Bisnis Bertanam Pisang

A. Prospek Bisnis Bertanam Pisang

bisnis bertanam pisang
Bisnis Bertanam Pisang. Pisang merupakan salah satu komoditas tanaman buah dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia (40% dari produksi buah nasional). Pada tahun 2009, produksi pisang mencapai 6,3 juta ton. Jumlah tersebut memiliki selisih yang cukup besar jika dibandingkan dengan produksi jeruk dan mangga yang berkisar antara 2,1—2,2 juta ton. Tingginya jumlah produksi tersebut salah satunya didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai untuk bertanam pisang, lahan penanaman yang tersebar di seluruh Indonesia, dan karakteristik pisang yang dapat berbuah sepanjang tahun.
Daya dukung lingkungan, ketersediaan lahan, dan karakter unggul pisang menjadikan komoditas ini layak untuk dijadikan salah satu peluang agrobisnis. Terlebih, permintaan pasar domestik dan internasional pun semakin meningkat,
baik untuk konsumsi pangan maupun industri pengolahan pisang. Tidak hanya itu, karena masa produksi yang cukup singkat, agrobisnis pisang memberikan keuntungan yang cukup besar dalam waktu yang relatif singkat.

B. Persiapan Lahan Bertanam Pisang

  1. Pilih lokasi tanam sesuai dengan syarat tumbuh pisang seperti daerah beriklim tropis basah, lembap, dan panas dengan curah hujan optimum 1.520—3.800 mm/tahun. Pastikan tanah memiliki pH 5,5—7,5 dan bebas patogen layu fusarium.
  2. Bersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman musim sebelumnya.
  3. Cangkul atau bajak tanah untuk membalik dan memecah bongkahan tanah.
  4. Buat lubang di tengah bedengan dengan ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m, jarak antarlubang 2,5 m. Pisahkan tanah bagian atas di kanan dan tanah bagian bawah di kiri lubang.
  5. Campur tanah lapisan atas dengan pupuk kandang dua minggu sebelum tanam sebanyak 15—25 ton/ha. Biarkan lubang tanam terbuka selama 1—2 minggu lalu timbun kembali lubang tanam tersebut.
  6. Pasang ajir di tengah lubang yang telah ditimbun untuk menandai lubang tanam.

C. Penanaman Bibit Pisang

  1. Hitung jumlah bibit yang dibutuhkan. Jika jarak tanam yang digunakan 3 x 3 m, maka keperluan bibit untuk luas tanam satu hektare adalah 1.100 rumpun.
  2. Pilih varietas pisang yang akan ditanam.
  3. Pastikan bibit berasal dari penangkar yang terpercaya atau bisa juga membuat persemaian sendiri yang berasal dari anakan atau stek bonggol pisang.
  4. Tanam bibit di lahan (transplanting) hingga sebatas 5—10 cm di atas pangkal batang. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
  5. Lepaskan bibit dari polibag secara hati-hati. Jaga agar media tanam tidak lepas atau berhamburan karena bisa mengakibatkan akar tanaman terputus.
  6. Masukkan bibit ke dalam lubang tanam, lalu tekan tanah di sekitar bibit supaya bibit tetap tegak.
  7. Siram bibit segera setelah ditanam dengan menggunakan sprayer.
  8. Lakukan penyulaman terhadap bibit yang mati atau tumbuh abnormal satu minggu setelah penanaman.

D. Pemeliharaan Tanaman Pisang

  1. Sebulan setelah tanam, lakukan pemupukan I dengan memberikan pupuk anorganik yang terdiri atas urea 150 g, SP-36 100 g, dan KCl 200 g per tanaman.
  2. Lakukan pemupukan II, III, dan IV pada 4 bulan, 8 bulan, dan 10 bulan setelah tanam, masing-masing pohon diberi pupuk urea sebanyak 150 g, SP-36 200 g, dan KCl 50 g. Pupuk ditaburkan di sekeliling pohon, sejajar dengan lebar tajuk terluar tanaman, lalu tutup dengan tanah.
  3. Lakukan penyiangan untuk menghindari tumbuhnya gulma. Buat piringan yang bersih seluas tajuk tanaman di sekitar batang tanaman.
  4. Siram tanaman pada pagi dan sore hari, terutama pada saat musim kemarau.

E. Pemeliharaan Buah Pisang

  1. Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.
  2. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, bungkus tandan pisang dengan kantong plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, lalu lubangi dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantong menutupi 15—45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
  3. Sangga batang tanaman dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke tanah.

F. Panen dan Pascapanen Bertanam Pisang

  1. Panen pisang setelah berumur 80—100 hari sejak buah terbentuk dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Umumnya, pisang siap panen memiliki ciri-ciri daun bendera sudah mengering, buah tampak berisi dan tepi buah tidak bersudut, serta warna kulit buah hijau tua.
  2. Tebang batang pisang dengan cara menusuk batangnya atau membacok setengah bagian batang setinggi dua per tiga dari tinggi batang agar tandan pisang tidak menyentuh tanah.
  3. Potong tandan buah di sebelah atas buku tandan (30 cm dari pangkal sisir paling atas) menggunakan golok tajam.
  4. Simpan tandan pisang dengan posisi terbalik supaya getahnya tidak mengotori buah.

G. Kendala dan Solusi Bisnis Bertanam Pisang


No.
Kendala
Solusi
1. Tingginya serangan layu fusarium.
  1. Hindari penanaman pisang di lahan yang pernah terserang layu fusarium.
  2. Taburi dengan arang sekam untuk menghambat penyebaran cendawan.
  3. Gunakan bibit yang sehat.
  4. Musnahkan tanaman yang terserang.
2. Impor pisang meningkat karena permintaan ritel dan pasar modern yang menginginkan buah bermutu baik. Perbaiki mutu buah dengan melakukan proses budi daya, panen, dan pascapanen sesuai dengan prosedur standar.
3. Rendahnya mutu pisang Gunakan teknik pascapanen dan pemeraman yang baik.

E. Analisis Usaha Bisnis Bertanam Pisang

a. Asumsi

  1. Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas 5000 m².
  2. Jenis pisang yang dibudidayakan adalah pisang raja bulu. Masa produksi pisang raja bulu dari persiapan lahan hingga panen adalah 15 bulan.
  3. Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 3 x 3 m adalah 550 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% untuk bibit sulam. Bibit yang digunakan dibeli dari penangkar bibit terpercaya. Umumnya, bibit berasal dari perbanyakan bonggol pisang atau perbanyakan secara kultur jaringan. Penggunaan bibit anakan akan membuat pertumbuhan pisang menjadi tidak seragam.
  4. Rata-rata bobot tandan yang dihasilkan adalah 15 kg dan dijual dengan harga Rp5.000 per kg. Harga tersebut merupakan harga terendah di tingkat pekebun. Di lapangan, harga pisang kepok bisa lebih tinggi, terutama jika kualitas buah baik dan dijual di pasar modern.

b. Rincian Biaya

—Biaya Investasi


Komponen
Harga(Rp)
Jumlah
Satuan
Biaya
Hand sprayer
350.000
1
Buah
350.000
Cangkul
50.000
5
Buah
250.000
Sabit dan kored
95.000
5
Buah
475.000
Gembor
40.000
5
Buah
200.000
Garpu
50.000
5
Buah
250.000
Pembuatan sumur
2.000.000
1
Paket
2.000.000
Pompa air dan slang
1.000.000
1
Buah
1.000.000
Wheel barrow
200.000
4
Buah
800.000
Ember
25.000
8
Buah
200.000
Total Investasi
5.525.000

—Biaya Tetap per Periode

Komponen
Masa pakai (bulan)
Harga (Rp)
Perhitungan
Total Biaya (Rp)
Penyusutan hand sprayer
36
350.000
15/36 x Rp350.000
145.833
Penyusutan cangkul
48
250.000
15/48 x Rp250.000
78.125
Penyusutan sabitdan kored
48
475.000
15/48 x Rp475.000
148.438
Penyusutan gembor
48
200.000
15/48 x Rp200.000
62.500
Penyusutan garpu
48
250.000
15/48 x Rp250.000
78.125
Penyusutan sumur
180
2.000.000
15/180 xRp2.000.000
166.667
Penyusutan pompa air dan slang
96
1.000.000
15/96 xRp 1.000.000
156.250
Penyusutan wheel barrow
60
800.000
15/60 x Rp800.000
200.000
Penyusutan ember
36
200.000
15/36 x Rp250.000
83.333
Total biaya tetap
1.119.271

—Biaya Variabel per Periode


Komponen
Harga (Rp)
Jumlah
Satuan
Biaya (Rp)
Biaya Input
Bibit pisang
2.000
550
Bibit
1.100.000
Pupuk kandang
500
7.500
Kg
3.750.000
Urea
1.600
330
Kg
528.000
KCl
7.900
193
Kg
1.520.750
SP-36
2.200
385
Kg
847.000
Insektisida 75.000
2
Kg
150.000
Fungisida 75.000
2
Liter
150.000
Biaya Tenaga kerja
Persiapan lahan 35.000
30
HOK
1.050.000
Pembuatan lubang tanam
35.000
40
HOK
1.400.000
Penanaman bibit 35.000
15
HOK
525.000
Penyulaman 35.000
3
HOK
105.000
Pendangiran 35.000
8
HOK
825.000
Pengairan 35.000
10
HOK
1.050.000
Pemupukan 35.000
5
HOK
175.000
Penyiangan gulma 35.000
13
HOK
458.333
Pemberantasan HPT 35.000
8
HOK
280.000
Panen dan pascapanen 35.000
42
HOK
1.466.667
Total biaya variabel
15.380.750

—Total Biaya Operasional per Periode

Total biaya operasional = Total biaya tetap + Total biaya variabel
                                    = Rp1.119.271+ Rp15.380.750
                                    = Rp16.500.021

c. Pendapatan dan Keuntungan

—Pendapatan per Periode

Pendapatan = Jumlah hasil panen x harga per kg
                   = (550 tandan x 15 kg/tandan) x Rp5000/kg
                   = Rp41.250.000

—Keuntungan per Periode

Keuntungan = Pendapatan—Total biaya operasional
                   = Rp41.250.000— Rp16.500.021
                   = Rp24.749.979

d. Kelayakan Usaha

—R/C rasio

Rasio R/C   = Pendapatan : Total biaya operasional
                   = Rp44.000.000 : Rp16.500.021
                   = 2,50
R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,50 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,50.


EmoticonEmoticon