Cara Menanam Mangga di dalam Pot (Tabulampot)

Mangga termasuk jenis buah yang banyak dipilih para hobiis tanaman buah untuk ditanam di pot. Mangga yang ditanam di dalam pot lebih memudahkan dalam proses perawatan dan pemindahan. Berikut kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penanaman mangga di dalam pot (tabulampot

A. Memilih Pot dan Media Tanam
Pot dan media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan mangga. Pot sebagai wadah media tanam dapat berupa pot plastik, pot kayu, pot drum, dan sebagainya asalkan tidak mudah pecah dan ringan. Pot yang digunakan untuk menanam mangga sebaiknya berdiameter 50 cm. Bagian dasar pot dilubangi untuk memperlancar pembuangan air. Agar air siraman tidak tergenang, sebaiknya pot diberi penyangga berupa batako atau kayu untuk mencegah terjadinya serangan penyakit busuk akar. Penyangga atau kaki di bagian bawah pot juga berfungsi untuk menjaga sirkulasi udara dan kelembapan pot.
Bentuk dan ukuran pot yang digunakan juga harus diper-hatikan. Sebaiknya gunakan pot yang memiliki mulut pot tidak terlalu lebar atau terlalu sempit. Bentuk pot yang memanjang ke bawah sangat dianjurkan. Ukuran pot yang tidak seimbang dengan ukuran tanaman dapat mengakibatkan pertumbuhan akar terhambat, sehingga serapan unsur hara dan air tidak maksimal. Akibatnya, tanaman mangga tidak berbuah, bahkan mati.
Bahan pot yang akan digunakan juga dapat disesuaikan dengan umur tanamannya. Tanaman yang masih berumur 6—12 bulan sebaiknya ditanam menggunakan pot berbahan tanah liat, ember plastik, atau polibag. Sementara itu, tanaman yang sudah berumur dua tahun atau lebih sebaiknya ditanam menggunakan pot yang lebih kuat, seperti drum, tanah liat, kayu, atau pot plastik tahan pecah.
Media tanam yang digunakan untuk bertanam tabulampot mangga harus mengandung unsur hara yang cukup dan mudah diserap tanaman, bebas hama dan penyakit, mudah mengikat dan melepas air, ringan, gembur, serta mengandung mikroorganisme yang berperan dalam penguraian bahan organik. Tanah liat atau tanah kebun berhumus cocok digunakan sebagai media untuk menanam mangga dalam pot. Media tersebut harus dicampur dengan kompos, pasir, atau pupuk kandang.
Agar media tanam yang digunakan lebih ringan, pasir dapat diganti dengan serbuk gergaji atau bubuk arang. Komposisi media tanam yang dianjurkan, yakni tanah, pupuk kandang, dan serbuk gergaji dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Tambahkan 1 liter bubuk arang untuk setiap 10 kg campuran media tanam.
Kesalahan dalam pemilihan media tanam dapat menye-babkan akar tanaman sulit menembus tanah sehingga menghambat penyerapan unsur hara dan air. Keasaman (pH) media tanam juga berpengaruh terhadap kemampuan akar dalam menyerap unsur hara. Media tanam yang terlalu basa atau asam akan menyulitkan akar dalam menyerap unsur hara tertentu. Pemberian kapur dolomit bertujuan untuk menetralkan pH tanah yang terlalu rendah. Sementara itu, belerang dapat diaplikasikan untuk menetralkan media tanam yang memiliki pH tinggi atau basa. Tanah yang terlalu liat juga dapat diatasi dengan menambahkan pasir atau arang sekam dan pupuk kandang.

B. Menanam Mangga
Penanaman mangga dalam pot relatif sama dengan tabulampot lainnya. Bibit yang akan ditanam disesuaikan dengan bibir pot. Caranya, masukkan bibit ke dalam pot yang telah diisi media tanam seperempat volume pot. Jarak minimum antara tinggi tanaman dengan permukaan bibir pot adalah 5—10 cm. Jika ketinggian batang mangga sudah disesuaikan dengan bibir pot, barulah bibit dikeluarkan dari polibag. Berikut tahapan-tahapan penanaman mangga dalam pot.
1. Alasi dasar pot dengan humus dan ijuk atau serbuk gergaji untuk menghindari terjadinya erosi media tanam saat penyiraman. Selain itu, pemberian alas ini bertujuan menjaga kelembapan media dalam pot. Tambahkan insektisida butiran (seperti Furadan) dalam serbuk gergaji untuk menghindari serangan cacing tanah, rayap, dan orong-orong. Setelah itu, masukkan media tanam ke dalam pot.
2. Keluarkan bibit dari polibag secara hati-hati. Untuk memudahkan proses pemisahan bibit, siram media tanam di polibag, lalu balik posisinya dan tepuk-tepuk atau buat keratan di bagian bawah dan samping polibag. Akar yang terputus akan mengakibatkan tanaman stres, bahkan mati saat dipindahkan ke dalam pot. Pangkas ranting, cabang, dan daun untuk mengurangi transpirasi.

3. Tanam bibit di tengah-tengah media tanam dengan posisi batang utama tegak, lalu tambahkan media di sekitar pangkal batang bibit hingga pot terisi penuh sambil dipadatkan. Penimbunan media tanam yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan batang membusuk.
4. Siram media tanam hingga cukup basah. Hal ini bertujuan agar bibit tanaman kembali segar dan akar bibit tidak mengalami gangguan akibat tekanan yang berlebihan.
5. Letakkan tabulampot di tempat yang ternaungi atau teduh untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Bibit yang telah memunculkan tunas-tunas baru (3—5 minggu) dipindahkan ke tempat terbuka agar terkena matahari secara langsung.

Tabulampot mangga sebaiknya diletakkan di tempat yang terkena matahari langsung. Tanaman buah, termasuk mangga, membutuhkan sinar matahari selama 10—12 jam/hari. Kekurangan sinar matahari akan berpengaruh negatif terhadap proses fotosintesis tanaman. Akibatnya, pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman terganggu, bahkan dapat mengakibatkan tanaman mangga tidak menghasilkan buah.
Proses fotosintesis yang berlangsung sempurna akan mendorong tanaman mangga berbunga dan berbuah lebih cepat. Penempatan tabulampot di tempat yang rindang juga dapat mengakibatkan tanaman lebih mudah terserang hama dan penyakit. Penempatan tabulampot mangga harus tegak. Pot yang ditempatkan miring dapat mengakibatkan batang tumbuh bengkok, sehingga bentuk tanaman menjadi kurang menarik dan mengganggu keasrian tanaman.
C. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap mangga tabulampot bertujuan untuk menjaga kesehatan tanaman dan ke-indahan bentuknya. Pemeliharaan harus dilaksanakan sejak bibit mangga ditanam, karena kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap proses pembungaan dan pem-buahan. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap tabu-lampot mangga meliputi penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan.
a. Penyiraman dan Penggemburan
Mangga termasuk tanaman buah yang memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya. Penyiraman mangga tabulampot harus dilakukan secara tepat dan teratur. Kekurangan air dapat mengakibatkan tanaman mangga sulit bernapas akibat tertutupnya stomata atau mulut daun. Tanaman akan menjadi layu, bahkan mati bila mengalami kekurangan air yang berlangsung lama. Penyiraman yang berlebihan juga tidak disarankan, karena dapat mengganggu pertumbuhan akar tanaman mangga. Akar akan mudah membusuk akibat serangan cendawan karena media tanam terlalu lembap.
Penyiraman dimaksudkan untuk merangsang pembentukan bunga dan buah serta menjaga perkembangan buah. Tanaman mangga membutuhkan air yang cukup pada saat awal penanaman serta pembentukan bunga dan buah. Pada awal penanaman, penyiraman dilakukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman—seperti perkembangan akar dan pertumbuhan tunas baru. Penyiraman juga ber-fungsi untuk menjaga kesehatan dan kesuburan tanaman.
Air yang digunakan untuk menyiram mangga dalam pot sebaiknya menggunakan air sumur atau yang berasal dari mata air. Penyiraman dilakukan sampai media tanam basah dan lembap. Jangan menyiram mangga tabulampot secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan tanaman sulit berbuah, karena penyiraman yang berlebihan hanya memacu pertumbuhan vegetatif.
Jika media terlalu basah, bunga yang muncul pun biasanya akan mudah rontok. Penyiraman harus dihentikan bila air siraman sudah meluber dari pot. Tanaman mangga yang masih muda atau yang sedang mengeluarkan buah, dapat disiram dua kali sehari, pagi dan sore hari. Alat yang digunakan untuk menyiram berupa sprayer, gembor, atau pipa karet.
Penggunaan sprayer pada tanaman mangga tabulampot akan memudahkan penyiraman karena tidak merusak media tanam dan bagian tanaman lainnya. Alat ini mengeluarkan air siraman secara merata. Pipa dengan sistem drip irrigation dapat dilakukan untuk mempermudah penyiraman, terutama jika tanaman yang akan disiram jumlahnya terlalu banyak.
Media tanam dalam pot biasanya menjadi padat setelah penyiraman. Hal ini dapat menghambat peresapan air dan sirkulasi udara. Media tanam perlu digemburkan untuk menghindari hal tersebut. Penggemburan dapat dilakukan sebulan sekali. Penggemburan diharapkan dapat kembali memperlancar peresapan air dan sirkulasi udara.
b. Pemupukan
Tanaman mangga yang ditanam dalam pot juga mem-butuhkan asupan unsur hara yang sama dengan tanaman mangga yang ditanam di kebun. Areal serapan akar mangga tabulampot hanya sebatas media tanam. Karena itu, pemupukan yang baik dengan dosis yang tepat harus dilakukan secara teratur.
Masa pembungaan tanaman mangga dalam pot dapat diatur (berbuah di luar musim. Syaratnya, pemupukan harus dilakukan secara teratur, baik dari jenis, dosis, dan waktu pemberian. Jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman berbeda-beda, sehingga sulit untuk ditentukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya komposisi media tanam, varietas tanaman, wadah yang digunakan, kondisi tanaman dan lingkungan tumbuh, cara pemupukan, tujuan pemupukan, dan ukuran buah.
Pemupukan yang tidak sesuai dosis dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, bahkan mengalami keracunan. Pemupukan tanaman mangga dalam pot dapat dilakukan melalui akar lewat media tanam atau melalui daun. Pupuk yang digunakan berupa pupuk organik dan pupuk anorganik.
1. Pupuk Organik
Pupuk organik diberikan sebagai pupuk dasar sebelum penanaman yang bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah media tanam. Pupuk organik yang diberikan dapat berupa kompos atau pupuk kandang. Gunakan pupuk organik yang telah matang agar akar tidak terbakar akibat kenaikan suhu media tanam. Pupuk organik yang telah matang memiliki suhu yang rendah, tidak berbau, dan remah.
Pemberian pupuk organik untuk tanaman muda dapat dilakukan setiap enam bulan sekali sampai tanaman berumur dua tahun. Hal ini disebabkan pada rentang waktu tersebut unsur hara tanaman sering habis tercuci air atau terserap oleh tanaman. Selanjutnya, pupuk kandang cukup diberikan satu tahun sekali. Pupuk organik diberikan dengan cara ditaburkan di atas permukaan media tanam atau dengan mencampurkannya dengan air sampai menjadi bubur dengan kepekatan 50%.
Bubur pupuk ini kemudian disiramkan secara merata ke seluruh permukaan media tanam. Komposisi yang digunakan untuk membuat bubur pupuk adalah 20 liter air untuk 10 kg pupuk kandang. Pupuk organik (pupuk kandang) selain berfungsi menyuplai unsur hara bagi tanaman, juga dapat menstabilkan pH media tanam, memelihara sifat fisik tanah, menggemburkan tanah, dan menjaga agar struktur tanah tetap remah.
2. Pupuk Anorganik
Pemberian pupuk anorganik bertujuan untuk mencukupi suplai unsur hara bagi tanaman. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk tunggal, seperti urea, TSP, dan KCl atau pupuk majemuk seperti NPK. Pupuk anorganik harus diberikan sesuai jenisnya, tergantung kebutuhan tanaman. Urea atau ZA digunakan sebagai sumber nitrogen, TSP sebagai sumber fosfor (P), sedangkan KCl sebagai sumber kalium.
Pertumbuhan vegetatif dapat dirangsang dengan pemberian pupuk urea dengan unsur N yang tinggi, sedangkan untuk merangsang pertumbuhan generatif dapat diberikan pupuk TSP dengan unsur P yang tinggi. Unsur hara P sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan generatif untuk pembentukan bunga dan buah.
Urea, KCl, dan pupuk majemuk NPK diberikan sebelum atau sesudah tanam, sedangkan pupuk TSP diberikan setelah penanaman. Selanjutnya, pupuk anorganik dapat diberikan satu bulan sekali selama enam bulan. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk secara merata di atas media tanam dengan dosis satu sendok makan per pohon. Agar pupuk tercampur merata, media tanam digemburkan menggunakan garu. Pemupukan juga dapat dilakukan bersamaan dengan penyiraman dengan mencampurkan pupuk ke dalam air penyiraman.
c. Pemangkasan
Pemangkasan untuk tanaman mangga dalam pot bertujuan untuk memudahkan perawatan, dengan mengatur percabangan dan membentuk tajuk yang serasi dengan pot. Bertanam mangga dalam pot tidak hanya untuk tujuan estetika. Pemangkasan juga bertujuan merangsang pembentukan buah. Berbeda dengan pemangkasan untuk mangga yang ditanam di kebun, pemangkasan untuk mangga tabulampot dilakukan hanya dengan membuang cabang dan ranting yang rusak dan tidak sehat. Cabang dan ranting pun tidak dibiarkan tumbuh terlalu panjang.
Alat yang digunakan berupa gunting pangkas yang tajam. Pemangkasan yang dilakukan untuk tanaman mangga tabulampot meliputi pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, pemangkasan produksi, dan pemangkasan berat.
1. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan ini dilakukan terhadap tanaman muda untuk menjaga agar pertumbuhan cabang tidak saling bersilangan dan terhadap tanaman dewasa yang memiliki percabangan tidak teratur. Pemangkasan ini bertujuan untuk membentuk tajuk yang ideal dengan percabangan yang tumbuh teratur dan merata ke segala arah. Berikut tahapan pemangkasan bentuk.
- Pangkas batang pokok tepat di atas batas kulit yang  berwarna hijau atau cokelat.
- Dari pemangkasan pertama biasanya akan muncul 5—6 cabang utama. Pangkas kembali dengan menyisakan tiga cabang utama yang sehat, kuat, dan tidak tumbuh bersilangan.
- Jika cabang utama telah berumur 3—6 bulan atau panjang mencapai satu meter, pemangkasan bentuk dapat dilakukan untuk membentuk cabang sekunder.
2. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan ini bertujuan untuk mengurangi kerimbunan, mengatur pertumbuhan cabang, serta mencegah serangan hama dan penyakit akibat keadaan tanaman yang terlalu lembap. Waktu yang tepat untuk pelaksanaan pemangkasan ini adalah pada musim hujan atau awal musim kemarau. Caranya, pangkas cabang-cabang nonproduktif untuk menghemat penggunaan energi. Pemangksan juga dapat dilakukan setelah panen dengan membuang cabang dan ranting yang patah, rusak, dan terkena penyakit.
3. Pemangkasan Produksi
Pemangkasan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan tanaman mangga, meningkatkan kuantitas dan kualitas buah yang dihasilkan, serta menjaga agar produktivitasnya tetap tinggi. Pemangkasan ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni pemangkasan akar, pengeratan batang, pemangkasan dahan, cabang, ranting, dan daun, serta pemangkasan ranting buah.

Pemangkasan akar dilakukan pada saat pembungaan kurang, meskipun pertumbuhan tanaman terlihat baik. Pemangkasan dilakukan dengan membuang akar yang berukuran kecil menggunakan pisau atau golok yang tajam. Pengeratan batang bertujuan untuk membantu pembentukan buah dengan menghambat aliran zat makanan dari pucuk ke akar.
Selain dengan pengeratan batang, pembentukan bunga dan buah juga dapat dirangsang dengan pemangkasan dahan, cabang, ranting, dan daun. Pemangkasan selanjutnya adalah pemangkasan ranting buah yang dilakukan setelah panen dengan memotong bekas ranting buah yang telah dipanen dan menyisakan dua atau tiga mata tunas untuk memunculkan kembali ranting buah.



4. Pemangkasan Berat
Pemangkasan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi tanaman yang baru dipanen agar mampu memunculkan cabang-cabang baru yang lebih produktif. Pemangkasan ini dilakukan setelah panen dengan memangkas total dan hanya menyisakan batang utama dari beberapa
dahan. Pemangkasan berat dilakukan bersamaan dengan pemangkasan akar dan penggantian media tanam. Pemangkasan akar ini bertujuan untuk mengefisienkan penyerapan unsur hara, sehingga memudahkan pendistribusian unsur hara ke bagian tajuk tanaman.
d. Penjarangan Buah
Penjarangan buah mangga yang ditanam di dalam pot perlu dilakukan. Tujuannya agar dihasilkan buah berkualitas baik. Penjarangan juga berguna untuk mencegah ranting tidak mudah patah, terutama ketika buah mangga mulai tumbuh besar. Lakukan penjarangan ketika buah masih berukuran kecil. Petik buah yang pertumbuhannya kurang baik (abnormal, sakit, dan berukuran kecil). Sisakan 2—5 buah dalam satu tandan. Pilih buah yang pertumbuhannya baik, bebas hama penyakit, serta memiliki bentuk dan warna yang menarik. Gunakan gunting pangkas untuk menjarangkan buah.
e. Pembungkusan BuahPembungkusan buah dimaksudkan untuk mencegah serangan hama, seperti penggerak buah dan lalat buah. Selain itu, buah yang dibungkus akan berukuran lebih besar dan berpenampilan menarik. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah penjarangan buah. Buah sebaiknya disemprot dengan insektisida sebelum dibungkus untuk membasmi telur serangga yang menempel. Pembungkusan buah dilakukan dengan menyelubungi seluruh bagian buah. Bagian atas dan bawah pembungkus ditutup dengan cara distreples, diikat, ataupun dilem.



This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon