyusutan pompa air dan slang</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
15/96 xRp 1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
156.250</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171"><div>
Penyusutan wheel barrow</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/60 x Rp800.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171">Penyusutan ember</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/36 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
83.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" width="171"><b>Total biaya tetap</b></td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
<b>1.119.271</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Variabel per Periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="164"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><b>Harga (Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><b>Biaya (Rp)</b></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164"><b>Biaya Input</b></td>
<td valign="top" width="63"></td>
<td valign="top" width="59"></td>
<td valign="top" width="58"></td>
<td valign="top" width="86"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="164">Bibit pisang</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
550</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
Bibit</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
1.100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
7.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
3.750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Urea</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
330</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
528.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">KCl</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
7.900</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
193</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.520.750</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">SP-36</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
2.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
385</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
847.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Insektisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">75.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
150.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Fungisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">75.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Liter</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
150.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="top" width="164"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="63"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="86"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164"><b>Biaya Tenaga kerja</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="63"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="86"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Persiapan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
30</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.050.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164"><div>
Pembuatan lubang tanam</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Penanaman bibit</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
525.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Penyulaman</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
105.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Pendangiran</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
825.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Pengairan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.050.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Pemupukan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
175.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Penyiangan gulma</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
13</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
458.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="164">Pemberantasan HPT</td>
<td style="text-align: center;" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
280.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164">Panen dan pascapanen</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
42</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.466.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="164"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
<b>15.380.750</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Total Biaya Operasional per Periode</h4>
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel<br />
= Rp1.119.271+ Rp15.380.750<br />
= Rp16.500.021<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan</h3>
<h4>
—Pendapatan per Periode</h4>
Pendapatan = Jumlah hasil panen x harga per kg<br />
= (550 tandan x 15 kg/tandan) x Rp5000/kg<br />
= Rp41.250.000<br />
<h4>
—Keuntungan per Periode</h4>
Keuntungan = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp41.250.000— Rp16.500.021<br />
= Rp24.749.979<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
—R/C rasio</h4>
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp44.000.000 : Rp16.500.021<br />
= 2,50<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,50 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,50.</div>
Belajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-6976781841858183682016-04-25T15:35:00.005+07:002016-04-25T15:35:47.996+07:00Bisnis Bertanam Pepaya Unggul<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Bisnis Bertanam Pepaya Unggul</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmY76Iy5lg0Do5wVA6mieix5-8KQhso1wM9cKVnvKME85xfo0cLlUBe8-B-8g69_poMK1deh4BPea5jH4B6FoohYVFqmtw_s9ZCyti9SuUIAh1OKEAfENu61Rz0MCChpSdjDXqleSowQ4/s1600/bisnis-pepaya.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 0.4em; margin-left: 1em;"><img alt="bisnis pepaya unggul" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmY76Iy5lg0Do5wVA6mieix5-8KQhso1wM9cKVnvKME85xfo0cLlUBe8-B-8g69_poMK1deh4BPea5jH4B6FoohYVFqmtw_s9ZCyti9SuUIAh1OKEAfENu61Rz0MCChpSdjDXqleSowQ4/s1600/bisnis-pepaya.jpg" title="bisnis pepaya unggul" /></a></div>
Bisnis Bertanam Pepaya Unggul. Pepaya merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Karena rasa yang lezat dan terbukti bermanfaat bagi kesahatan, buah ini sering dinamakan sebagai the health fruit of angels. Tidak mengherankan jika permintaan buah pepaya segar terbilang tinggi. Untuk pasar Jakarta saja, permintaan pepaya segar mencapai 100 ton per hari. Nilai tersebut belum termasuk permintaan dari daerah lain, kebutuhan pasokan untuk industri pengolahan, dan permintaan ekspor yang tinggi. Sebagai informasi, saat ini Indonesia termasuk ke dalam lima besar produsen utama pepaya di dunia.<br />
Tingginya permintaan tersebut, membuka peluang besar dalam agrobisnis pepaya, tidak terkecuali agrobisnis pepaya unggul—pepaya tipe kecil dan sedang. Sesuai dengan namanya, pepaya unggul memiliki berbagai kelebihan jika dibandingkan dengan pepaya biasa, di antaranya termasuk komoditas yang memiliki harga jual tinggi dengan target konsumen kelas menengah atas, cepat berproduksi, dan mampu berbuah sepanjang tahun. Kondisi tersebut sangat menguntungkan terlebih waktu pengembalian investasi juga lebih cepat, yaitu sekitar 8 bulan.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Bertanam Pepaya Unggul</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh pepaya. Umumnya, pepaya unggul dapat tumbuh optimal di ketinggian tempat 0—500 m dpl, suhu 21—33° C, curah hujan 1.500—3.000 mm/tahun, dan kelembapan udara 66%. Pastikan tanah memiliki pH sekitar 4,5—7.</li>
<li>Bersihkan lahan dari rerumputan, bebatuan, dan sisa pepohonan.</li>
<li>Cangkul atau bajak tanah untuk membalik dan memecah bongkahan tanah.</li>
<li>Buat bedengan dengan lebar 1,0—1,5 m, tinggi 30—40 cm, dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antarbedengan sebesar 0,5—1 m. Buat parit di antara dua bedengan dengan kedalaman 0,6—0,75 m dan lebar sama dengan jarak antarbedengan.</li>
<li>Buat lubang di tengah bedengan dengan ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m. Jarak antarlubang 2,5 m. Pisahkan tanah bagian atas di kanan dan tanah bagian bawah di kiri lubang.</li>
<li>Campur tanah lapisan atas dengan pupuk kandang dua minggu sebelum tanam sebanyak 15—25 ton/ha atau 10—15 kg/lubang. Biarkan lubang tanam terbuka selama 1—2 minggu lalu timbun kembali lubang tanam tersebut.</li>
<li>Pasang ajir di tengah lubang yang telah ditimbun untuk menandai lubang tanam.</li>
</ol>
<h2>
C. Penanaman Pepaya Unggul</h2>
<ol>
<li>Hitung kebutuhan bibit pepaya per hektare. Jika jarak tanam yang digunakan 3 x 3 m, maka jumlah bibit yang harus disiapkan sebanyak 1.100 bibit ditambah 10% untuk keperluan bibit sulam.</li>
<li>Pastikan bibit pepaya berasal dari instansi resmi dan memiliki sertifikat.</li>
<li>Siram media dalam polibag bibit hingga cukup basah.</li>
<li>Buka polibag secara vertikal. Usahakan media tidak pecah.</li>
<li>Letakkan bibit tepat di bagian tengah lubang tanam, lalu tutup dengan tanah galian hingga sebatas leher batang. Padatkan tanah agar bibit tetap tegak.</li>
<li>Tutup permukaan lubang tanam menggunakan mulsa jerami.</li>
<li>Siram lubang tanam secara perlahan. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari, terutama selama tidak turun hujan. Volume penyiraman 1—2 liter per hari.</li>
</ol>
<h2>
D. Pemeliharaan Tanaman Pepaya Unggul</h2>
<ol>
<li>Pada saat tanam, sebagai pupuk dasar, berikan pupuk organik 20 kg dan SP-36 100 gram untuk setiap lubang tanam. Sebulan setelah tanam, berikan pupuk anorganik yang terdiri atas urea 70 g, SP-36 50 g, dan KCl 40 g per lubang tanam.</li>
<li>Setiap 3 bulan sekali, lakukan pemupukan I masing-masing pohon menggunakan pupuk urea sebanyak 150 g, SP-36 100 g, dan KCl 100 g. Pemupukan II, urea sebanyak 200 g, SP-36 150 g, dan KCl 160 g per lubang tanam. Sementara itu, pemupukan III, urea sebanyak 230 g, SP-36 150 g, dan KCl 160 g per lubang tanam. Pupuk ditaburkan di sekeliling pohon, sejajar dengan lebar tajuk terluar tanaman, lalu tutup dengan tanah.</li>
<li>Lakukan penyiangan untuk menghindari tumbuhnya gulma. Buat piringan yang bersih seluas tajuk tanaman di sekitar batang tanaman.</li>
<li>Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari. Volume penyiraman 10—20 liter per hari untuk tanaman muda hingga dewasa. Sementara itu, untuk tanaman yang sedang berbuah membutuhkan 20—30 liter air per hari.</li>
<li>Lakukan pengamatan secara rutin. Jika tanaman terserang hama dan penyakit, segera tangani dengan cara membunuh hama, membuang bagian tanaman yang terserang penyakit, atau menyemprotkan pestisida yang sesuai. Jika tanaman tidak dapat diselamatkan, cabut dan bakar tanaman agar tidak menular ke tanaman yang lain.</li>
</ol>
<h2>
E. Panen dan Pascapanen Pepaya Unggul</h2>
<ol>
<li>Panen pepaya setelah berumur 9—12 bulan setelah tanam. Pepaya siap panen terlihat dari warna kulit buah yang sudah menguning.</li>
<li>Potong tangkai buah menggunakan pisau. Usahakan agar buah tidak sampai jatuh, luka, atau bonyok.</li>
<li>Bungkus buah yang telah dipanen menggunakan kertas koran untuk menghindari benturan atau gesekan antarbuah.</li>
<li>Lakukan sortasi berdasarkan bobot buah dan penampakan fisik.<br />
Kelas A : bobot buah 2,5—3,0 kg.—<br />
Kelas B : bobot buah 1,8—2,49 kg.—<br />
Kelas C : bobot buah 1,5—1,79 kg.—<br />
Kelas D : bobot buah < 1,5 kg atau >3,0 kg. —</li>
<li>Kemas buah sesuai kelasnya menggunakan keranjang. Susun buah dengan posisi berdiri dan tangkai buah menghadap ke bawah. Isi rongga antarbuah dengan daun kering atau kertas koran.</li>
<li>Untuk pasar modern dan pasar ekspor, simpan buah yang telah terbungkus rapi ke dalam kemasan yang terbuat dari kertas karton yang mempunyai sekat dan lubang ventilasi. Susun karton di dalam ruang penyimpanan secara baik, usahakan agar tidak lebih dari tiga tumpukan.</li>
</ol>
<h2>
F. Kendala dan Solusi Bisnis Bertanam Pepaya Unggul</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41"><b>No.</b></td>
<td style="text-align: center;" width="169"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="210"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41">1.</td>
<td width="169">Tanaman pepaya menghasilkan bunga jantan lebih banyak daripada bunga betina.</td>
<td width="210">Gunakan irigasi yang memadai supaya tanaman tidak kekeringan.</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41">2.</td>
<td width="169">Produksi buah turun pada tahun kedua</td>
<td width="210">Lakukan pemeliharaan secara intensif untuk meningkatkan produksi.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
G. Analisis Usaha Bisnis Bertanam Pepaya Unggul</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas lsatu hektare.</li>
<li>Pepaya mulai berbuah pada umur 12 bulan dengan total masa produksi pepaya selama tiga tahun.</li>
<li>Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 3 x 3 m adalah 1.100 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% untuk bibit sulam.</li>
<li>Jumlah bobot panen masing-masing pohon hingga akhir masa produksi diasumsikan 70 kg dan dijual dengan harga Rp2.500 per kg. Harga tersebut merupakan harga terendah di tingkat pekebun. Di lapangan, harga pepaya bisa lebih tinggi, terutama jika kualitas buah baik dan dijual di pasar modern.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
—Biaya Investasi</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="137"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
<b>Harga (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
<b>Biaya</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="137">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="137">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="137">Sabit dan kored</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
95.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
760.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="137">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
320.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="137">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="137">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Paket</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="137">Pompa air dan slang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="137">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="137">Keranjang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="137">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="60">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="137"><b>Total Investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="77"><div>
<b>7.380.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Tetap per Periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="190"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
<b>Masa Pakai (bulan)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
<b>Harga</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132"><div>
<b>Penyusutan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/36 x Rp700.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan cangkul</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/48 x Rp400.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan sabit dan kored</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
760.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/48 x Rp760.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
570.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan gembor</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
320.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/48 x Rp320.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
240.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan garpu</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/48 x Rp400.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan sumur</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
180</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/180 x Rp2.000.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190"><div>
Penyusutan pompa air dan selang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/96 xRp 1.000.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
375.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/60 x Rp800.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
480.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan keranjang</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/36 x Rp750.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="190">Penyusutan ember</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="132">36/36 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" width="190"><b>Total biaya tetap</b></td>
<td style="text-align: center;" width="137"><div>
<b>4.365.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Variabel per Periode</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="147"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><b>Harga (Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
<b>Tahun ke-1</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
<b>Tahun ke-2</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
<b>Tahun ke-3</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="147"><b>Biaya Input</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="53"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="76"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="147">Bibit pepaya</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="55"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
1.100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
Bibit</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
2.420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Ajir</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
1.210</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
550.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
11.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
5.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
5.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
5.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Urea</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
715</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
1.144.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
1.144.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
1.144.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="147">KCl</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="55"><div>
7.900</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
506</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
3.997.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
3.997.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
3.997.400</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">SP-36</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
2.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
495</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
1.089.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
847.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
847.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
150.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Herbisida</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
Liter</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
150.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="top" width="147"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="53"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="76"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="147"><b>Biaya Tenaga kerja</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="53"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="76"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Persiapan lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
2.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147"><div>
Pembuatan lubang tanam</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
80</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
2.800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Penanaman bibit</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Penyulaman</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
175.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Pendangiran</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
16</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
1.650.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
1.650.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
1.650.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Pengairan</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
2.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
2.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
2.100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Pemupukan</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
350.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="147">Penyiangan gulma</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
525.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
525.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
525.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="147">Pemberantasan HPT</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
875.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="147">Panen dan pascapanen</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
3.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
3.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="147"><div>
Biaya variabel per tahun</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="53"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
26.450.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
20.788.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
20.788.400</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="6" valign="bottom" width="147"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
<b>68.027.200</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Total Biaya Operasional per Periode</h4>
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel<br />
= Rp4.365.000 + Rp68.027.200<br />
= Rp72.392.200<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan selama 3 Tahun</h3>
<h4>
—Pendapatan</h4>
Pendapatan = Jumlah produksi pepaya/ ha x Harga per kg<br />
= (70 kg/pohon x 1100 pohon/ha) x Rp2.500/kg<br />
= Rp192.500.000/ha<br />
Pendapatan rata-rata per bulan = Rp192.500.000 : 36 bulan<br />
= Rp5.881.944<br />
<h4>
—Keuntungan</h4>
Keuntungan = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp192.500.000—Rp72.392.200<br />
= Rp120.107.800<br />
Keuntungan rata-rata per bulan = Rp120.107.800 : 36 bulan<br />
= Rp3.877.161<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
—R/C rasio</h4>
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp192.500.000 : Rp72.392.200<br />
= 2,66<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,66 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,66.<br />
<h4>
— Return of Invesment (ROI)</h4>
ROI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal.<br />
ROI = (Keuntungan : Biaya operasional) x 100%<br />
= (Rp120.107.800 : Rp72.392.200) x 100%<br />
= 177%<br />
Artinya, setiap pengeluaran sebesar Rp1 akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp177.</div>
Belajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-38115213255438768842016-04-25T15:31:00.000+07:002016-04-25T15:31:20.796+07:00Bisnis Bertanam Nanas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Bisnis Bertanam Nanas</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyLCJSx0Tv5wa4h-KQjbYgSIW41jww3DB0snvA3l_HrfJmZ8WAI68cqx-eThoPYjD992GC4yYJoxZq37NxjkX0LVG6RPi_6ClmxlyLFWdg1EYP_20gcWQHMUdsZqvvCwoE3S1DUPXHsY0/s1600/bisnis-nanas.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 0em; margin-left: 1em;"><img alt="bisnis bertanam nanas" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyLCJSx0Tv5wa4h-KQjbYgSIW41jww3DB0snvA3l_HrfJmZ8WAI68cqx-eThoPYjD992GC4yYJoxZq37NxjkX0LVG6RPi_6ClmxlyLFWdg1EYP_20gcWQHMUdsZqvvCwoE3S1DUPXHsY0/s1600/bisnis-nanas.jpg" title="bisnis bertanam nanas" /></a></div>
Bisnis Bertanam Nanas. Nanas merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia selain pisang, mangga, dan manggis. Buah yang berbentuk unik ini memiliki berbagai keunggulan baik dari segi rasa, manfaat, dan kandungannya. Saat ini Indonesia tercatat sebagai negara pengekspor nanas terbesar dengan nilai ekspor mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat setiap tahunnya. Prestasi yang menggembirakan ini tentu membuat peluang agrobisnis nanas semakin mencorong. Pasalnya, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan posisinya dengan meningkatkan produksi nanas nasional.<br />
Tidak hanya peluang ekspor yang tinggi, peluang pemasaran nanas di pasar domestik pun terbilang cukup cerah. Terlebih, selain dikonsumsi segar, nanas juga termasuk komoditas yang sedang dikembangkan prospek agroindustrinya. Beberapa produk olahan nanas yang banyak digemari di antaranya nanas kaleng, sari buah nanas, selai nanas, manisan nanas, dan keripik nanas.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Bertanam Nanas</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi tanam yang sesuai dengan syarat tumbuh nanas, di antaranya terletak di ketinggian tempat 100—1.000 m dpl, suhu rata-rata 21—32° C, dan curah hujan 635—2.500 mm/tahun. Umumnya, nanas dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan pH ideal berkisar antara 5,5—7.</li>
<li>Bersihkan lahan dari rerumputan, bebatuan, dan sisa pepohonan.</li>
<li>Cangkul atau bajak tanah untuk membalik dan memecah bongkahan tanah.</li>
<li>Buat bedengan dengan lebar 1,0—1,2 m dan panjang sesuai lahan. Jarak antarbedengan berkisar 50—60 cm.</li>
<li>Gunakan pola tanam ganda (dua alur), jarak antarbaris terdekat 35—50 cm, sedangkan jarak antara dua kelompok lubang ganda adalah 80—100 cm.</li>
</ol>
<h2>
C. Persiapan Bahan Tanam Nanas</h2>
<ol>
<li>Hitung jumlah kebutuhan bibit yang harus disediakan. Jumlahnya tergantung pada jenis nanas, tingkat kesuburan tanah, dan ekologi pertumbuhannya. Umumnya, untuk satu hektare lahan kebutuhan bibit dapat mencapai 40.000 buah.</li>
<li>Pastikan bibit berasal dari penangkar yang terpercaya atau dapat juga diperoleh dari hasil pembibitan sendiri. Pada dasarnya, bibit nanas bisa diperoleh dari bagian mahkota (crown), tunas batang, dan seler (sucker).<br />
- Bibit berasal dari mahkota : panjang 20—25 cm; titik tumbuh tidak dihilangkan; daun di dasar mahkota dibuang hingga terlihat pangkal batang.<br />
- Bibit berasal dari tunas batang : panjang 40—50 cm; taji dibuang; kelopak daun paling bawah dibuang 5—6 helai.<br />
- Bibit berasal dari seler (sucker) : panjang lebih dari 30 cm; kelopak daun paling bawah dibuang 5—6 helai.<br />
- Bibit hasil sortasi dikumpulkan berdasarkan ukuran besar, sedang, atau kecil.</li>
</ol>
<h2>
D. Penanaman Bibit Nanas</h2>
<ol>
<li>Buat lubang tanam kecil sedalam 5—10 cm atau tergantung ukuran bibit.</li>
<li>Tanam bibit di lubang tanam yang telah disiapkan. Masukkan seperempat dari panjang bibit ke dalam tanah.</li>
<li>Padatkan tanah di sekitar pangkal batang nanas agar tanaman tidak mudah roboh.</li>
<li>Siram lubang tanam hingga tanah di sekitarnya lembap.</li>
<li>Ganti bibit yang mati atau tumbuh abnormal maksimum satu bulan setelah tanam.</li>
</ol>
<h2>
E. Pemeliharaan Tanaman Nanas</h2>
<ol>
<li>Lakukan pemupukan pertama 3 bulan setelah tanam dengan dosis per hektare urea 300 kg, SP-36 100 kg, dan KCl 50 kg.</li>
<li>Lakukan pemupukan kedua 10—14 bulan setelah tanam atau menjelang pembungaan dengan dosis per hektare urea 150 kg, SP-36 50 kg, dan KCl 100—200 kg.</li>
<li>Pupuk ditaburkan di sekeliling tanaman lalu tutup dengan tanah.</li>
<li>Lakukan penyiangan untuk menghindari tumbuhnya gulma. Penyiangan dilakukan sejak tanam hingga menjelang panen sebanyak 3 kali.</li>
<li>Lakukan forcing atau kegiatan mengatur pembungaan menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) saat tanaman berumur 10 bulan. Caranya, larutkan 30 g urea dalam 1 liter air, lalu tambahkan 0,6 ml ethrel. Siramkan larutan tersebut ke setiap titik tumbuh sebanyak 25 ml per tanaman. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu udara di bawah 24° C.</li>
</ol>
<h2>
F. Panen dan Pascapanen Bertanam Nanas</h2>
<ol>
<li>Panen nanas 150—160 hari setelah forcing. Biasanya, nanas siap panen memiliki ciri-ciri dasar buah berwarna kuning, pangkal batang buah keriput, dan mata buah telah menguning.</li>
<li>Lakukan pemanenan pada pukul 09.00—12.00. Caranya, potong tangkai buah menggunakan pisau yang tajam.</li>
<li>Kumpulkan hasil panen nanas di tempat yang teduh. Usahakan buah diberi alas dan tidak dibiarkan langsung disimpan di tanah. Setelah itu, angin-anginkan buah untuk menghilangkan suhu panas dari lahan.</li>
<li>Bersihkan buah dari kotoran yang menempel. Lakukan sortasi berdasarkan berat buah dan penampakan fisik.<br />
- Kelas A : berat 2,5 – 3 kg.<br />
- Kelas B : berat 2 – 2,5 kg.<br />
- Kelas C : berat 1,5 – 2 kg.<br />
- Kelas D : berat 1 – 1,5 kg.</li>
<li>Celup pangkal tangkai buah ke dalam parafin cair.</li>
<li>Susun buah yang masih memiliki mahkota pada posisi tidur. Simpan buah dalam kemasan yang terbuat dari kertas karton atau peti kayu yang mempunyai sekat dan lubang ventilasi.</li>
</ol>
<h2>
G. Kendala dan Solusi Bisnis Bertanam Nanas</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="37"><b>No.</b></td>
<td style="text-align: center;" width="148"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="236"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="37">1.</td>
<td width="148"><div align="center">
Harga jual berfluktuasi</div>
</td>
<td width="236"><ol>
<li>Sebaiknya bekerja sama dengan industri pengolahan sehingga tujuan pemasaran dan harga dapat terjamin.</li>
<li>Mengolah nanas menjadi berbagai jenis makanan olahan untuk meningkatkan nilai jual.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="37">2.</td>
<td width="148">Ukuran buah tidak seragam</td>
<td width="236">Gunakan bibit yang berasal penangkar terpercaya. Biasanya, bibit diperoleh dari hasil kultur jaringan, stek daun, atau stek bonggol nanas sehingga keseragamannya bisa lebih terjamin. Penggunaan bibit yang berasal dari anakan menyebabkan variasi umur berbunga dan karakter buah yang dihasilkan menjadi lebih beragam.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
H. Analisis Usaha Bisnis Bertanam Nanas</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas 5.000 m².</li>
<li>Jenis nanas yang dibudidayakan adalah nanas varietas PK 1 dengan masa produksi selama 16 bulan.</li>
<li>Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk luas tanam 5.000 m² adalah 20.000 bibit. Bibit yang digunakan dibeli dari penangkar bibit terpercaya. Umumnya, bibit berasal dari perbanyakan bonggol batang nanas atau perbanyakan secara kultur jaringan. Penggunaan bibit anakan akan membuat pertumbuhan dan masa panen nanas menjadi tidak seragam.</li>
<li>Rata-rata bobot nanas yang dihasilkan adalah 1,5 kg/buah dan dijual dengan harga Rp5.000/kg. Harga tersebut merupakan harga terendah di tingkat pekebun. Di lapangan, harga nanas bisa lebih tinggi, terutama jika kualitas buah baik dan dijual di pasar modern.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
—Biaya Investasi</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td width="149"><div align="center">
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td width="78"><div align="center">
<b>Harga</b></div>
</td>
<td width="64"><div align="center">
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td width="100"><div align="center">
<b>Investasi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="149">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
350.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="149">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="149">Sabit dan kored</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
95.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
475.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="149">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="100"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="149">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="149">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
2.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="149">Pompa air dan slang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="149">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="149">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="64"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="bottom" width="149">Total Investasi</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="100"><div>
5.525.000</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Tetap per Periode</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="171"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
<b>Masa pakai (bulan)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
<b>Harga (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
<b>Perhitungan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
<b>Total Biaya (Rp)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="171">Penyusutan hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/36 x Rp350.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
145.833</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="171">Penyusutan cangkul</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/48 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
78.125</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="171"><div align="center">
Penyusutan sabitdan kored</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
475.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/48 x Rp475.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
148.438</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="171">Penyusutan gembor</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/48 x Rp200.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
62.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="171">Penyusutan garpu</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
48</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/48 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
78.125</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="171">Penyusutan sumur</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
180</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
15/180xRp2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
166.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="171">Penyusutan pompa air dan slang</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
96</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
15/96 xRp1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
156.250</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="171"><div>
Penyusutan wheel barrow</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/60 x Rp800.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="171">Penyusutan ember</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
36</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="96"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135">15/36 x Rp250.000</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
83.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" width="171">Total biaya tetap</td>
<td style="text-align: center;" width="97"><div>
1.119.271</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Variabel per Periode</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="164"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><b>Harga (Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><b>Biaya (Rp)</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164"><b>Biaya Input</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="63"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="86"></td>
</tr>
<tr>
<td width="164">Bibit pisang</td>
<td style="text-align: center;" width="63"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
550</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
Bibit</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
1.100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
7.500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
3.750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Urea</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
330</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
528.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">KCl</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
7.900</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
193</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.520.750</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">SP-36</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63"><div>
2.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
385</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
847.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Insektisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">75.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
150.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Fungisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">75.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
Liter</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
150.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="164"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="63"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="86"></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164"><b>Biaya Tenaga kerja</b></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="63"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="58"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="86"></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Persiapan lahan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
30</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.050.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="164"><div>
Pembuatan lubang tanam</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Penanaman bibit</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
525.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Penyulaman</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
105.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Pendangiran</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
825.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Pengairan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.050.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Pemupukan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
175.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Penyiangan gulma</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
13</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
458.333</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="164">Pemberantasan HPT</td>
<td style="text-align: center;" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
280.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="164">Panen dan pascapanen</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="63">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
42</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="58"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.466.667</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="bottom" width="164">Total biaya variabel</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
15.380.750</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Total Biaya Operasional per Periode</h4>
Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel<br />
= Rp1.193.889 + Rp58.850.833<br />
= Rp60.044.722<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan</h3>
<h4>
—Pendapatan per Periode</h4>
Pendapatan = Jumlah hasil panen x Harga per kg<br />
= (20.000 x 95% x 1,5 kg/buah) x Rp5000/kg<br />
= Rp135.000.000<br />
<h4>
—Keuntungan per Periode</h4>
Keuntungan = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp135.000.000—Rp60.044.722<br />
= Rp74.955.278<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<b>—R/C rasio</b><br />
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp35.000.000 : Rp60.044.722<br />
= 2,25<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,25 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,25.</div>
Belajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-85390070366264146502016-04-25T15:27:00.001+07:002016-04-27T21:20:22.236+07:00Bisnis Bertanam Jambu Biji<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Bisnis Bertanam Jambu Biji</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM4DA9Ix0MYl58Gt5RfJi2kkpNhozfigdeK4Z4qbgNUro2rWNsYWWjoIDyMWY6XRpXM3Tgzw-pRCqBuOv5YwdVLBs5Q-XCqEz8ndrcZt1T3BRFXZqP33rosuuCGXY9UkrOaNKQjl-NEvk/s1600/bisnis-jambu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM4DA9Ix0MYl58Gt5RfJi2kkpNhozfigdeK4Z4qbgNUro2rWNsYWWjoIDyMWY6XRpXM3Tgzw-pRCqBuOv5YwdVLBs5Q-XCqEz8ndrcZt1T3BRFXZqP33rosuuCGXY9UkrOaNKQjl-NEvk/s1600/bisnis-jambu.jpg" /></a></div>
<a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-bertanam-jambu-biji.html">Bisnis Bertanam Jambu Biji</a>. Sesuai dengan namanya, jambu biji biasanya memiliki kandungan biji yang cukup banyak. Namun, keadaan tersebut tidak menjadi masalah bagi pecinta buah yang memiliki aroma khas ini. Pasalnya, jambu biji dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit karena memiliki kandungan gizi yang tinggi. Bahkan, vitamin C yang terkandung dalam jambu biji lebih tinggi dua kali lipat daripada jeruk. Tidak mengherankan, jika buah ini semakin digandrungi masyarakat. Terlebih, jambu biji juga memiliki daging buah yang manis sehingga dapat dikonsumsi langsung atau dibuat jus.<br />
Karena berbagai keunggulan tersebut, permintaan jambu biji pun semakin meroket. Tidak hanya permintaan rumah tangga, jambu biji juga banyak dibutuhkan sebagai bahan baku agroindustri seperti sari buah, sirup, jelly, dan permen. Tentu saja tingginya permintaan ini berdampak positif terhadap kenaikan harga jambu biji. Biasanya, petani mematok harga hingga Rp3.000—5.000 per kg. Nilai tersebut dapat lebih tinggi tergantung daerah pemasaran dan kualitas buah yang dihasilkan. Selain itu, jambu biji juga memiliki banyak keunggulan dari segi budi daya, di antaranya tanaman ini tahan serangan hama, mudah beradaptasi, dan dapat berbuah sepanjang tahun.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Bertanam Jambu Biji</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi tanam yang sesuai dengan syarat tumbuh jambu biji di antaranya terletak di ketinggian tempat 5—1.200 m dpl, curah hujan 1.000—2.000 mm/tahun, suhu 23—28° C, dan pH tanah 4,5—8,2.</li>
<li>Bersihkan lahan dari rerumputan, bebatuan, dan sisa pepohonan.</li>
<li>Cangkul atau bajak tanah untuk membalik dan memecah bongkahan tanah.</li>
<li>Buat lubang tanam dengan ukuran 75 x 75 x 75 cm. Jarak antara lubang tanam 3 x 5 m, 3 m dalam barisan dan 5 m antarbarisan.</li>
<li>Isi lubang tanam dengan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/pupuk?&max-results=7">pupuk kandang</a> dua minggu sebelum tanam sebanyak 10—20 kg. Biarkan lubang tanam terbuka selama 1—2 minggu, lalu timbun kembali lubang tanam tersebut.</li>
</ol>
<h2>
C. Penanaman Jambu Biji</h2>
<ol>
<li>Hitung kebutuhan bibit jambu biji per hektar. Jika jarak tanam yang digunakan 3 x 5 m, maka jumlah bibit yang harus disiapkan sebanyak 667 bibit ditambah 10% untuk keperluan bibit sulam.</li>
<li>Pastikan bibit jambu biji berasal dari penangkar yang terpercaya.</li>
<li>Siram media dalam polibag bibit hingga cukup basah.</li>
<li>Buka polibag secara vertikal. Usahakan media tidak pecah.</li>
<li>Letakkan bibit tepat di bagian tengah lubang tanam, lalu tutup dengan tanah galian hingga sebatas leher batang. Padatkan tanah agar bibit tetap tegak.</li>
<li>Tutup permukaan lubang tanam menggunakan mulsa jerami.</li>
<li>Siram lubang tanam secara perlahan. Selama dua minggu pertama, lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari, terutama selama tidak turun hujan. Pada minggu berikutnya, penyiraman hanya dilakukan sekali dalam sehari. Pada musim hujan, usahakan lahan tidak tergenang air agar tanaman tidak terserang penyakit.</li>
</ol>
<h2>
D. Pemeliharaan Tanaman</h2>
<ol>
<li>Siangi gulma pada radius 1—2 m di sekeliling tanaman jambu. Bersamaan dengan itu, bumbun tanah di sekitar perakaran tanaman.</li>
<li>Pangkas ujung cabang-cabang jambu biji setelah tanaman berumur 2 tahun agar tajuk tanaman rimbun.</li>
<li><a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/pupuk?&max-results=7">Pupuk tanaman</a> dengan menggunakan campuran urea, SP-36, KCl, dan pupuk kandang. Berikan pupuk dengan cara ditabur di sekeliling tanaman. Dosis pupuk untuk tanaman jambu biji bisa dilihat pada tabel berikut.<br />
Pedoman Perkiraan Dosis Pupuk Jambu Biji per Pohon
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="text-align: center;" width="116"><div>
<b>Umur Tanaman (Tahun)</b></div>
</td>
<td colspan="4" style="text-align: center;" width="367"><div>
<b>Jenis Pupuk</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="110"><div>
<b>Pupuk Kandang (kg)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
<b>Urea (Gram)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
<b>SP-36 (Gram)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
<b>KCl (Gram)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="116"><div>
Sebelum tanam</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="110"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="116"><div>
1 - 2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="110"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
25</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="116"><div>
2 - 4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="110"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
50</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
50</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="116"><div>
4 - 6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="110"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
100</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="116"><div>
6 - 8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="110"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
800</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</li>
<li>Lakukan penjarangan hanya pada batang atau dahan yang sudah berwarna tua dan dahan muda. Jika buah terlalu banyak, kurangi tunas-tunas yang ada dalam satu ranting agar buah menjadi besar dan rasanya manis.</li>
</ol>
<h2>
F. Panen dan Pascapanen Bertanam Jambu Biji</h2>
<ol>
<li>Amati perkembangan jambu biji. Jika warna buah sudah hijau keputihan dan aroma jambu biji sudah tercium, maka buah sudah dapat dipanen. Biasanya, tanaman jambu biji yang berasal dari bibit cangkok akan mulai berbuah pada umur tujuh bulan sejak tanam dan berproduksi optimal pada umur 2—3 tahun.</li>
<li>Panen buah dengan cara memotong tangkai buah menggunakan gunting pangkas.</li>
<li>Lakukan sortasi dan pengelompokan terhadap mutu jambu biji. Buah yang ukurannya kecil tetapi mutunya baik dapat dicampur dengan buah berukuran besar yang mutunya baik.</li>
<li>Simpan buah menggunakan kantong PE dengan suhu sekitar 23—25° C. Untuk pengiriman jarak jauh, gunakan peti persegi berukuran 60 x 28,5 x 28,5 cm.</li>
</ol>
<h2>
G. Kendala dan Solusi Bisnis Bertanam Jambu Biji</h2>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41"><b>No.</b></td>
<td style="text-align: center;" width="156"><div>
<b>Kendala</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="214"><div>
<b>Solusi</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41">1.</td>
<td width="156">Sulit menemukan bibit bersertifikat</td>
<td width="214">Jika sulit mendapat bibit bersertifikat, pastikan bibit yang dibeli berasal dari penangkar bibit yang terpercaya dan direkomendasikan oleh pelaku agrobisnis jambu biji lainnya.</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41">2.</td>
<td width="156">Tingkat produksi rendah</td>
<td width="214">Lakukan pemeliharaan seperti pemangkasan dan pemupukan sesuai dengan prosedur standar. Produksi buah menurun atau ukuran buah yang kecil biasanya terjadi jika dosis pemupukan kurang tepat dan tidak dilakukan penjarangan buah.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
H. Analisis Usaha Bisnis Bertanam Jambu Biji</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.</li>
<li>Jambu biji mulai berbuah pada umur 7 bulan setelah tanam dan berproduksi optimal pada umur 2 tahun dengan total masa produksi jambu selama 10 tahun.</li>
<li>Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 3 x 5 m adalah 667 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% untuk bibit sulam.</li>
<li>Buah dijual dengan harga Rp2.500 per kg. Harga tersebut merupakan harga terendah di tingkat pekebun. Di lapangan, harga jambu biji bisa lebih tinggi, terutama jika kualitas buah baik dan dijual di pasar modern.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
—Biaya Investasi</h4>
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="277"><div>
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><b>Harga(Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
<b>Investasi</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="135"><div>
<b>Reinvestasi pada tahun ke-5</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="277">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="135"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="277">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="135"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="277">Sabit dan kored</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
95.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
760.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
760.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="277">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
320.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
320.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="277">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="135"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="277">Pembuatan sumur</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="135"><div>
0</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="277"><div align="center">
Pompa air dan slang</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="135"><div>
1.000.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="277">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="135"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="277">Keranjang panen</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="86"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="61"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="76"><div>
750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="135"><div>
750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="277">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="277"></td>
<td style="text-align: center;" width="76"><div>
7.380.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
5.380.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" width="130"><b>Total Investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" width="135"><div>
<b>12.760.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td width="285"><div align="center">
<b>Komponen</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="66"><b>Harga (Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
<b>Satuan</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
<b>Tahun ke-1</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="285">Biaya Input</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="66"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="78"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="83"></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Bibit jambu biji</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
734</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
Bibit</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
25.690.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Ajir</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
667</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
Buah</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
333.500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
6.670.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="285">Urea</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
266.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">KCl</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
7.900</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
1.185.593</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">SP-36</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66"><div>
2.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="59"></td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
330.165</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">75.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
375.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Herbisida</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">75.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
Liter</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
375.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="285"></td>
<td valign="top" width="66"></td>
<td valign="top" width="59"></td>
<td valign="top" width="78"></td>
<td valign="top" width="83"></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285"><b>Biaya Tenaga kerja</b></td>
<td valign="top" width="66"></td>
<td valign="top" width="59"></td>
<td valign="top" width="78"></td>
<td valign="top" width="83"></td>
</tr>
<tr>
<td width="285">Persiapan lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
2.100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" valign="bottom" width="285"><div>
Pembuatan lubang tanam</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
40</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
1.400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="285">Penanaman bibit</td>
<td style="text-align: center;" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
16</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="83"><div>
555.833</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Penyulaman</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
140.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Pendangiran</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Pemupukan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
420.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Penyiangan gulma</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Pemberantasan HPT</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
525.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Pemangkasan</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
25</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
875.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="285">Panen dan pascapanen</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="66">35.000</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="78"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="83"><div>
1.750.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" width="285">Biaya variabel per tahun</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="78"></td>
<td style="text-align: center;" width="83">44.391.891</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4"><b>Total Biaya Variabel</b></td>
<td></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
<b>Tahun ke-2</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>Tahun ke-3</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
<b>Tahun ke-4</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
<b>Tahun ke-5</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
<b>Tahun ke- 6-10</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="81"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="84"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="85"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="87"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="92"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
6.670.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
6.670.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
6.670.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
6.670.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
33.350.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
53.360</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
106.720</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
106.720</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
213.440</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
1.920.960</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
131.733</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
263.465</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
263.465</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
106.720</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
17.388.690</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
36.685</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
73.370</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
73.370</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
526.930</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
4.842.420</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
1.875.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
375.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
1.875.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="81"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="84"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="85"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="87"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="92"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="81"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="84"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="85"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="87"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="92"></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="85"></td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
3.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
2.100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
3.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
525.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
525.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
525.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
525.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
2.625.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
875.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
4.375.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
1.750.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="84"><div>
3.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="85"><div>
3.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="87"><div>
3.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="92"><div>
17.500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
12.611.778</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="85"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="87"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
72.917.775</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" style="text-align: center;" valign="top" width="374"></td>
<td style="text-align: center;" width="92"><div>
173.338.608</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Variabel per Periode</h4>
Total Biaya Operasional per Periode<br />
Total biaya operasional = Total biaya investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp12.760.000 + Rp173.338.608<br />
= Rp186.432.108<br />
Dalam praktiknya, petani tidak perlu menyediakan uang sebanyak itu. Pasalnya, sejak tahun pertama, jambu biji sudah mulai berbuah dan mendatangkan hasil. Sebagian dari hasil disisihkan untuk modal perawatan pada tahun berikutnya.<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Bertanam Jambu Biji</h3>
<h4>
—Pendapatan Selama 10 Tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
<b>Tahun ke-</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
<b>Jumlah panen (kg)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
<b>Harga (Rp)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>Pendapatan (kg)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
<b>Pengeluaran (kg)</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
<b>Keuntungan (kg)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
1.251</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
2.502.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
51.771.821</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-49.269.891</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
5.642</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
11.284.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
12.611.788</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-1.327.778</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
7.738</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
15.476.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
-892.445</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
16.782</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
33.564.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
18.980.445</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
28.135</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
56.270.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
19.963.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
36.306.445</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
33.026</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
66.052.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
51.468.445</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
7</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
33.026</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
66.052.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
51.468.445</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
43.374</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
86.748.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
72.164.445</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68">9</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
43.374</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
86.748.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
72.164.445</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="68">10</td>
<td style="text-align: center;" width="79"><div>
54.831</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="74"><div>
2.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
109.662.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.583.555</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
95.078.445</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="68"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="79"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="74"></td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
534.358.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
186.432.108</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="84"><div>
347.925.892</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Keuntungan = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp534.358.000— Rp186.432.108<br />
= Rp347.925.892<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<b>—R/C rasio</b><br />
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp534.358.000 : Rp186.432.108<br />
= 2,87<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,87 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,87.<br />
<b>—Return of Invesment (ROI)</b><br />
ROI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal.<br />
ROI = (Keuntungan : Biaya operasional) x 100%<br />
= (Rp347.759.092 : Rp186.432.108) x 100%<br />
= 187%<br />
Artinya, setiap pengeluaran sebesar Rp1 akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp187.</div>
Belajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8991572016234089235.post-30537062000620668782016-04-25T15:19:00.001+07:002016-04-27T21:16:49.627+07:00Bisnis Bertanam Durian Unggul<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 align="center">
</h1>
<h2 align="left">
A. Prospek Bisnis Bertanam Durian Unggul</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhraQkS5wkoZdzX7Xea0QKOxJElS0UBoSj3Rf90N5NAmq34VqAa1VLPttXY8YCJao6SN2Pl_O2QglwLYdmL5YPV8AljOswIhm13qdCaA2vnHM4jzP7BFbsCgWsQSY-SmKgSECP3MYUWaqs/s1600/bisnis-durian-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1.5em;"><img alt="bisnis bertanam durian unggul" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhraQkS5wkoZdzX7Xea0QKOxJElS0UBoSj3Rf90N5NAmq34VqAa1VLPttXY8YCJao6SN2Pl_O2QglwLYdmL5YPV8AljOswIhm13qdCaA2vnHM4jzP7BFbsCgWsQSY-SmKgSECP3MYUWaqs/s1600/bisnis-durian-1.jpg" title="bisnis bertanam durian unggul" /></a></div>
<a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-bertanam-durian-unggul.html">Bisnis Bertanam Durian Unggul</a>. Peluang pasar durian di Indonesia sangat cerah, karena permintaan masyarakat terhadap buah ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Buah yang memiliki julukan “King of Tropical Fruit” ini digemari oleh banyak orang, baik tua maupun muda. Sayangnya, durian yang beredar di pasaran masih didominasi oleh durian monthong dari Thailand. Namun, bagi petani durian lokal, kehadiran durian impor tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan. Pasalnya, durian lokal juga memiliki penggemar tersendiri karena rasa dan aromanya yang lebih kuat.<br />
Selain permintaan tinggi, keunggulan lain bisnis durian adalah harganya yang cukup tinggi di pasaran. Biasanya, durian dijual dengan harga Rp15.000—25.000/buah di pasar tradisional. Sementara itu, di pasar modern, harga buah durian berkualitas bisa mencapai Rp30.000/kg. Tingginya harga jual durian tentu menjadi salah satu daya tarik untuk membudidayakan buah ini.<br />
<h2>
B. Persiapan Lahan Bertanam Durian Unggul</h2>
<ol>
<li>Pilih lokasi kebun yang sesuai dengan syarat tumbuh durian. Secara umum, durian dapat tumbuh baik di lokasi yang terletak di ketinggian 400—600 m dpl, curah hujan 1.500—2.500 mm/tahun, suhu 22—29° C, dan pH tanah 6—7. Kemiringan lahan sebaiknya tidak lebih dari 30°.</li>
<li>Bersihkan lahan dari rerumputan, bebatuan, dan sisa pepohonan.</li>
<li>Cangkul atau bajak tanah untuk membalik dan memecah bongkahan tanah.</li>
<li>Tentukan jarak tanam yang akan digunakan. Jarak tanam yang biasa digunakan adalah 8 x 8 meter atau 10 x 10 meter, tergantung varietas dan pola tanam.</li>
<li>Buat lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Pisahkan tanah bagian atas di kanan dan tanah bagian bawah di kiri lubang.</li>
<li>Campur tanah lapisan atas dengan pupuk kandang dua minggu sebelum tanam sebanyak 15—25 ton/ha. Biarkan lubang tanam terbuka selama 1—2 minggu, lalu timbun kembali lubang tanam tersebut.</li>
<li>Pasang ajir di tengah lubang yang telah ditimbun untuk menandai lubang tanam.</li>
</ol>
<h2>
C. Penanaman Bibit Durian Unggul</h2>
<ol>
<li>Hitung kebutuhan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/2016/04/bisnis-pembibitan-durian-teknik-sambung.html">bibit durian</a> per hektare. Jika jarak tanam yang digunakan 8 x 8 m, maka jumlah bibit yang harus disiapkan sebanyak 156 bibit ditambah 5% untuk persediaan bibit sulam.</li>
<li>Pastikan bibit durian yang ditanam merupakan bibit bersertifikat dengan varietas sesuai permintaan pasar.</li>
<li>Lepaskan bibit dari polibag secara hati-hati. Jaga agar media tanam tidak lepas atau berhamburan karena bisa mengakibatkan tanaman menjadi stres.</li>
<li>Masukkan bibit ke dalam lubang tanam. Pastikan bibit berada tepat di bagian tengah lubang tanam. Tanam bibit hingga sebatas leher batang, lalu tekan tanah di sekitar bibit supaya bibit tetap tegak.</li>
<li>Siram bibit dan tutup tanah di bawah tajuk bibit dengan rumput kering untuk menjaga kelembapan tanah.</li>
<li>Lakukan penyulaman terhadap bibit yang mati atau tumbuh abnormal satu minggu setelah penanaman.</li>
</ol>
<h2>
D. Pemeliharaan Tanaman Durian Unggul</h2>
<ol>
<li>Lakukan <a href="http://panduanbertanam.blogspot.co.id/search/label/pupuk?&max-results=7">pemupukan</a> sejak awal pertumbuhan hingga tahun ketiga menggunakan pupuk NPK dengan kadar N tinggi. Pupuk kandang hanya diberikan sekali setahun, yaitu pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan. Berikut panduan pemupukan durian.<br />
Pedoman perkiraan dosis pupuk durian per pohon
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" width="94"><div align="center">
<b>Umur<br />
Tanaman<br />
(Tahun)</b></div>
</td>
<td colspan="4" width="342"><div align="center">
<b>Jenis Pupuk</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="103"><div align="center">
<b>Pupuk Kandang (kg)</b></div>
</td>
<td width="80"><div align="center">
<b>Urea (kg)</b></div>
</td>
<td width="82"><div align="center">
<b>SP-18 (kg)</b></div>
</td>
<td width="78"><div align="center">
<b>KCl (kg)</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="94"><div align="center">
1-3</div>
</td>
<td valign="bottom" width="103"><div align="center">
20-30</div>
</td>
<td valign="bottom" width="80"><div align="center">
0,5-1</div>
</td>
<td valign="bottom" width="82"><div align="center">
0,25-0,5</div>
</td>
<td valign="bottom" width="78"><div align="center">
0,25-0,5</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="94"><div align="center">
4-6</div>
</td>
<td valign="bottom" width="103"><div align="center">
30-40</div>
</td>
<td valign="bottom" width="80"><div align="center">
1-2</div>
</td>
<td valign="bottom" width="82"><div align="center">
0,5-1</div>
</td>
<td valign="bottom" width="78"><div align="center">
0,5-1</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="94"><div align="center">
7-10</div>
</td>
<td valign="bottom" width="103"><div align="center">
50-60</div>
</td>
<td valign="bottom" width="80"><div align="center">
2-3</div>
</td>
<td valign="bottom" width="82"><div align="center">
1-1,5</div>
</td>
<td valign="bottom" width="78"><div align="center">
1-1,5</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="94"><div align="center">
> 10</div>
</td>
<td width="103"><div align="center">
50-60</div>
</td>
<td width="80"><div align="center">
3-4</div>
</td>
<td width="82"><div align="center">
1,5-2</div>
</td>
<td width="78"><div align="center">
1,5-2</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</li>
<li>Lakukan penyiangan untuk menghindari tumbuhnya gulma. Bersamaan dengan penyiangan, lakukan pula pembumbunan yang bertujuan untuk menutup bagian perakaran.</li>
<li>Lakukan pengairan sejak awal pertumbuhan hingga tanaman berproduksi. Penyiraman sebaiknya tidak sampai menggenangi akar. Siram tanaman sedikitnya tiga kali seminggu.</li>
<li>Pelihara batang utama durian hingga setinggi 70—100 cm. Setelah itu, pilih 10 cabang primer. Usahakan untuk menyeimbangkan antara bentuk tajuk dan percabangannya.</li>
<li>Seleksi buah setelah durian berdiameter 5 cm. Berikan pupuk makro NPK (0,5 – 1 kg/pohon) setelah buah berumur 10 hari untuk mencegah kerontokan.</li>
<li>Ikat buah dengan tali rafia untuk mencegah buah jatuh ke tanah.</li>
</ol>
<h2>
E. Panen dan Pascapanen Durian Unggul</h2>
<ol>
<li>Lakukan pemanenan setelah buah berumur 4 bulan setelah bunga mekar. Umumnya, tanaman mulai berbuah pada saat berumur 4—5 tahun sejak ditanam. Ciri-ciri durian siap panen di antaranya ujung duri berwarna cokelat tua, garis-garis di antara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah dibengkokkan, ruas-ruas tangkai buah membesar, baunya harum, serta terdengar bunyi kasar dan bergema jika buah dipukul.</li>
<li>Potong tangkai buah dengan pisau atau galah berpisau. Usahakan buah durian jangan sampai terjatuh.</li>
<li>Lakukan sortasi dan pengelompokan berdasarkan berat buah, dan keseragaman.<br />
- Kelas A : berat 2,5—3 kg tujuan ekspor negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat.<br />
- Kelas B : berat 2,5—5 kg tujuan ekspor negara-negara di Asia.</li>
</ol>
<h2>
F. Kendala dan Solusi Bisnis Bertanam Durian Unggul</h2>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="41"><b>No.</b></td>
<td style="text-align: center;" width="178"><b>Kendala</b></td>
<td style="text-align: center;" width="191"><b>Solusi</b></td>
</tr>
<tr>
<td width="41">1.</td>
<td width="178">Tanaman durian tidak berbunga dan tidak berbuah</td>
<td width="191"><ol>
<li>Atur jarak tanam supaya tanaman mendapat sinar matahari yang cukup.</li>
<li>Tambahkan unsur hara dan pupuk organik untuk merangsang pembungaan.</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="41">2.</td>
<td valign="bottom" width="178">Tanaman durian berbunga, tetapi tidak berbuah</td>
<td valign="bottom" width="191">Lakukan penyerbukan buatan pada malam hari.</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>
G. Analisis Usaha Bisnis Bertanam Durian Unggul</h2>
<h3>
a. Asumsi</h3>
<ol>
<li>Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.</li>
<li>Reinvestasi dilakukan setiap lima tahun yaitu pada tahun ke-5, tahun ke-10, dan tahun ke-15.</li>
<li>Masa produksi durian selama 20 tahun dan mulai menghasilkan pada tahun ke-5.</li>
<li>Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 8 x 8 m adalah 156 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% untuk bibit sulam.</li>
<li>Bobot masing-masing buah diasumsikan 2 kg dan dijual dengan harga Rp2.500 per kg. Harga tersebut merupakan harga terendah di tingkat pekebun. Di lapangan, harga durian bisa lebih tinggi, terutama jika kualitas buah baik dan dijual di pasar modern.</li>
</ol>
<h3>
b. Rincian Biaya</h3>
<h4>
—Biaya Investasi</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="236"><b>Komponen</b></td>
<td style="text-align: center;" width="59"><b>Harga (Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="51"><b>Jumlah</b></td>
<td style="text-align: center;" width="49"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="60"><b>Investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" width="70"><b>Reinvestasi I</b></td>
<td style="text-align: center;" width="69"><b>Reinvestasi II</b></td>
<td style="text-align: center;" width="70"><b>Reinvestasi III</b></td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Hand sprayer</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
350.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
700.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Cangkul</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
500.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Sabit dan kored</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
95.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
760.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
760.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
760.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
760.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Gembor</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
40.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
320.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
320.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
320.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
320.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Garpu</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
50.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
400.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Pembuatan<br />
sumur</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">Paket</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
2.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Pompa air dan selang</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">Buah</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
1.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Wheel barrow</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="59"><div>
200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">Buah</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="60"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="70"><div>
800.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="236">Ember</td>
<td style="text-align: center;" width="59"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="49">buah</td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
250.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="top" width="236"></td>
<td style="text-align: center;" width="60"><div>
6.730.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
3.730.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
4.730.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
3.730.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="7" width="77"><b>Total Investasi</b></td>
<td style="text-align: center;" width="70"><div>
<b>18.920.000</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Biaya Variabel Selama 20 Tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="122"><b>Komponen</b></td>
<td style="text-align: center;" width="61"><b>Harga (Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="51"><b>Jumlah</b></td>
<td style="text-align: center;" width="55"><b>Satuan</b></td>
<td style="text-align: center;" width="69"><b>Tahun ke-1</b></td>
<td style="text-align: center;" width="65"><b>Tahun ke-2</b></td>
<td style="text-align: center;" width="65"><b>Tahun ke-3</b></td>
<td style="text-align: center;" width="65"><b>Tahun ke-4</b></td>
<td style="text-align: center;" width="64"><b>Tahun ke-5</b></td>
<td style="text-align: center;" width="77"><b>Tahun ke- 6-20</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="122">Biaya Input</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="61"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="51"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="65"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="65"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="65"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="64"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="77"></td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Bibit durian</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
25.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
172</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
Bibit</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
4.300.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65">-</td>
<td style="text-align: center;" width="65">-</td>
<td style="text-align: center;" width="65">-</td>
<td style="text-align: center;" width="64">-</td>
<td style="text-align: center;" width="77">-</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Pupuk kandang</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="51"></td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
1.560.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
1.560.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
1.560.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
1.560.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
2.340.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
56.940.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Urea</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
1.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="51"></td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
124.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
124.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
124.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
124.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
249.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
9.734.400</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">KCl</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
7.900</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="51"></td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
308.100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
308.100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
308.100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
308.100</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
616.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
24.031.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">SP-36</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
2.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="51"></td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
85.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
85.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
85.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
85.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
171.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
6.692.400</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Pestisida</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
Kg</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
2.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Herbisida</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
75.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
Liter</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
150.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
2.250.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="bottom" width="122">Biaya Tenaga kerja</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="61"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="51"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="69"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="65"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="65"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="65"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="64"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="77"></td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Persiapan lahan</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="51"><div>
60</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="69"><div>
2.100.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Pembuatan lubang tanam</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Penanaman bibit</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="51"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
70.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Penyulaman</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="51"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
-</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Pendangiran</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
140.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
2.100.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Pemupukan</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
1.575.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Penyiangan gulma</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
420.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
6.300.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Pemberantasan HPT</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
105.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
1.575.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Pemangkasan</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
280.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
4.200.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: left;" width="122">Panen dan pascapanen</td>
<td style="text-align: center;" width="61"><div>
35.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="51"><div>
65</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="55"><div>
HOK</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
-</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
2.275.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
34.125.000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="122">Biaya variabel per tahun</td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="61"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="51"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="55"></td>
<td style="text-align: center;" width="69"><div>
10.073.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
3.428.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
3.428.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="65"><div>
3.428.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="64"><div>
7.002.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
151.773.600</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="9" width="122"><b>Total biaya variabel</b></td>
<td style="text-align: center;" width="77"><div>
<b>179.135.800</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Total Biaya Operasional Selama 20 Tahun</h4>
Total biaya operasional = Total biaya investasi + Total biaya variabel<br />
= Rp18.920.000 + Rp179.135.800<br />
= Rp198.055.800<br />
Dalam praktiknya, petani tidak perlu menyediakan uang sebanyak itu. Pasalnya, sejak tahun kelima, durian sudah mulai berbuah dan mendatangkan hasil. Sebagian dari hasil disisihkan untuk modal perawatan pada tahun berikutnya.<br />
<h3>
c. Pendapatan dan Keuntungan</h3>
<h4>
—Pendapatan Selama 20 Tahun</h4>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 98%;">
<tbody>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><b>Tahun ke-</b></td>
<td style="text-align: center;" width="75"><b>Jumlah panen (kg)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="54"><b>Harga (Rp)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="81"><b>Pendapatan (kg)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="86"><b>Pengeluaran (kg)</b></td>
<td style="text-align: center;" width="95"><b>Keuntungan (kg)</b></td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53"><div>
1</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54"><div>
2500</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
16.803.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-16.803.700</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="53"><div>
2</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2500</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
3.428.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-3.428.700</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
3</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2500</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
3.428.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-3.428.700</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
4</div>
</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="75"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2500</td>
<td style="text-align: center;" valign="bottom" width="81"><div>
0</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
3.428.700</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
-3.428.700</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
5</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
4.680</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
11.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.732.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
967.600</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
6</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
4.680</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
11.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
7.002.400</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
4.697.600</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
7</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
6.240</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
15.600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
9.599.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
6.000.200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
8</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
6.240</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
15.600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
9.599.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
6.000.200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
9</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
7.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
19.500.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
9.599.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
9.900.200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
10</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
9.360</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
23.400.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.329.800</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
9.070.200</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
11</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
12.480</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
31.200.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
20.562.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
12</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
15.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
39.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
28.362.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
13</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
15.600</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
39.000.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
28.362.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
14</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
18.720</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
46.800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
36.162.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
15</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
18.720</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
46.800.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
14.367.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
32.432.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
16</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
20.280</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
50.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
40.062.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
17</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
20.280</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
50.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
40.062.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
18</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
20.280</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
50.700.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
40.062.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
19</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
21.840</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
54.600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
43.962.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" width="53"><div>
20</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="75"><div>
21.840</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="54">2.500</td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
54.600.000</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
10.637.200</div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
43.962.800</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="53"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="75"></td>
<td style="text-align: center;" valign="top" width="54"></td>
<td style="text-align: center;" width="81"><div>
<b>561.600.000</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="86"><div>
<b>198.055.800</b></div>
</td>
<td style="text-align: center;" width="95"><div>
<b>363.544.200</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h4>
—Keuntungan</h4>
Keuntungan = Pendapatan—Total biaya operasional<br />
= Rp561.600.000— Rp198.055.800<br />
= Rp363.544.200<br />
<h3>
d. Kelayakan Usaha</h3>
<h4>
—R/C rasio</h4>
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional<br />
= Rp561.600.000 : Rp198.055.800<br />
= 2,84<br />
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,84 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,84.<br />
<h4>
— Return of Invesment (ROI)</h4>
ROI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal.<br />
ROI = (Keuntungan : biaya operasional) x 100%<br />
= (Rp561.600.000 : Rp198.055.800) x 100%<br />
= 184%<br />
Artinya, setiap pengeluaran sebesar Rp1 akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp184.</div>
Belajar Bahasa Inggrishttp://www.blogger.com/profile/14000621215538484172noreply@blogger.com0