Apa Itu Pupuk Organik dan Kegunaannya?

A. Pengertian Pupuk Organik


apa itu pupuk organik
Apa Itu Pupuk Organik dan Kegunaannya? Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya didasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara aplikasi, bentuk, dan kandungan unsur haranya. Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua, yakni pupuk cair dan padat. Pupuk cair adalah larutan yang berisi satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah mampu memberikan hara sesuai kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberiannya dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman. Apa saja jenis pupuk organik dan kegunaannya?
Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan
mineral dan telah diubah melalui proses produksi di pabrik sehingga menjadi senyawa kimia yang mudah diserap tanaman.
Sementara itu, pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau mahluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini akan mengalami pembusukan oleh
mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur
dan mengandung unsur mikro. Jika dilihat dari bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua, yakni pupuk organik padat dan cair.

a. Pupuk Organik Padat

Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang berbentuk padat. Dari bahan asalnya, pupuk organik padat dibedakan lagi menjadi pupuk kandang, humus, kompos, dan pupuk hijau.

1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari kotoran ternak, baik kotoran padat maupun campuran sisa makanan dan air kencing ternak. Hampir semua kotoran hewan dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk kandang. Kotoran hewan seperti kambing, domba, sapi, dan ayam merupakan kotoran yang paling sering digunakan untuk dijadikan pupuk kandang.
Pupuk kandang tidak hanya membantu pertumbuhan, tetapi juga dapat membantu menetralkan racun logam berat di dalam tanah. Selain itu, pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, membantu penyerapan hara, dan mempertahankan suhu tanah. Pupuk kandang yang telah siap digunakan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya sudah tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum bisa digunakan. Para petani biasanya menggunakan pupuk kandang dengan cara disebar dan dibenamkan. Namun, penggunaan yang paling baik adalah dengan cara dibenamkan. Pasalnya, penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah dapat dikurangi.

2. Pupuk Hijau

Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang masih segar, lalu dibenamkan ke dalam tanah. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk pupuk hijau adalah daun, tangkai, dan batang yang masih muda. Umumnya, semua jenis tanaman bisa dijadikan sebagai pupuk hijau. Namun, jenis tanaman
yang paling bagus untuk pupuk hijau adalah jenis tanaman yang akarnya bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen (legum). Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan bahan organik tanah dan unsur hara, khususnya nitrogen.

3. Kompos

Kompos berasal dari sisa bahan organik, baik dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami dekomposisi atau fermentasi. Pada dasarnya, pupuk kandang dan pupuk hijau merupakan bagian dari kompos. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, pelepah pisang, gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Sementara itu, bahan dari hewan ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas.

4. Humus

Humus merupakan hasil dekomposisi tumbuhan berupa daun, akar, cabang, ranting, dan bahan secara alami. Proses dekomposisi ini dipengaruhi oleh cuaca di atas permukaan tanah dan dibantu oleh mikroorganisme tanah. Antara humus dengan pupuk hijau sebenarnya memiliki kemiripan. Perbedaannya hanya terletak pada prosesnya. Humus terbentuk secara alami dan sebagian besar terjadi di hutan. Sementara itu, pupuk hijau terbentuk dengan bantuan “campur tangan” manusia.

b. Pupuk Organik Cair

pupuk organik cair
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan juga mampu menyediakan hara secara cepat.
Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman.

B. Klasifikasi Pupuk Organik Cair

a. Pupuk Kandang Cair

Seperti halnya pupuk yang padat, pupuk kandang cair juga bisa berasal dari kotoran hewan. Namun, pupuk kandang cair berasal dari urine ternak. Berikut kandungan hara makro yang terdapat dalam beberapa jenis kotoran padat dan cair ternak.
Tabel 3. Kandungan hara makro kotoran padat dan cair beberapa
jenis ternak

Dari tabel 3 dapat diketahui perbandingan kandungan makro antara kotoran hewan yang berbentuk padat atau cair. Pada kotoran padat ternyata kandungan nitrogen dan kaliumnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah persentase di dalam kotoran cair.
Sebenarnya, pupuk kandang cair dapat digunakan bersamaan dengan kotoran padat atau pupuk hijau. Pemberian pupuk kandang cair paling baik diberikan pada tanaman yang sedang dalam masa vegetatif dan masa perkembangbiakan. Pasalnya, tanaman sedang banyak membutuhkan nutrisi pada masa perkembangbiakan.
Selain itu, penggunaan pupuk kandang cair sebaiknya tidak dilakukan sebelum tanaman ditanam. Alasannya, pupuk kandang cair mudah hilang menguap dan tercuci air
hujan.

b. Biogas

Gabungan dari fermentasi bahan organik cair dengan bahan organik padat dikenal dengan istilah biogas. Bahan baku pembuatannya berasal dari manusia, hewan, dan
tumbuhan. Pada dasarnya penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda, yaitu gas metana yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Selain itu, limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan sebagai residu bisa digunakan sebagai pupuk. Menurut sebuah penelitian, penggunaan limbah biogas secara rutin mampu meningkatkan produksi padi secara berkesinambungan. Lain halnya dengan pupuk kimia sintetis yang dapat menurunkan produksi apabila digunakan secara terus-menerus.
Biogas sendiri sudah bisa dipastikan takaran pemakaiannya. Berdasarkan perhitungan ekonomi dari pemakaian biogas membuktikan penggunaan 30 kg dapat membantu menghasilkan produksi padi sebanyak 4.4 ton per hektare.

c. Pupuk Cair Limbah Organik

Pada dasarnya, limbah cair dari bahan organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung unsur hara, khususnya NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah.
Dari sebuah penelitian di Cina menunjukkan penggunaan limbah cair organik mampu meningkatkan produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan bahan organik lainnya. Rata-rata hasil tanaman yang menggunakan pupuk limbah cair organik meningkat 11% dibandingkan dengan pupuk organik lain. Bahkan di Cina, penggunaan pupuk kimia sintetik untuk pupuk dasar mulai “tergeser” dengan keunggulan pupuk cair organik.
Sebelum melakukan penanaman, petani di Cina mencampurkan limbah organik cair dengan tanah di areal persawahan dengan dosis 23 ton/hektare setiap tiga hari. Sementara itu, penggunaan pupuk kimia hanya sebagai pupuk lanjutan yang pengaplikasiannya dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Perbandingan ini mampu memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan hasil.

d. Pupuk Cair Limbah Manusia

Pupuk cair dari kotoran manusia sebenarnya merupakan campuran antara kotoran manusia dan cairan yang keluar bersamaan dengan kotoran manusia. Kotoran manusia merupakan komponen utama dari limbah cair organik rumah tangga. Kandungan haranya berbeda-beda tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsinya. Di negara Asia Timur seperti Cina, Taiwan, Korea, dan Jepang, pemanfaatan kotoran manusia sebagai pupuk organik telah lama dikembangkan secara tradisional. Bahkan di Cina, telah ada cara khusus untuk mengumpulkan kotoran manusia. Untuk memanfaatkan kotoran manusia menjadi pupuk dilakukan dengan teknik pengolahan yang sederhana tanpa melalui biogas.
Caranya, kotoran manusia yang akan dibuat kompos dikumpulkan serta dicampur dengan jerami dan sampah organik lainnya. Setelah itu, bahan-bahan tersebut ditimbun beberapa minggu agar terjadi fermentasi. Komposisi kotoran manusia tersusun atas air (66—80%), senyawa organik ( 88—97%), nitrogen (5—7%), fosfor (3—5,4%), kalium (1—2,5%), karbon (40—55%), kalsium (4—5%), dan C/N rasio (5—10).

e. Effective Microorganism (EM)

Banyak ahli yang berpendapat bahwa Effective Microorganism (EM) bukan digolongkan ke dalam pupuk, EM merupakan bahan yang membantu mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik, serta menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Karena itu, penggunaan EM bermanfaat untuk membuat tanaman menjadi lebih subur, sehat, dan relatif tahan terhadap serangan hama penyakit. Berikut beberapa manfaat EM bagi tanaman dan tanah.
  1. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman di dalam tanah.
  2. Membantu meningkatkan kapasitas fotosintetis tanaman.
  3. Membantu penyerapan dan penyaluran unsur hara dari akar ke daun.
  4. Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai pupuk.
  5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya secara genetika bersifat asli, bukan rekayasa. Umumnya, EM dapat dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat. Ada pun cara pembuatan EM sebagai berikut.

Bahan Membuat Pupuk Organik EM

  • 2 liter susu sapi atau susu kambing murni
  • ½ kg terasi (terbuat dari kepala atau kulit udang atau kepala ikan)
  • 1 kg gula pasir
  • 1 kg bekatul
  • 1 buah nanas
  • 10 liter air bersih
  • Usus ayam atau usus kambing secukupnya Alat
  • Panci
  • Kompor
  • Blender atau parutan untuk menghaluskan nanas.

Cara Pembuatan Pupuk Organik EM

  • Haluskan buah nanas dengan blender. Setelah itu, campurkan terasi, bekatul, gula pasir, dan air bersih di dalam panci. Masak hingga mendidih, lalu dinginkan.
  • Tambahkan susu, usus ayam, kambing, atau sapi. Aduk hingga tercampur merata.
  • Tutup rapat-rapat campuran tersebut selama 12 jam atau satu hari. Bila sudah siap jadi akan menjadi kental atau lengket.
  • Jangan gunakan susu yang telah basi karena kemampuan bakteri di dalamnya sudah berkurang. Nanas bermanfaat untuk menghilangkan bau dari hasil proses bakteri.
  • Ciri-ciri keberhasilan pembuatan EM apabila muncul gelembung-gelembung di permukaan bahan.
Demikian penjelasan mengenai  Apa Itu Pupuk Organik dan Kegunaannya. Silakan baca juga artikel lainnya Cara Membuat Pupuk Organik Cair.


EmoticonEmoticon